09

4.2K 391 15
                                    



Revisi total, happy reading ♡
















Taehyung belum pernah menginjakkan kaki di perusahaan manapun. Bisa dibilang ini pertamanya kalinya, katakanlah Taehyung lebay tapi ini adalah kenyataan. Selama 27 tahun hidupnya, ia jarang merasakan kebahagiaan.

Kebahagiaan yang dulu sempat datang ke hidup Taehyung direnggut paksa oleh sang pencipta. Ia kalut saat kehilangan semuanya, namun percuma menjadi orang gila atau memaki sang pencipta karena semua tidak akan kembali seperti semula.

Jimin adalah teman terbaik. Satu-satunya teman yang paling bertahan dan selalu ada untuknya dikala senang atau sedih.

Sedangkan Seokjin adalah saudara tirinya. Walau ia dan Seokjin saudara tiri tetapi Seokjin selalu melindunginya bahkan memperhatikannya, apalagi di saat kejadian tragis 6 tahun lalu.

Kejadian tragis yang merenggut semuanya. Terutama calon anaknya. Ia kehilangan mutiara berharga itu.















Mereka bertiga menaiki lift menuju lantai tiga puluh dua━tempat ruangan CEO yang tak lain Jeon Jungkook.

Taehyung deg-degan karena kejadian semalam antara dirinya dan Jungkook terputar kembali di ingatannya, sangat jelas. Taehyung harus bersikap bagaimana di depan Jungkook?

Tidak...Tidak jangan katakan ia harus jungkir balik dulu. Ini bukan lawakan.

Mereka bertiga memasuki lift khusus. Saat masuk lift Jimin menyimpan ponsel karena sudah selesai berchat ria dengan induk kucing kesayangannya.

Yang Jimin lakukan sekarang hanya diam bahkan belum membuka topik obrolan dengan Taehyung. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya, santai.

Jimin tidak suka keheningan. Ia melirik ke Taehyung yang sibuk melamun, terlihat jelas dari dahi Taehyung yang merengut.

"Tae, apa kau senang menjadi babysitter Eumji?" tanya Jimin random.

"Huh?"

Pertanyaan Jimin menyadarkan Taehyung, jadi ia tidak memahami jelas pertanyaan Jimin.

Jimin menghembuskan nafasnya lelah,
"Apa kau senang menjadi babysitter Eumji? Aku menanyakan tadi."

Taehyung berdengung samar dengan anggukan pelan kemudian atensi teralihkan, ia menunduk untuk menatap wajah damai Eumji. Air mata mulai menggenang di peluk matanya━sedih karena ia sangat merindukan anaknya.

Jimin cemas. Ia mempersempit jarak diantara mereka lalu mengusap punggung rapuh Taehyung. Jimin memang tidak merasakannya, namun ia tau jelas keadaan Taehyung 6 tahun lalu.

Taehyung rapuh bagai gelas kaca yang mudah pecah namun ia beruha tegar walau saat ia pecah berkeping-keping.

"S-saat a-aku m-melihat Eumji, aku merindukan kehadiran anakku Jim. Walau malaikat kecilku belum lahir ke dunia namun aku tetap merasakan kehadirannya disini."
suara Taehyung tercekat di akhir ucapannya bertepatan dengan lift yang berhenti di lantai tiga puluh dua.

Mereka keluar dari lift dulu lalu berdiri dan tidak ingin lanjut melangkah. Pertahanan Taehyung runtuh dan ia menangis━tangisannya membuat Eumji terbangun dari tidurnya.

My Cute Babysitter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang