9. Kecapekan

1.5K 169 50
                                    

9. Kecapekan

Jongin di kehamilannya yang ke 7 bulan ini sedikit terjadi insiden yang membuat jongin akhirnya harus bed rest. Jongin tiba-tiba keram perut dan langsung dilarikan kerumah sakit saat itu juga. Sehun yang kebetulan ada dirumah dengan sigap melarikan jongin kerumah sakit.

Jongin kelelahan dan bayi mereka protes hingga akhirnya mau tidak mau jongin harus benar-benar bed rest satu minggu penuh. Ibu dan ayah jongin langsung datang dan menemani jongin saat sehun harus bertugas.

Yah jongin kembali jadi kesayangan orang tua nya lagi. Satu minggu berlalu begitu saja. Jongin benar-benar dikurung di dalam kamar selama satu minggu penuh. Pagi ini perdana jongin duduk di teras rumahnya ditemani ibunya yang setia menemani jongin.

"Tidak ingin masuk saja?" Tanya ibu jongin yang duduk disamping jongin yang sedang menunggu tukang sayur yang seharusnya sudah datang.

"Ibu, aku sudah lebih baik dan ini sudah satu minggu"

"Tapi jongin kamu masih harus banyak istirahat"

"Aku harus menghirup udara luar juga"

"Yah, terserah padamu saja. Jika bayi kalian ngambek lagi mama tidak tahu"

"Ih nenek jahat bilang si adek hobi ngambek" Ucap jongin sebelum tertawa geli.

"Uhh cucu nenek jangan suka ngambek ya" Kata ibu sambil mengusap perut jongin.

"Iya nenek" Ucap jongin dengan suara yang menirukan anak kecil.

"Asik sekali sih, sudah sarapan?" Tanya ayah jongin yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah sambil membawa satu cangkir kopi yang terlihat mengepulkan uap panas.

"Oh ayah buat sendiri kopinya?" Tanya mama jongin dengan nada terkejut.

"Iyalah jago kan ayah?" Ucap ayah jongin dengan nada sok jagonya.

"Pasti sehun bantu ayah. Iya kan?" Goda jongin.

"Yah sedikit" Jawab ayah sebelum tertawa.

"Yank, aku berangkat ya. Kamu baik-baik dirumah ya" Sehun muncul sambil membawa tasnya dan berjalan mendekat kearah jongin dan mertuanya.

"Lho sehun sudah sarapan?" Tanya jongin pada sehun.

"sudah, tadi ibu masak untuk kita semua kan?" tanya sehun sambil mengusap kepala jongin pelan.

"bisa makan?"

"tentu saja bisa, harus bisa"

"yakin?"

"iya, aku berangkat dulu ya" sehun mendekat kearah jongin dan memeluknya pelan.

"hati-hati di jalan ya?" jongin balas memeluk sehun dan mendapat usapan di punggungnya.

"iya, ibu, ayah titip jongin sebentar ya"

"iya sehun hati-hati di jalan ya" ucap ibu jongin dengan senyuman sedang ayah jongin hanya mengangguk pelan.

mertuanya itu memang sedikit dingin padanya sejak jongin setuju untuk menjadi istrinya. Yah sehun sangat paham karena ayah begitu mencintai si manis jongin hingga tidak rela jongin dimiliki orang lain.

Mungkin sehun kelak juga akan begitu jika anaknya akan dibawa pergi atau dinikahi seseorang. Ah membayangkan itu membuat sehun sedih sekali.

Padahal jika dipikirkan sekarang bahkan bayinya belum lahir tapi membayangkannya membuat sehun sedih.

Sehun memakai helm nya dan melambaikan tangannya pada jongin kemudian keluar dari gerbang rumah mereka dengan motornya. Jongin melihat sehun pergi juga melambaikan tangannya sambil tersenyum.

"Ayah, berhenti terlihat kesal pada sehun" Ucap Ibu membuat jongin menoleh dan memperhatikan ayahnya.

"Kenapa? Kenapa ayah kesal?" Tanya jongin yang penasaran juga dengan alasan ayahnya yang memang terlihat kesal setiap melihat sehun.

"Ayah, padahal sehun sudah berusaha keras membuatku bahagia dan mendapat pengakuan dari ayah lho" Ucap jongin dengan nada sedihnya.

"Tidak seperti itu jongin, hanya saja ayah masih tidak bisa rela dengan pernikahan kalian. Apalagi setelah menikah sehun membawamu pergi" Ucap ayah membuat jongin semakin cemberut saja.

"Ayah sehun bekerja disini. Mengabdikan dirinya disini jadi aku harus ikut kesini juga bersamanya. Jangan kesal pada sehun ayah. Berhenti kesal padanya"

"Ayah coba" Ucap ayah jongin sambil menghela nafasnya panjang.

"Terima kasih ayah" Jongin memeluk ayahnya erat.

"Lagipula ayah kesal juga tidak ada gunanya. Jongin dan sehun sudah menikah" Gerutu ibu sambil bangkit dari duduknya.

"Sekarang ibu yang cemburu?" Tanya ayah sambil menahan tawanya dan melihat kearah sangat istri.

"Tidak. Ayah tidak lihat tukang sayurnya sudah datang?" Sahut ibu lengkap dengan nada kesal dan berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju kearah tukang sayur yang baru saja berhenti di depan rumah jongin.

"Ibu memang sedang kesal ayah" Ucap jongin sebelum tertawa bersama ayahnya yang juga tertawa melihat tingkah istrinya itu.

"Biarkan saja ibu kesal. Ibu yang kesal adalah favoritnya ayah" Ucap ayah membuat tawa jongin semakin keras.

"Jangan kesakitan lagi jongin. Ayah tidak bisa jika kamu sakit. Mengerti?"

"Iya ayah. Aku akan baik-baik saja setelah ini. Ayah jangan khawatir lagi padaku. Aku akan sehat untuk ayah dan juga sehun"

"Iya, sehun terlihat tidak tenang akhir-akhir ini karenamu" Ucap ayah sambil memeluk jongin lagi dan jongin hanya bisa tertawa.

Ayah memang sedikit dingin pada sehun saat sehun ada di sekitarnya, tapi ayah juga perhatian dan memperhatikan sehun. Ayah hanya gengsi saja jika mengakui kalau ayah juga menyayangi sehun. Dasar ayah.

Tbc

Wayoloh!!!! Aing rencana mau up pagi ini tapi tetiba sebok banget jadi ya wis aing up jam segini. Yang penting kan up. Iye kan? 🤣🤣🤣

Maap ye ehehehe 😅😅😅😅

Yuk komen yuuk 🤣🤣🤣

SEKAI DAILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang