08

4.2K 435 13
                                    

Taehyung menjaga Eumji telaten. Semua permintaan Eumji pasti Taehyung kabulkan. Taehyung merasa nyaman dengan pekerjaan barunya, entah ia hanya ingin bekerja lebih lama disini.

Sekarang keadaan mereka sedang berada di ruang tamu. Eumji menidurkan kepalanya di paha kanan Taehyung, menghadap ke layar telivisi yang sedang menyala menampilkan series animasi kesukaan Eumji━Phineas and Ferb.

Taehyung tidak ikut menonton malah perhatiannya tertuju hanya ke Eumji. Sesekali tangannya mengusap surai Eumji dan menyeliapkan ujung poni Eumji ke telinga sembari bersandung pelan.

Namun kegiatan Taehyung terganggu saat suara dering ponselnya memecah keheningan tersebut. Dengan cekatan Taehyung mengangkat ponselnya dan belum melihat siapa nama penelepon itu.

"Halo?"

"Syukurlah kau mengangkatnya, aku minta tolong Tae."

Taehyung menjauhkan sedikit ponsel dari telinganya dan tertera nama Jimin disana. Taehyung menaikkan satu alisnya bingung, Ada apa gerangan Jimin menelfonnya?

"Yak! Kim Taehyung! Kau dengar aku tidak?!"

Taehyung berdecak kesal karena teriakan Jimin dari sebrang sana. Teman bantetnya ini suka sekali berteriak untung ponselnya tidak sedang menempel di telinganya.

Taehyung mendekatkan ponselnya lagi dengan decakan samar, "Iyaiya! Aku dengar, aku tidak bolot sepertimu bantet!"

"Y-yak! Sudahlah lupakan aku sedang malas berdebat denganmu, tujuanku menelfonmu minta tolong untuk mengatar berkas milik Jungkook ke kantornya. Emergency!"

"A-apa? T-tapi..."

"Aku tidak ingin dengar kata penolakan dari mulutmu Kim! Cepat bawa berkasnya kesini dan aku sudah meminta ijin ke Jungkook. Dia memperbolehkanmu masuk ke dalam ruang kerjanya."

Taehyung menghembuskan nafas dalamnya sembari mengangguk lesu walau Jimin tidak dapat melihatnya, "Yayaya, berkasnya warna apa dan kirimkan alamat kantor Tuan Jeon ya, Jim. BYE!"

Tanpa mendegar ocehan Jimin yang membuat kupingnya pedih Taehyung segera memutuskan panggilan sepihak.

Pipi Taehyung menggembung lucu dengan kedua alisnya menekuk menyatu—ia kesal bukan main-main, tidak bercanda ini. Ia menggeleng sebentar menetralkan air mukanya lalu menunduk ke bawah menatap Eumji yang tertidur di pangkuannya, sedikit tidak tega membangunkan Eumji tapi ia harus membangunkannya karena Jimin si manusia bantet pesuruh!

Taehyung menepuk pelan pipi Eumji membuat empunya mengerang dan berusaha menepis tangan lentik Taehyung.

Taehyung menahan rasa gemasnya tapi ia tidak berhenti membangunkan Eumji. Beberapa menit anak itu mulai membuka kedua matanya dan langsung bangkit, menaruh kepalanya ke dada Taehyung diiringi rengekan manja.

"Huwee~~ Aku masih mengantuk Taetae Eonnie."

"Ssst, Eumji mau ketemu Papamu tidak?"

"Papa? Mau! Mau!"

Eumji mendongak dengan kedua mata berbinar dan menggoyangkan tubuhnya ke kanan-kiri dengan semangat.

Eumji beranjak turun dari sofanya dan menarik-narik tangan Taehyung, "Ayo! Ayo Taetae Eonnie! Eumji ingin bertemu papa!"

Taehyung terkekeh gemas dan ikut beranjak lalu menuntun Eumji menuju ruang kerja Tuan Jeon terlebih dulu. Eumji tidak banyak tanya dan mengikuti Taehyung.

.
.

Taehyung diantar oleh supir keluarga Jeon dengan Eumji yang duduk anteng di pangkuannya sembari menelusupkan wajahnya di leher dalam Taehyung.

Eumji manja sekali dan tidak ingin seolah lepas dari Taehyung barang sedetik saja, walaupun tadi ia sempat jingkrak-jingkrak senang karena bertemu papanya tapi anak itu tetap saja manja ke dirinya.

45 menit berlalu, mobil sedan hitam sudah berhenti di depan sebuah gedung tinggi. Taehyung tersentak saat pintu mobilnya di buka oleh salah  pengawal yang berdiri di depan pintu perusahaan tadi.

Taehyung melindungi kepala Eumji supaya tidak terpentok bagian atas pintu mobil lalu tersenyum sekilas ke pengawal yang membantu membukakan pintu tadi.

Eumji ketiduran di gendongan Taehyung omong-omong.

Taehyung melangkah masuk ke dalam perusahaan milik Jungkook, terpana karena interior dan kemegahan designnya. Terus melangkah smapai menuju resepsionis yang berada di tengah-tengah.

Saat Taehyung sudah berdiri di depan ruangan resepsionis, seorang wanita muda membungkuk sopan menyambutnya.

"Eum, permisi. Ruangan Ji—ani maksudku Tuan Park Jimin ada dimana ya?" tanya Taehyung ke resepsionis wanita itu.

Resepsionis wanita itu tertekuk jenaka karena nada bicara Taehyung yang terlihat menggemaskan.

"Apa Tuan sudah membuat janji?"

Nah ini dia, Taehyung pun bingung. Jimin hanya menyuruhnya saja dan tidak bicara soal janji-janjian, pasti si bantet itu tidak bilang bagian resepsionisnya.

Baru saja Taehyung ingin menjawab suara sapaan Jimin menusuk telinganya, "Tae! Akhrinya kau datang!"

Jimin menaikkan beberapa oktaf suaranya membuat Eumji menggeliat karena terganggu dengan suara bising. Taehyung mendelik kesal dan melotot garang ke Jimin membuat empunya menutup rapat mulutnya.

Jimin meringis dan mengalihkan padangannya ke mencari berkas yang harusnya dibawa oleh Taehyung.

"Mana berkasnya?"

"Ada di tasku, kau tidak bisa lihat apa?! Untung saja tadi aku membawa tas slempangan dan berkas ini muat masuk ke dalam tas milikku." sungut Taehyung judes dengan suara pelan supaya Eumji tidak terganggu.

Jimin mendengus jengah sedangkan wanita resepsionis yang mendegar perdebatan mereka hanya menahan tawanya karena ada saja orang yang berani memarahi Tuan Park, pikirnya.

"Yasudah ayo ikut aku, kita ke ruangan Tuan Jeon. Dia sudah menunggumu sejak tadi." suruh Jimin sembari melangkah duluan meninggalkan Taehyung yang sempat tersipu malu.

Taehyung mengekori Jimin jarak beberapa meter dibelakang. Taehyung menunduk berusaha mengabaikan banyak pasang yang melihat ke arahnya dengan berbagai macam pandangan dan Jimin tidak menyadari sahabatnya sedang dipandang menusuk oleh beberapa pegawai disini.

Si bantet itu sedang asik membalas pesan dari istri kesayangannya si kucing garong, Park Yoongi.

Sementara disisi lain, resepsionis itu terus memandang tanpa berkedip punggung ramping  Taehyung yang perlahan menjauh. Seketika senyumannya mengembang dan bertepuk tangan kecil,
"Sepertinya Tuan Jeon memiliki gebetan baru. Itu berita bagus! Aku lebih suka melihat pria cantik tadi dibanding wanita kejandenan yang sering menggangu Tuan Jeon, huhuhu~~ aku akan mendukung penuh mereka berdua!" gumamnya riang sembari membayangkan jika Tuan Jeon bersikap romantis kepada pria cantik tadi.

Mari kita abaikan resepsionis wanita bername tag Lalisa Manoban yang sedang berhalu di jam kerjanya dan see u next chapter!






Hanya beberapa bagian yang di revisi.

My Cute Babysitter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang