Percaya

26 1 0
                                    

Keesokan harinya, Swara bangun dan dia melihat Sanskar yang tidur disampingnya. Swara lalu menatap Sanskar dan Swara mengingat kejadian tadi malam.

"Tapi melihat sikapmu padaku, aku rasa kau sudah tak mencintai Anika melainkan kau memang sudah mencintaiku. Tapi tadi malam kau dimana Sanskar dan kenapa kau bisa bersama dengan Anika dan putranya. Kau juga lebih memilih bersama mereka tanpa memikirkan diriku yang khawatir padamu," batin Swara bingung tentang perasaan Sanskar yang sebenarnya.

Sanskar terbangun dan dia melihat Swara yang sedang menatapnya. Swara yang menyadari itu segera memalingkan pandangannya lalu membenarkan posisinya menjadi duduk. Sanskar lalu juga membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Swara kenapa kau berhenti menatapku saat kau melihatku bangun?"tanya Sanskar.

"Tidak papa Sanskar," kata Swara.

"Swara maafkan aku karena tadi malam kau menungguku sampai kau ketiduran," kata Sanskar memegang tangan Swara dan membuat Swara melihat ke arahnya.

"Aku sudah memaafkanmu Sanskar tapi tolong jangan ulangi lagi," kata Swara lalu melepaskan pegangan Sanskar dan hal itu membuat Sanskar sadar kalau pasti Swara tau alasannya kenapa dia terlambat pulang.

"Swara kau cemburu dengan Anika?"tanya Sanskar.

"Bukan cemburu Sanskar tapi aku mengkhawatirkanmu dan aku takut kau kenapa-kenapa. Ponselmu saja tak bisa dihubungi tapi ternyata kau sedang bersama dengan Anika. Setidaknya kau jujurlah padaku Sanskar jadi aku tadi malam tak menunggumu lama," kata Swara.

"Maaf Swara karena aku sudah membuatmu khawatir dan aku janji tak akan mengulangi itu lagi. Aku akan menjelaskan kenapa aku bisa bersama dengan Anika dan Ankit," kata Sanskar lalu menjelaskan semuanya.

"Sanskar kenapa aku merasa kau masih mencintai Anika, apalagi dengan sikapmu padanya?"tanya Swara.

"Swara percayalah padaku kalau Anika itu hanya masa lalu ku dan tak lebih dari itu. Aku membantunya hanya karena Ankit yang memintanya dan rasa kemanusiaan karena Ankit dan Anika hanya mengenal keluargaku. Apalagi rumah peninggalan orang tuanya sudah dia jual jadi mereka tak mempunyai tempat tinggal selain rumah Shivaay. Jadi aku membawanya ke rumah ini dan aku harap kau tak keberatan dengan itu Swara," kata Sanskar meyakinkan Swara.

"Aku percaya denganmu Sanskar dan aku sama sekali tidak keberatan mereka tinggal disini jika Ayah dan Ibu mengizinkan mereka," kata Swara yang percaya pada Sanskar walaupun masih ada sedikit keraguan. Swara juga tahu betapa sulitnya melupakan cinta pertama karena dia juga merasakannya.

"Terima kasih banyak Swara," kata Sanskar bahagia karena Swara percaya padanya.

"Iya Sanskar," kata Swara.

"Swara sekarang tersenyumlah," kata Sanskar lalu Swara tersenyum

"Swara bolehkah aku mencium tanganmu," kata Sanskar.

"Tentu saja Sanskar. Bukankah aku sudah bilang kalau aku sudah menerimamu sepenuhnya jadi kau berhak atas diriku," kata Swara.

"Iya Swara. Tapi aku hanya tak ingin membuatmu tidak nyaman jika aku langsung melakukan itu," kata Sanskar.

"Iya Sanskar aku mengerti," kata Swara.

Sanskar mencium tangan Swara lalu menatap Swara dengan cinta begitu juga dengan Swara yang menatap Sanskar. Tapi tanpa mereka sadari ternyata Anika melihat kemesraan mereka berdua. Sebenarnya Anika masuk tanpa mengetuk pintu tapi Swara dan Sanskar tak menyadari itu. Anika lalu menghampiri mereka.

"Sanskar aku membawakan teh untukmu," kata Anika membuat Swara dan Sanskar berhenti menatap satu sama lain lalu mereka berdua melihat ke arah Anika.

"Anika apa kau tak mempunyai sopan santun. Jika masuk ke kamar orang lain ketuklah pintu dahulu jangan langsung masuk saja dan jangan ulangi lagi. Jadi jagalah sikapmu atau aku akan mengusirmu dari rumah ini. Sekarang pergilah dari kamar kami," tegas Sanskar membuat Swara bahagia atas sikap Sanskar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tumse Pyaar Ho GayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang