Part 8

397 44 15
                                    

Hallo guys😄 wellcome back. Lama yaa?? Iya siihh tau. Lagi gak nemu ide banget buat lanjut ceritanya baru bisa sekarang deh up nya. Harap maklum yaa kalau alur nya makin gak jelas😶 semoga kalian terhibur yaa.
Langsung aja yuk👇
Sorry for typo







Pagi ini para murid SMA Idola sudah berkumpul rapi disebuah sabana yang berada ditengah hutan. Mereka memang disuruh berkumpul dari 10 menit yang lalu. Masih menunggu para guru untuk memberikan pengumuman pastinya.
"Okey anak-anak semua, hari ini kegiatan kita adalah mencari jejak. Kalian akan kita bagi menjadi beberapa kelompok dan kalian harus mencari jejak-jejak yang sudah kita sebar diarea yang sudah kita tentukan. Kalian harus berjalan menuju hutan menemukan petunjuk berikutnya yang ditandai dengan logo bendera sekolah kita. Kalian harus berkumpul kembali disini jam 4 sore. Kalian mengerti?" Ucap pembina yang ikut dalam acara ini.
"Mengerti bu" jawab mereka serentak.
"Oke kelompok yang pertama. Nuca, mahalini, lyodra, keisya, dan kevin. Kelompok kedua ada ziva, biel, tasya, abe dan juga putra. Kelompok tiga ada anrez, tiara, caca, rio, dan juga olivia. Dan seterusnya" ucap pembina mereka. Setelah berkumpul dengan kelompok masing-masing mereka langsung berjalan menuju hutan setelah kelompok 1 dan 2 berangkat. Kini giliran kelompok 3 yang berjalan menyusuri hutan mencari petunjuk apa yang akan mereka dapat.
"Guys inget yaa kita gak boleh pisah. Kalo ada yang capek atau mau pergi kalian harus bilang. Oke?" Ucap anrez yang dipilih sebagai ketua. Dan mereka mengiyakan ucapan anrez.
"Jangan lupa sambil cari bendera sekolah kita" lanjutnya. Sudah hampir 15 menit mereka berjalan dan mencari akhirnya mereka menemukan bendera yang berlogo kan sekolah mereka.
"Eehh guys itu benderanya kesana yuk" ucap caca sambil menunjuk pohon besar yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Mereka mengambil sebuah amplop yang ditempel dipohon tersebut dan membuka isinya.
"Pergi ke arah barat temukan sungai kecil. Disana kalian akan mendapatkan petunjuk" baca olivia.
"Ya udah kita langsung ke arah barat aja. Kompas nya nunjukin arah barat ke arah sini." Ucap rio sambil menunjuk salah satu arah.
"Ya udah yuk lanjut" sahut anrez. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju sungai. Sesampainya disana mereka kembali menemukan petunjuk baru.
"Sebrangi sungai dengan hati-hati melewati jembatan jalan lurus temukan pohon pinus dan temukan petunjuk selanjutnya" ucap caca membaca kertas yang dipegangnya.
"Duuhh pakek acara nyebrang lagi gue kan takut" lanjutnya
"Tenang ca kita pegangan aja supaya loe gak takut" ucap oliv
"Emang loe gak takut liv?" Tanya rio
"Sebagai jiwa petualang nyebrang sungai kayak gini mah kecil bagi gue" congkak oliv
"Sombong amat" cetus rio. Lalu mereka pun mulai berjalan untuk menyebrangi jembatan yang terbuat dari kayu tersebut. Tiara menatap jembatan didepannya dengan tatapan ragu. Dia takut jika tiba-tiba jembatan itu roboh.
"Gak usah takut, ada gue" ucap anrez
"Siniin tangan loe kita gandengan kayak mereka lagian mereka udah hampir sampai" lanjutnya. Tiara mengulurkan tangannya ragu dia menutup matanya sebentar lalu kembali membuka matanya pelan, dan yang dia lihat pertama kali adalah senyuman manis anrez seakan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. Tiara dan anrez pun mulai berjalan menyebrangi sungai.
"Lama banget sih kalian?" Ketus caca. Padahal mereka sudah sampai 10 menit yang lalu dan anrez juga tiara baru sampai sekarang.
"Sorry tadi ada masalah dikit" ucap anrez
"Ini gue sama oliv udah nemuin petunjuk selanjutnya." Ucap rio
"Apa isinya?" Tanya tiara
"Berjalanlah lurus sampai kalian menemukan jalan bercabang. Ambil jalan ke arah kiri maka kalian akan sampai ke tempat awal kalian berkumpul" baca oliv.
"Aahh akhirnya sampai juga udah capek banget gue pengen rebahan. Ya udah yuk jalan biar cepet sampek" lanjutnya.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka dengan hening. Dengan urutan rio di depan dan dibelakangnya ada caca, oliv, tiara lalu anrez yang ada dibelakang sendiri. Sekitar 15 menit akhirnya mereka pun sampai ke tempat awal mereka berkumpul. Masih ada beberapa kelompok yang belum sampai dan mereka pun memilih untuk beristirahat di tenda masing-masing.
"Lho ziv? Udah sampai?" Tanya tiara
"Iya barusan aja sampek. Gue laper nih" rengek ziva
"Ya udah masak mie aja yuk aku juga laper nih" ajak tiara
"Kuy lah" akhirnya mereka pun memutuskan untuk menuntaskan rasa lapar mereka.
"Biar aku aja yang cuci mangkoknya ziv" kata tiara
"Aahhh emang loe sahabat terbaik gue. Ya udah gue tidur aja yaa" ucap ziva lalu membaringkan tubuhnya dan langsung memejamkan matanya untuk tidur. Tiara hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu menuju tempat penyucian alat-alat yang kotor.
"Hey, dari mana?" Tanya anrez yang berpas-pasan dengan tiara
"Nyuci" jawab tiara singkat
"Sini gue bawain" ucap anrez yang langsung merebut kaleng yang dibawa tiara. Sedangkan tiara hanya menghela nafas pelan melihat tingkah ketua osis sekolahnya ini. Mereka pun berjalan beriringan menuju tenda tiara.
"Ra, loe capek nggak?" Tanya anrez
"Kenapa emang?" Tanya tiara balik
"Gue mau ngajakin loe ke suatu tempat" jawab anrez
"Kalo loe mau sih" lanjutnya pelan
"Ya udah" jawab tiara
"Ya udah apa?" Tanya anrez bingung.
"Ya udah ayo jalan kemana" ajak tiara
Anrez yang mendengar itu pun bersorak dalam hati lalu menyusul tiara yang sudah berjalan mendahuluinya. 10 menit kemudian mereka sampai di suatu tempat. Ada batu besar disana, dan ada pemandangan air terjun dan sungai yang mengalir deras dibawahnya. Tiara terpaku menatap tempat ini. Indah, sangat indah. Dengan kondisi cuaca yang cerah dan air yang jernih. Suara jatuhnya air tak mengusik tiara. Dia mulai berjalan mendekati batu besar itu lalu duduk diatasnya.
"Gimana?? Suka?" Tanya anrez yang sudah duduk disampingnya. Tiara menganggukkan kepalanya. Pandangannya masih tertuju pada pemandangan indah di depannya. Tiara menutup matanya membiarkan angin menerpa wajahnya. Tiara suka tempat ini. Tenang dan damai.
Anrez menatap tiara yang sedang memejamkan matanya, membiarkan angin berhembus dan membuatnya rambutnya bergerak sesukanya. Anrez tersenyum tipis. "Cantik" batinnya.
"Apa iya gue udah bener-bener suka sama dia?? Cewek sedingin es yang sangat irit berbicara" lanjutnya. Padahal tiara bukanlah tipe nya sama sekali. Tapi kembali lagi. Cinta bukan hanya tentang kriteria. Nyatanya dia nyaman berada disamping gadis ini. Biarlah dulu perasaannya mengalir sampai dia yakin dan mengutarakan isi hatinya pada gadis itu. Anrez ikut memejamkan matanya merasakan angin yang berhembus lembut menerpa wajahnya.








Duuuhh nyambung gak siihh?? Aku harap nyambung yaa. Ngetik ini bingung banget siihh sambil mikir juga. Jangan lupa vote and comment nya yaa. Sampai jumpa di part selanjutnya. See you🤗

Cintanya AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang