11. A real question

56 9 0
                                    

Aku update lebih awal. Jangan lupa vote komen!

Happy reading!



Sehun menodongkan pistol tepat pada Jaehyun, dan tiba-tiba todongan pistol itu terlepas kala Jeno melemparkan gelasnya. Satu tembakan melayang di vas yang nyaris mengenai telinga Jaehyu.

"Seulgi, kau harus membawanya juga," Jeno berucap santai seakan tidak terganggu dengan Sehun yang menatapnya sengit.

"Dia menghilang," desis Doyoung membuat Johnny terkekeh, semuannya memandang lelaki itu curiga.

Jadi bisa dikatakan Johnny terlampau tertipu dengan perawakan seulgi begitu? Namun tak berlangsung lama, sebab teriakkan di luar ruang membuat mereka teralihkan.

Sehun yang mendengar suara adiknya langsung berlari dan menemukan mayat di depan pintu. Doyoung yang masih di dorong anak buah Sehun memandang tidak percaya.

Seketika kedatangan Jaemin dan Yuta membuat keduanya jauh lebih nanap, mereka ikutan terhanyut dengan pemandangan yang sulit di jelaskan.

"Aku meminta anak buah baru untuk mengejarnya, tapi Jaemin memberikan yang tidak becus untuk kedua kali." Jaemin yang mendapat cibiran Yuta hanya diam. Jeno yang melihat temannya itu menyenggol pundaknya.

"Jangan kata ini betul-betul recana, Johnny. Kau lihat dia santai sekali. Dan sebelum kejadian ini, lelaki itu membicarakan Ryu corporation yang Doyoung datangi." Tuntas semuannya semakin rumit Sehun menarik tangan Sera yang ingin mendekat dengan Jaehyun.

"Berhenti berikap murahan padanya. Kau harus ikut dengan ku malam ini. Kita kembali ke Dubai." Sehun mengeratkan jemarinya dirasa Sera terus memberontak.

"Tidak, aku tidak mau!" Jaehyun yang melihat Sera merasakan kehangatan di hatinya, ia iba.

Jaehyun akan selalu terbuka untuk Sera, namun sejak gadis itu mencintainya semua berubah. Maka menghilangkan keguncangan hati, Jaehyun memutuskan pergi disusul Yuta.

"Bawa beberapa anggota Sinner untuk mengawasi siapa yang bekerja sama dengan Seulgi, dan kau pastikan semuannya berjalan baik."

"Aku akan melakukan penerbangan besok. Aku harus memindahkan perusahan kemari."

"Itu memakan waktu." Yuta membuat suara untuk pertama kalinya, lelaki itu tidak yakin dengan rencana Jaehyun.

"Aku tidak mungkin ke sana dan kemari untuk mengurusnya."

"Simpel, Jae. Kau hanya perlu tinggal di sana." Jaehyun terdiam sebelum melajukan mobilnya menuju markas Sinner.

Jeno benar, jika dirinya tidak bisa meninggalkan Ara begitu saja.

-

-

-

Jeno meminta yang lain untuk mengurus Seulgi, dan lelaki itu menatap Johnny yang beradu dengan sehun. Sebab Sera melindung di balik tubuh tinggi lelaki itu.

Jaemin yang bersandar di depan mobilnya menatap nanar.

"Drama sekali, Oh Sera. Tapi asik juga." Jeno datang menghampiri, dan jaemin menepuk pundak lelaki itu.

"Aku ingin pulang. Menyingkir dari mobil ku." Dan Jeno mendengus padahal ia baru saja bersandar, dan segera masuk ke dalam mobil. Namun sialnya Sera ikut masuk.

"Jalan!"

"Brengsek turun!" Jaemin panik melihat Sehun yang marah besar. Namun tidak ada pilihan lain, maka dengan segerah lelaki itu menjalankan mobilnya yang membuat Johnny tertawa hebat.

"Pulanglah, adik mu saja tidak suka keberadaan mu."

Sehun menatap tajam Johnny, lelaki itu meraih ponselnya dan menghubungi anak buahnya yang lain untuk mengawasi Sera.

-

-

-

Jesa baru saja tertidur satu jam yang lalu, namun ia terkejut saat Jaehyun lah yang mengetuk malam-malam. Lelaki itu langsung memeluknya cukup erat membuat Jesa tersenyum tipis.

"I miss you, I love you."

"Ryu, ada apa?" Jesa tidak mengerti atas semua pernyataan sang kekasih yang tiba-tiba.

"Balas saja." Tanpa memikirkan keanehan Jesa pun mengucapkan hal yang sama. Kedatangan Jaehyun membuat banyak pertanyaan muncul, namun tidak punya cukup keberanian untuk bertanya maka ia membalas pelukan itu cukup erat.

"Aku minta maaf untuk pertama kalinya, Jesa."

-
-
-

Jesa tidak tau kenapa Jaehyun berbicara dengannya seakan-akan ingin pergi jauh. Lelaki itu cukup lama dengannya, berakhir Jesa membiarkan Jaehyun tertidur di sofa ruang tamu. Gadis itu pun berlalu memasukkan kamarnya tak lupa dengan selimut yang ia pasangkan pada tubuh Jaehyun.

Dan pagi masih begitu gelap, Jaehyun terbangun dari tidurnya, ia menyiapkan makanan dan membereskan rumah Jess, lelaki itu tak lupa memberikan uang di rekening Jess membuat gadis itu terkejut. Jesa panik, ia takut Jaehyun betul-betul meninggalkannya, lelaki itu membuatnya curiga.

Tubuhnya yang memang sejak tadi sudah rapi meninggalkan Chenle yang masih bingung akan suasana yang ia terima. Bahkan tubuh sang kakak sudah berlari menuju kantor.

Satu-satunya orang yang bisa ia hadapi saat ini adalah Jeno. Namun lelaki itu tidak ada, bahkan mengunjungi tempat yang biasanya mereka jadikan tongkrongan. Dan saat itu ada seorang wanita yang lewat memandangnya dingin dan sontak diiringi Jaemin yang ada.

Dengan pergerakan spontan Jesa menarik tangan Jaemin membuat lelaki itu terkejut. Jesa kebingungan sendiri, untuk pertama kalinya ia menarik tangan lelaki itu lebih dulu. Sedangkan Sera yang dari tadi diam sudah berlalu menghilang.

"Kau bertemu, Jeno?" To the poin Jesa, membuat Jaemin mengerutkan keningnya.

"Tidak, seharian ini juga tidak ada kabar darinya. Kenapa?" Jesa semakin
panik, rautnya sudah tidak tenang.

"Kalau begitu, kau tau kemana Jaehyun pergi?" Sempat lama terdiam, Jaemin menggeleng dan segera pergi mengejar Sera yang membuat Jesa betul-betul tidak terkendali emosinya.

Nomor ponsel lelaki itu tidak aktif lagi. Jesa memejamkan matanya cukup lama sebelum berakhir ada yang menyentuh pundaknya. Jesa menatap Taeyong dengan raut bertanya.

"Kau baik-baik saja?"

"Yah," gummnya langsung melangkah menuju lift.

Taeyong menghela napas menatap tajam orang yang baru saja keluar dari lift di kejauhan. Lelaki dengan rambut hitam itu menatapnya cukup lama sebelum betul-betul pergi.

-

-

-

Jesa bekerja seperti biasa, namun gadis itu terlihat lebih tidak semangat. dan untung saja Sejeong tidak bertanya walau Lucas menjengkelkan sekali terus mengajaknya berbisik dan mempertanyakan masalah gadis itu.

Jesa terus bekerja dengan hati yang tak tenang, gadis itu bahkan memilih diam di dalam kubikel dari pada ke kantin. Johnny yang melewati ruangan itu pun memandangnya sejenak lalu terkekeh.

"Ryu jaehyun, mencampakkan kekasihnya. Kasihan gara-gara perusahaannya bangkrut." Johnny kembali merasakan gadis di belakangnya yang tidak ingin menunggu lama sepertinya. Dan sial tidak ada yg ia percaya selain Seulgi, dan terpaksa ia yag harus mengajak Wendy- sekretaris baru untuk mengelilingi perusahaan.

TBC

Quite Bitter✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang