"I met a boy whose eyes showed me that the past, present and future were all the same thing."
-Jennifer Elisabeth-
------------------------------------------------------
Bae Suzy's Point Of ViewHari ini adalah hari yang melelahkan. Seperti biasa, aku harus kembali ke rutinitasku setiap harinya. Berjibaku dengan make up dan juga memoles wajah orang-orang di salon.
Tak ada yang tahu jika aku sangat lelah sekarang. Karena para orang-orang juga begitu.
Aku membanting tubuhku di kasur dan mendengar bunyi benda jatuh dari atas mejaku.
Rasa ingin tahuku tentang benda itu membuatku bangkit dari tempatku merebahkan diri dan mengambil benda yang jatuh ke bawah ranjangku.
Di sisi dalam ranjang, aku melihat sebuah benda menggelinding. Tapi tak terlalu jelas, aku kemudian merangkak masuk kedalam.
Jeduk....
Kepalaku terbentur bagian bawah ranjang. Menyakitkan.
Berkali-kali aku mengusap kepalaku, namun rasa sakitnya terus tertinggal.
Ah, rupanya bola baseball yang jatuh ke bagian bawah ranjangku.
Saat mencoba mengambilnya, tanganku bersentuhan dengan sebuah kotak kecil yang aku lupa apa isinya.
Kotak kecil itu berisi sapu tangan bertuliskan "my dear, baby" dengan tulisan tangan khas anak-anak dan beberapa bunga mawar yang layu. Ada cerita menarik dimasa kecil saat itu. Tentang pria itu dan hujan yang turun membasahi kami.
Entah kenapa jika hujan turun, aku selalu mengenangnya namun tak pernah bertemu dengannya lagi. Senyumanku itu menyadarkanku, bahwa dia benar-benar cinta pertama untukku.
Kejadian itu terjadi sekitar beberapa tahun yang lalu. Aku saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Usai pulang sekolah, beberapa anak berandalan menghadang langkahku dan mencoba menggangguku. Mereka mengatakan bahwa aku hanyalah seorang anak pungut dan miskin. Aku yang kesal, kemudian hanya membiarkan mereka bicara sambil menahan amarah.
Namun, salah seorang dari mereka membuatku terjatuh, saat mereka menghadang dan membuat kakiku tersandung. Kepalaku terbentur ke tanah dan membuatnya berdarah. Beberapa dari anak-anak itu mentertawakanku aku menangis dibawah hujan dan anak-anak itu pergi begitu saja.
Sekitar 7 menit aku masih terduduk dibawah hujan, aku masih menangisi kelemahanku. Kata-kata mereka juga lebih menyakitiku. Aku memang miskin dan aku anak pungut, tapi aku lebih berharga dibandingkan mereka yang hanya bisa mencari kebahagiaan dari kelemahan orang lain.
Seorang anak laki-laki membantuku berdiri tanpa bicara. Dia kemudian membantuku berteduh di sisi gedung sunyi.
"Kau terluka, pakailah sapu tanganku untuk menahan darahnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love Story (END)
RomanceBeberapa kisah percintaan akan mengajakmu merasakan cinta, kebahagiaan, kesedihan, kehilangan, rasa cemburu, dan rindu. Cerita di awali Song Jong Ki dan Song Hye Kyo usai bercerai. Mereka menjalani hidup masing-masing. Saat Jong Ki mulai merindukan...