Hallo🤗 apa kabar kalian? Semoga sehat selalu yaa😉
Langsung aja yuk👇
Sorry for typoSetelah pergi dengan anrez tadi perasaan tiara sekarang cukup baik, terbukti dengan senyuman yang selalu terbit diwajahnya, meskipun hanya tipis.
"Loe gak kenapa-kenapa kan ra?" Tanya ziva yang merasa aneh dengan tingkah tiara yang tidak biasa.
"Emang gue kenapa?" Tanya tiara balik.
"Lupain deh loe gak akan jawab juga kalo gue nanya. Kita keluar aja yuk malam ini kan hari terakhir kita disini besok pagi udah pulang" ajak ziva
"Yuk" jawab tiara. Jika kalian menanyakan keisya gadis itu tengah tertidur lelap tanpa menghiraukan suara-suara di sekitarnya.*****
Anrez sedang berjalan mengelilingi tenda mengedarkan matanya untuk mencari seseorang. Tatapannya terhenti pada seseorang yang tengah menangis disebuah kayu panjang. Perlahan anrez mendekati gadis itu lalu duduk disampingnya.
"Hai" sapa anrez
"Eeh kak anrez aku pikir siapa" ucap gadis itu sembari menghapus air matanya.
"Kenapa? Hhmm?" Tanya anrez sambil menatap lembut gadis itu.
"Aku gak papa kok kak" jawab lyodra dengan senyum paksanya. Yah, sedari tadi anrez mencari lyodra atas suruhan nuca yang tiba-tiba tak bisa menemukan adiknya itu.
"Gak papa kok nangis? Cerita gih" ucap anrez. Lyodra langsung memeluk anrez erat dan menumpahkan tangisnya di dada bidang anrez. Anrez pun membalas pelukan lyodra lembut, tanpa mereka sadari ada tatapan sendu yang menatap mereka.*****
"Kita balik aja yuk ziv" ajak tiara. Seketinya mood nya kembali memburuk.
"Lho? Kita kan baru bentar jalan-jalannya" jawab ziva
"Takut keisya nyariin" ucap tiara lalu berjalan ke arah tendanya
"Tuh anak kenapa sih? Tadi senyum-senyum sendiri nah sekarang malah bete gitu" gumam ziva
"Apa jangan-jangan dia kemasukan penunggu hutan disini lagi" lanjutnya sembari menengok ke sekitarnya, badannya mulai merinding, dan keadaan sudah sangat sepi hanya terdengar suara jangkrik.
"Hwuuuaaa tiara tungguin guee" ucap ziva sambil berlari.*****
"Kamu ke nuca sama lini dulu yaa aku masih ada urusan sebentar" ucap anrez. Lyodra pun langsung menghampiri nuca yang sudah menunggunya dengan perasaan khawatir.
"Kamu dari mana aja sih ly? Kakak khawatir tau gak" ucap nuca sembari memeluk adiknya itu.
"Aku cuma nenangin diri kok kak lagian aku udah gak papa kok" jawab lyodra.
"Syukur deh kalo gitu. Sebenernya kamu kenapa sih?" Tanya nuca. Lyodra hanya mampu menundukkan kepalanya.*****
Ziva yang sedang berlari sedari tadi tak dapat menahan kecepatannya dan tidak sengaja menabrak seseorang yang berada didepan tendanya.
"Ehh sorry kak gak sengaja" ucap ziva
"Panggilin tiara, gue mau ngomong penting" ucap anrez dingin. Ziva yang melihat wajah dingin anrez langsung masuk kedalam tendanya lalu memanggil tiara.
"Ikut gue" ucap anrez setelah melihat tiara keluar dari tendanya.
"Apaan sih? Lepas" ucap tiara berusaha melepaskan cekalan anrez pada pergelangan tangannya. Bukannya terlepas genggaman itu semakin mengencang, tiara mendesis pelan ketika anrez menghempaskan tangannya kasar.
"Maksud loe apa?" Tanya anrez pelan namun terdengar tajam. Tiara mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Gak usah pura-pura gak tau" lanjutnya
"Gue emang gak tau" jawab tiara mencoba untuk memikirkan apa kesalahannya pada anrez.
"Ini apa hah?" Tanya anrez sembari melemparkan kertas pada tiara. Tiara mengambil kertas yang jatuh didepan kakinya. Tiara menatap anrez bingung lalu membuka lipatan kertas itu dan membacanya.
'Jauhin kak nuca dan kak anrez. Jangan jadi perebut dan perempuan yang murahan, loe itu masih baru dan harusnya sadar diri. Loe gak pernah pantes ngedeketin kak nuca ataupun kak anrez'
"Gue gak pernah nulis ini" ucap tiara setelah membaca isi surat itu.
"Gak nulis? Jelas-jelas itu tulisan dan tanda tangan loe dan loe masih gak mau ngaku?" Sentak anrez
"Tapi gue bener-bener gak pernah nulis ini" jawab tiara. Baru saja anrez ingin membuka mulutnya nuca datang dengan muka memerah menahan amarahnya.
PLAAKK
Tiara memegang pipi kanannya yang terasa perih, matanya memerah menahan tangis. Nuca mencengkram dagu tiara kuat.
"Berani-beraninya loe ngebuat lyodra nangis" ucap nuca pelan
"Kak, lepas sakit" rintih tiara
"Inget ya, sampai loe bikin lyodra nangis lagi loe bakal tau akibatnya" ucap nuca sembari melepaskan cengkramannya dengan kasar lalu pergi dari sana.
"Gue bener-bener gak nyangka loe bisa lakuin hal murah kayak gini" ucap anrez dengan tatapan kecewanya. Tiara hanya mampu menatap punggung anrez yang mulai menjauh darinya, air matanya mulai berjatuhan membasahi pipinya. Sesak rasanya.*****
Para siswa-siswi SMA Idola sedang berkumpul memutari api unggun. Tiara menatap teman-temannya yang terlihat sangat menikmati acara ini, karena besok mereka sudah harus pulang. Tiara mengalihkan pandangannya kearah anrez yang sedang merangkul lyodra yang bersandar di bahu anrez, tiara menghela nafas nya pelan mencoba menerima apa yang sudah terjadi. Membela diripun akan percuma saja karena dirinya tak mempunyai bukti apapun.
*****
Pagi harinya semua murid SMA Idol pun sudah berkumpul untuk menunggu bis mereka.
"Sakit ra? Muka loe pucet banget" ucap keisya
"Cuma sedikit pusing kok, tapi gak papa" ucap tiara
"Beneran?" Tanya ziva
Tiara hanya mengangguk dan tersenyum menenangkan kedua sahabaynya. Mereka memang masih belum mengetahui masalah kemarin. Bukan tak ingin cerita, hanya saja tiara tak ingin memperpanjang masalahnya. Bis mereka pun sudah datang. Mereka bergantian naik ke bis mereka. Tiara sudah duduk tenang ditempat duduknya, menatap pemandangan indah tempat perkemahannya melalui cendela bis. Tiara menoleh kesamping saat dirasa kursi disampingnya bergerak. Anrez yang merasa ditatap hanya acuh lalu membuka novel yang sedari tadi dibacanya. Tempat duduk mereka memang tidak bisa dirubah, maka dari itu anrez terpaksa duduk disamping tiara. Tiara menatap anrez sendu ingin rasanya tiara menjelaskan kebenerannya namun sepertinya pemuda itu masih marah, tiara pun menyandarkan kepalanya ke kursi dan mengambil earphonenya dan memejamkan matanya.
Anrez yang sudah bosan dengan buku yang dibacanya memilih untuk menatap tiara yang sudah tertidur, tatapannya jatuh pada pipi kanan tiara yang terlihat sedikit memar. Tangannya terulur membelai pipi tiara, anrez tersentak saat tiara memegang tangan nya, dia melihat tiara yang sedang menatapnya.
"Jangan pergi, jangan tinggalin ara" gumam tiara dengan suara yang sangat pelan, anrez mematung beberapa saat mendengar ucapan tiara dia menatap tiara yang ternyata sudah terlelap dengan tangan yang masih menggenggam tangannya.
"Cuma ngigo aja ternyata" ucap anrez pelan.
"Eehh tapi kok tangannya panas ya" lanjutnya. Anrez pun mengulurkan tangannya ke dahi tiara.
"Ya ampun panas banget. Kenapa gak bilang sih kalau lagi sakit" gerutu anrez sembari melepas jaket nya untuk menyelimuti tiara, anrez menggengam tangan kiri tiara mengelus lembut punggung tangan tiara dengan jempolnya.
"Gue emang marah sama loe, kecewa sama loe. Tapi gue gak mau lihat loe sakit" gumam anrez. Dia menatap pergelangan kanan tiara yang sedikit membiru, seketika ingatannya tertuju pada malam kemarin.
"Goblok banget loe rez seharusnya loe narik tiara pelan aja kemarin gak usah kasar" umpat anrez pada dirinya sendiri.
"Maafin aku ya ra, udah nyakitin kamu. Kalau emang bukan kamu yang nulis seharusnya kamu jelasin sama aku biar aku gak salah paham dan marah sama kamu. Maaf" ucap anrez mencium lembut punggung tangan tiara. Anrez pun mulai ikut memejamkan matanya dengan tangan yang masih menggenggam tangan tiara.Yeeaayy selesai juga buat part ini😃 maaf ya kalau alurnya semakin tidak jelas, tapi semoga bisa menghibur kalian yaa😉
Jangan lupa vote and comment nya. Sampai jumpa di part selanjutnya.
Byeee🤗