Krystal x Ki Yong (9)

67 7 8
                                    

"She is both, hell fire and holy water.
And the flavor you taste depends on how you
treat her"

-Sneha Pal-

Krystal's Point Of View

Betapa terkejutnya saat aku menyadari bahwa pria yang kutabrak di depan gedung kantor adalah mantan kekasihku, Edgar.

Ya, aku selalu memanggilnya Edgar meskipun aku tahu nama aslinya adalah Oh Se Hun.

Bagiku, Edgar masih sama seperti dulu. Ramah dan tampan.

Ah, tidak. Aku tidak membual dan mengingat-ingat tentangnya. Hanya saja, aku mengamati Edgar yang sekarang.

"Apa yang membuatmu melamun?" dia bertanya dan masih berdiri di hadapanku.

"Ka-kau" jari telunjukku mengarah padanya.

"Ya, kau tahu ini aku. Bagaimana kabarmu sekarang?" dia bertanya.

"A-aku tak tahu harus menjawab jujur atau tidak" aku memalingkan wajahku, berpura-pura melihat sekeliling.

"Kenapa? Kau ingin cerita?" dia menawari percakapan panjang.

"Tidak, hmmm. Sudah dulu ya, aku sibuk" ujarku mencoba kabur.

Namun, tak sempat kabur dia menyergap tanganku.

"Jangan pergi dulu, aku ingin tahu lebih jauh tentangmu" dia masih memegangi tanganku.

"A-apa yang ingin kau tahu? Singkat saja"

"Kau seorang jaksa? Wah keren" dia melihat id card milikku.

"Ya" sahutku singkat saja.

"Kau tak ingin bertanya tentangku?" dia masih memegang tanganku. Aku mencoba melepaskannya, dia membiarkan tanganku terlepas.

Aku menggeleng. Meskipun sebenarnya aku ingin tahu.

"Baiklah, kalau kau perlu teman lagi jangan sungkan datang ke cafe yang dulu sering kau kunjungi ya" sahutnya.

Dia pamit pergi dan masih bersikap ramah meskipun aku terlihat dingin.

Dia benar-benar pergi. Aku masih menatapnya berjalan dengan kemeja denim biru miliknya. Kebetulan, kami memakai warna yang sama dan senada.

Tiba-tiba kepalaku pusing dan perutku terasa melilit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba kepalaku pusing dan perutku terasa melilit. Ah, aku lupa makan siang dan melupakan obat maag.

Padahal aku sadar sejak pagi tadi aku tak sarapan. Bahkan, ibu memintaku untuk sarapan tadi pagi aku indahkan. Ibu memaksaku sarapan agar riwayat penyakit maag ku tidak kambuh. Namun, aku hanya satu sendok saja. Aku sungguh tak nafsu makan.

Another Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang