Part 10

352 60 14
                                    

Haaaii. Apa kabar kalian?? Semoga sehat yaa🤗
Langsung aja yuk gak usah basa-basi.
Sorry for typo.







Sore harinya para siswa-siswi SMA Idola baru sampai dihalaman sekolah mereka. Para murid bergantian turun dari bis dan langsung menuju keluarga mereka masing-masing yang sudah menjemput mereka, ada juga yang menuju kendaraan pribadi mereka yang dititipkan disekolah. Tiara memijat perlahan pelipisnya. Kepalanya terasa sangat berat dan pusing. Tiara menghembuskan nafasnya kesal, kedua sahabatnya langsung kabur begitu saja karena jemputan mereka sudah sampai sejak 20 menit sebelum mereka sampai.
"Mau dibantu?" Tiara langsung menoleh ke sampingnya saat mendengar seseorang bertanya.
"Gak usah" jawab tiara pelan.
"Udah deh gak usah gengsi gitu, sini tas loe" ucap seseorang itu merebut tas yang tiara bawa lalu merangkul bahu tiara, membantu gadis yang sedang tidak enak badan itu turun dari bis. Tiara hanya mampu menghela nafas kasar melihat pemuda yang tidak peduli dengan penolakannya.
"Kemarin marah-marah sekarang malah baik" gerutu tiara pelan.
"Iya iya maaf. Lagian loe duluan sih ngapain coba nulis-nulis kayak gitu" ucap anrez yang mendengar gerutuan tiara. Yah, sedari tadi memang hanya anrez yang masih berada di dalam bis itu dan tidak sengaja melihat tiara yang kesusahan.
"Loe pulang sama siapa?" Lanjutnya
"Sendiri" jawab tiara
"Naik apa?" Tanya anrez lagi
"Taksi" jawab tiara
"Udah pesen? Disini gak bakal ada taksi yang lewat kalau udah sore begini" ucap anrez. Namun tiara hanya diam tak menanggapi ucapan anrez. Tatapannya terpaku pada satu keluarga yang terlihat bahagia. Sang orang tua yang menyambut anaknya dengan pelukan dan ciuman hangat. Tiara mengalihkan pandangannya. Ingin sekali berteriak pada dunia untuk meminta keadilan.
"Lyodra tuh adeknya nuca" ucap anrez yang mengikuti arah tatapan tiara.
"Jadi loe gak usah nyuruh dia buat jauhin nuca. Mana ada saudara harus jauh" lanjutnya
"Bisa anter gue pulang?" Potong tiara menghentikan cerita anrez.
Anrez mengernyitkan dahinya bingung, namun dirinya memilih untuk mengikuti kemauan gadis itu.



*****





Kumulai merasakan rasa cinta
Cinta yang tumbuh disetiap saat
Kulukis sebuah kisah yang nyata
Agar semua tak berakhir.




Pagi ini anrez berjalan dengan semangat menuju bagasi. Mengeluarkan motor kesayangannya untuk berangkat sekolah dan menjemput seseorang. Seseorang yang selalu membuat jantungnya berdegup tak karuan, dan juga mampu untuk menenangkan hatinya. 2 hari tak melihat perempuan itu membuatnya harus menahan rindu.
"Selamat pagi" sapa anrez. Tiara yang baru saja keluar dari apartemennya mengernyitkan kening bingung. Ada apa dengan pemuda ini.
"Ngapain?" Tanya tiara singkat
"Jemput loe lah mau ngapain lagi" jawab anrez
"Gue gak minta" ucap tiara dengan wajah datarnya. Anrez mengerucutkan bibirnya kesal, padahal dia sudah sangat bersemangat menjemput gadis ini dan reaksi tiara seperti ini? Oke sepertinya anrez harus bersabar.
"Gak kasihan sama gue? Udah jauh-jauh jemput loe sepagi ini. Mau yaa berangkat bareng gue?" Mohon anrez
"Lain kali loe bilang dulu kalo mau jemput gue" ucap tiara ketus dan langsung merebut helm yang disodorkan anrez.
"Ayo jalan" ucap tiara.
"Pegangan" ucap anrez
"Udah" jawab tiara memegang tas anrez.
"Jangan pegang tas gue peluk gue aja sini" ucap anrez
"Iiihh ogah. Udah lah cepet berangkat gue pegang bahu loe aja. Kalo mau protes gue turun nih" ancam tiara saat melihat anrez yang hendak berbicara. Mau tidak mau anrez pun langsung mengikuti kemauan tiara.
Sesampainya disekolah mereka menjadi objek pandangan seluruh murid SMA Idola. Anrez sang ketua osis yang sangat terkenal dengan ketampanan dan otaknya yang pintar kini berangkat dengan adik kelas yang sering bolos jam sekolah.
"Ha?? Itu beneran kak anrez sama tiara"
"Duuhh enak banget jadi tiara bisa diboncengin pangeran sekolah"
"Gak cocok banget. Masak tukang bolos berangkat sama ketua osis sih? Mau cari muka tuh"
Masih banyak lagi bisikan-bisikan yang mampir di telinga tiara. Tiara memutar bola matanya malas menanggapi cibiran-cibiran siswi lain terhadapnya, dia pun langsung beranjak menuju kelasnya. Anrez tersenyum simpul melihat gadis itu, merasa sedikit bersalah karena dirinyalah gadis itu menjadi objek cibiran teman sekolahnya. Melihat punggung tiara yang mulai menghilang anrez pun juga beranjak menuju kelasnya.
"Gue pikir dengan kejadian kemarin mereka bakal jauh tapi kenapa malah makin deket. Sial" batin seseorang yang sedari tadi memperhatikan anrez dan tiara.



*****





"Ciiee ciieee yang berangkat bareng sama pangeran sekolah. Gimana rasanya?" Tanya ziva
"Biasa aja" jawab tiara
"Kok dia bisa jemput loe sih ra?" Tanya keisya
"Gak tau gue. Pagi-pagi udah didepan apartemen gue" jawab tiara
"Kok bisa tau apartemen loe?" Tanya ziva. Sepertinya sahabat-sahabatnya sedang mencoba mengintrogasi dirinya.
"Waktu pulang camping gue dianterin pulang karena gak nemu taksi" jawab tiara. Kedua sahabatnya mengangguk-angguk mengerti.
"Kayaknya kak anrez suka deh sama loe" tebak ziva. Tiara hanya mengangkat kedua bahunya acuh lalu melanjutkan melahap siomay nya sebelum bel masuk berbunyi.





*****





Pulang sekolah ini tiara memilih untuk berjalan kaki. Dia tau jika jarak apartemen dan sekolahnya cukup jauh, namun tiara hanya ingin menenangkan hatinya. Tiara menghirup udara segar yang ada lalu menghembuskannya perlahan. Dadanya terasa sesak, tak mampu lagi menahan beban yang ada, namun juga tak mampu untuk melakukan sesuatu yang dapat mengubahnya. Tiara menghentikan langkahnya, menatap langit yang sudah mulai gelap. Sepertinya hujan deras akan turun, namun tak mengubah keinginan tiara untuk terus berjalan, sampai sebuah motor menghentikan langkahnya. Tiara yang sudah tau siapa orang yang mengendarai motor itu pun menghela nafas kasar. Mengapa selalu laki-laki itu yang datang menghampirinya.
"Gue cariin dari tadi kok loe malah pulang duluan sih?" Tanya anrez. Tiara hanya menatap anrez datar lalu melanjutkan langkahnya kembali.
"Loe kenapa? Gue ada salah? Kok kayak ngejauhin gue sih?" Tanya anrez
"Gue lagi pengen sendiri" jawab tiara
"Ini mau hujan lho, nanti loe sakit. Biar gue anter loe pulang" ucap anrez
"Gue males pulang" jawab tiara
"Oke, kita gak pulang. Kita main ke taman sambil makan ice cream" ajak anrez. Mendengar kata ice cream tiara menatap lekat anrez. Sepertinya makan ice cream hari ini bisa mengubah mood nya. Tiara pun mengangguk menyetujui ajakan anrez.
Sesampainya mereka ditaman mereka duduk berdampingan dengan memakan ice cream yang sudah mereka beli. Tiara yang notabene nya sangat menyukai ice cream memakannya dengan semangat. Mood nya kembali baik hanya dengan memakan ice cream. Tiara tak sadar pemuda disampingnya sedari tadi terpaku melihat tiara. Senyum tipis terpatri diwajah anrez, laki-laki itu mengelap sudut bibir tiara yang belepotan ice cream. Tatapan keduanya bertemu, mereka saling menyelami mata masing-masing. Jantung yang semula bekerja dengan normal kini semakin berdegup. Tiara mengalihkan tatapannya, menundukkan wajahnya menyembunyikan rona merah di pipinya.
"Maaf tadi ada sisa ice cream" ucap anrez menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya, gak papa kok" jawab tiara. Hujan mulai turun membasahi bumi. Tiara tersenyum tipis.
"Ayo pulang ra, hujan" ajak anrez
"Gue mau main hujan" ucap tiara lalu membentangkan tangannya dan nenutup matanya membiarkan tubuhnya basah oleh guyuran hujan. Anrez yang melihat gadis itu pun melakukan hal yang sama. Perlahan mata mereka mulai terbuka dan saling tatap, saling melempar senyum dan mulai bermain hujan. Berlarian keasana kemari dan meloncat saat ada kubangan yang terisi air hujan. Melepaskan penat yang ada. Bercanda dan tertawa dibalik derasnya hujan yang membasahi tubuh mereka.



*****




"Gue pulang dulu yaa. Langsung mandi dan istirahat biar gak sakit" ucap anrez. Setelah puas bermain hujan mereka memutuskan untuk pulang.
"Iya. Makasih udah nemenin gue, loe hati-hati dijalan" jawab tiara. Kini gadis itu sudah mulai luluh dengan anrez.
"Siap. Besok gue jemput ya. Gak ada penolakan" ucap anrez. Tiara tersenyum menganggukkan kepalanya. Anrez pun langsung beranjak pulang. Tiara menatap kepergian anrez dengan senyum lebarnya.
"Apa gue udah mulai jatuh cinta sama kak anrez?" Gumam tiara dengan senyum yang masih terbit diwajahnya.









Yeeyyy selesai buat part ini. Semoga menghibur yaa. Kadang suka kehabisan ide buat nulis kelanjutannya. Jangan lupa vote and comment nya yaa🤗
Sampai jumpa dipart selanjutnya. Byeee

Cintanya AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang