Diundang

69 19 1
                                    

Swara membukakan pintu dan ternyata itu bukan keluarga Vansh dan Vansh melainkan Abhi dan Pragya Kebahagiaan Swara hilang seketika dan dia sedih tapi Swara hanya berusaha menyembunyikannya.

"Swara apa Ibumu ada dirumah?"tanya Pragya.

"Iya Bibi. Ibu ada di rumah. Bibi Paman silahkan masuk," kata Swara. Mereka lalu masuk ke dalam rumah.

"Siapa yang datang Swara?"tanya Neha.

"Teman lama Ibu dan suaminya," kata Swara.

Neha memeluk Pragya sebentar lalu menyuruh Pragya dan Abhi untuk duduk. Sedangkan Swara pergi ke dapur untuk membuatkan teh.

"Ragini kau bantu Swara membuat teh dan aku masih ada pekerjaan jadi aku ke kamarku dulu," kata Laks.

"Iya Laks," kata Ragini.

Ragini lalu menghampiri Swara yang sedang ada di dapur. Ragini melihat Swara yang sedih dan hampir saja dia memasukkan garam bukannya gula ke dalam teh. Tapi Ragini menahan tahan Swara dan membuat Swara melihat ke arahnya.

"Ada apa denganmu Swara?"tanya Ragini.

"Aku baik-baik saja Kak. Tapi kenapa Kakak menahan tanganku padahal aku hanya ingin memasukkan gula ke dalam teh," kata Swara.

"Lebih baik kau cicipi saja apa yang kau ambil itu," kata Ragini dan Swara hanya menuruti perkataannya.

"Gula kok rasanya asin sih seharusnya manis kan," kata Swara.

"Swara itu bukan gula yang kau ambil melainkan garam. Biar Kakak saja yang membuat tehnya," kata Ragini.

"Baiklah Kak," kata Swara.

"Swara siapa yang datang?"tanya Ragini.

"Bibi Pragya dan Paman Abhi," kata Swara.

"Tapi aku rasa selama aku disini aku belum pernah mendengar nama mereka," kata Ragini.

"Tentu saja Kak. Bibi Pragya itu temannya Ibu dan mereka sudah lama tak bertemu jadi karena itu Kakak tidak tau mereka," kata Swara.

"Oh. Swara tapi kenapa kau terlihat sedih padahal tadi kau itu terlihat sangat bahagia dan seperti sedang menunggu kedatangan seseorang? Apa semuanya baik-baik saja, apalagi tadi kau hampir memasukkan garam ke dalam teh?"tanya Ragini.

"Sebenarnya tadi pagi Vansh mengabariku dan dia bilang kalau dia akan datang bersama dengan keluarganya ke rumah ini untuk membicarakan hubunganku dengannya. Tapi sepertinya Vansh dan keluarganya tidak akan datang kemari," kata Swara.

"Mungkin mereka sedang ada urusan lain, jadi mereka tak bisa datang kemari malam ini,"kata Ragini.

"Kakak benar juga. Seharusnya aku harus berpikir positif karena besok mereka kan bisa kemari," kata Swara bahagia karena dia merasa kalau yang dikatakan Ragini ada benarnya.

"Sekarang kau bawa teh ini untuk Bibi Pragya dan Paman Abhi.  Aku akan membuatkan kopi untuk Laks," kata Ragini memberikan nampan pada Swara.

"Baik Kak," kata Swara lalu pergi ke ruang tamu. Swara lalu memberikan teh itu pada mereka.

"Swara kau ikutlah duduk bersama kami," kata Pragya. Swara melihat ke arah Ibunya dan dia mengangguk. Itu artinya dia mengizinkan Swara untuk duduk lalu Swara duduk.

"Wahh Swara kau itu terlihat sangat cantik dengan memakai kain saree itu. Apa kau sudah mempunyai calon suami atau kekasih karena Bibi merasa kalau siapapun yang mendapatkan pasti dia akan sangat beruntung," kata Pragya.

"Terima kasih Bibi atas pujiannya tapi menurutku Bibi sudah terlalu berlebihan memujiku," kata Swara.

"Tidak papa Swara karena Pragya hanya memujimu saja. Pragya, Swara itu masih kuliah dan dia belum memiliki kekasih ataupun calon suami," kata Neha.

"Benarkah itu Swara?"tanya Pragya dan Swara hanya mengangguk.

"Pragya katakan sekarang apa maksud dan tujuan kita datang kemari," kata Abhi.

"Sebenarnya maksud kedatanganku kemari. Aku ingin mengundangmu dan juga keluargamu untuk datang ke pernikahan putriku Meera besok. Maaf karena aku baru sempat memberitahumu sekarang karena aku sangat sibuk menyiapkan pernikahan sampai-sampai aku hampir lupa mengundangmu," kata Pragya lalu memberikan kartu undangan dan Neha menerimanya.

"Tidak papa Pragya aku paham. Aku besok akan datang ke pernikahan putrimu dengan keluargaku," kata Neha.

"Terima kasih Neha karena kau mau datang besok," kata Pragya.

"Bibi apa Meera benar-benar akan menikah besok tapi kenapa dia tidak memberitahu ku?"tanya Swara karena Meera adalah teman Swara dulu.

"Mungkin dia lupa Swara. Jadi aku harap kau bisa datang karena dia pasti akan sangat bahagia melihatmu datang," kata Pragya.

"Tentu saja kami semua akan datang Pragya. Oh iya Pragya, bagaimana kabar putramu?" kata Neha.

"Kabar putraku Sanskar baik tapi sekarang dia sudah bercerai dengan istrinya. Selama 7 tahun ini dia masih belum menemukan penggantinya," kata Pragya sedih

"Aku benar-benar tidak tau tentang itu dan maaf jika membuatmu sedih," kata Neha.

"Tidak papa Neha. Yaudah kami pamit dulu karena masih ada urusan lain," kata Pragya.

"Iya Pragya," kata Neha.

Pragya dan Abhi lalu pergi dari sana. Sedangkan Neha dan Swara kembali ke kamar mereka masing-masing. Swara sampai di kamarnya lalu dia menelpon Vansh tapi Vansh tak mengangkatnya.

"Ayolah Vansh angkatlah telepon dariku," kata Swara tapi Vansh tidak mengangkatnya walaupun dia sudah beberapa kali menelponnya. Swara akhirnya memutuskan untuk menelponnya besok.

Disisi lain terlihat Vansh yang sedang ada di rumah temannya. Vansh merokok dan juga meminum-minuman. Temannya sangat heran melihat sikap Vansh yang tidak seperti biasanya.

"Vansh sudah hentikan, kau itu merokok dan juga meminum- minuman di rumahku. Tolong jangan lakukan itu karena aku tidak mau sampai orang tuaku sampai tau," kata temannya Vansh yang bernama Ayush.

"Aku itu sedang ada masalah dan biarkan aku melakukan apa yang ku inginkan karena hanya dengan ini aku bisa tenang untuk sekarang," kata Vansh.

"Baiklah Vansh karena aku tak mungkin bisa mencegahmu. Tapi sampai kapan kau akan tinggal dirumahku," kata Ayush.

"Entahlah, tapi aku ingin kau jangan memberitahu keluargaku karena jika kau melakukan itu aku akan mengakhiri pertemanan kita. Sekarang apa kau bisa pergi dari kamar ini karena aku ingin sendiri," kata Vansh.

"Baiklah,"kata Ayush lalu pergi.

"Aku hanya mencintaimu Swara dan perasaanku padamu tak akan berubah sampai kapanpun. Lebih baik aku kehilangan semuanya daripada aku harus kehilangan dirimu karena aku sangat mencintaimu," kata Vansh.

Akhirnya Pragya dan Abhi sampai dirumah. Mereka lalu turun dari mobil, Pragya kemudian melihat ke arah Abhi.

"Aku ingin menjodohkan Sanskar dengan Swara, apa kau setuju Abhi," kata Pragya.

"Berhentilah menjodoh-jodohkan Sanskar Pragya. Kau itu sudah mencobanya dan Sanskar selalu menolak wanita yang ingin kau jodohkan dengannya. Lebih baik biarkan dia yang memilih siapa wanita yang ingin dia nikahi sendiri," kata Abhi.

"Tapi sampai kapan Abhi, aku tak tega melihat Sanskar seperti ini terus menerus," kata Pragya.

"Aku juga tidak tau, tapi jangan paksa dia untuk segera menikah karena itu hanya akan menyakitinya saja. Biarkan dia menikah lagi sesuai dengan keinginannya," kata Abhi.

"Baiklah," kata Pragya.

Mereka lalu masuk ke dalam rumah. Sedangkan Sanskar ada di kamarnya dan dia terus mengingat pertemuannya tadi dengan Anika. Hal itu membuat Sanskar mengingat semua masa lalunya dengan Anika. Sanskar segera pergi ke ruang kerjanya lalu dia mengambil rokok yang dia taruh dilaci meja kerjanya. Sanskar bukan orang yang suka meminum-minuman untuk sedikit meredakan apa yang dia pikirkan atau masalah yang dia hadapi tapi dia lebih memilih untuk merokok. Sanskar merokok diruang kerjanya agar tidak ada yang tau kalau dia sedang merokok karena tak ada seorang pun yang berani masuk ke ruang kerjanya itu.

"Kenapa aku terus memikirkan Anika saat dia sama sekali tak peduli denganku ataupun memikirkan tentang diriku. Sanskar jangan pikirkan dia lagi karena dia itu hanya masa lalumu," kata Sanskar.

Tumse Pyaar Ho GayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang