15. The help he gave

44 8 0
                                    

Jangan lupa vote komen! Aku usahain untuk update, soalnya jadwal sekolah diluar sekolah juga banyak. So sorry if I don't update.

Happy reading!



Johnny melepaskan airpodsnya, lelaki itu menatap Jaehyun yang terduduk di kursi kerja lurus memandang luar jendela besar.

"Jadi renacana mu apa? Kau seperti tidak punya semangat hidup."

"Aku akan kembalikan semuannya. Jesa harus pulang bersamaku." Johnny mengangguk ia menunduk menatap satu pesan masuk.

-
-
-

Jesa melangkahkan kakinya cukup cepat saat tak sengaja mendapati mobil Jaehyun di depan perusahaan. Tubuh gadis itu segera masuk ke dalam bus yang turunnya sedikit jauh dari perumahan. Jesa spontan melakukannya, ia hanya tidak ingin bertemu Jaehyun. Gadis itu menghela napas dan memejamkan matanya, saat jendela bus ia buka sedikit.

Sesekali bus itu berhenti mengambil beberapa penumpang dan seseorang duduk di sebelahnya memainkan ponsel. Jesa menatap sekeliling yang penuh. Ia berusaha untuk tidak perduli, sebab lebih tenang.

Tak jauh dari duduknya. Seorang lelaki dengan masker wajah memperhatikan ia. Lelaki itu tersenyum di balik masker.

Dan saat bus itu berhenti Jesa turun dengan beberapa orang yang terbilang sedikit. Jesa menatap sekelilingnya dengan raut cemas, bisa-bisanya ia bodoh begini.

Langkahnya berjalan cepat memutar balik arah bus tadi pergi, sesekali matanya melirik memperhatikan orang-orang yang berlalu begitu ganjil.

Jesa membalikkan tubuhnya bersamaan itu butuh lelaki bermasker membelokkan arahnya.

Tubuhnya kembali lurus, namun berakhir pemuda lain menabraknya dari depan.

"Maafkan aku..." Lelaki itu membantunya membereskan barang bawaan Jesa yang berserakan, pemuda itu sesekali menunduk sopan.

"Tidak pa-pa, hati-hati," gumam Jesa meraih vitamin dan meminumnya. Pemuda dengan seragam sma tadi sudah menghilang, Jesa meraih ponselnya yang tidak ada sinyal

"Ini lumayan jauh. Bodoh, hanya karena Jaehyun kau rela berjalan jauh." Terpaksa Jesa menghentikan taksi yang lewat dan segera membawanya pergi.

Perlahan-lahan rasa kantuk menghampiri, Jesa terlelap begitu saja.

Pengendara di mobil depan menatap Jesa yang sudah terlelap, ia melajukan mobilnya membuka kaca mobil yang mengeluarkan harum pengap, memastikan sudah sampai dengan tujuan di gps, lelaki itu keluar dan meninggalkan tempat beserta mobil suruhan.

Pesan.

"Semua beres."

-
-
-

Jaehyun mendekati mobilnya. Ia melirik sekeliling, sepertinya sudah pada pulang, sebab kantor Johnny sudah sepi. Sedari tadi Jaehyun menunggu kehadiran Jesa, namun tidak ada tanda-tandanya.

Dari kejauhan Jaehyun melihat Jeno yang berjalan menghampiri. Lelaki itu merangkul Jaehyun.

"Ajak sungchan pulang. Aku ingin bertemu dengannya." Jaehyun menatap Jeno merasa aneh.

"Dia harus menetap di Dubai, mengurus perusahaan." Jeno berdecak kagum namun tak melupakan rasa kesalnya.

"Kau sudah putus dengan, Jesa kenapa tidak tinggal di sana saja?" Ucapan Jeno membuat Jaehyun mengerutkan keningnya.

"Kau memata-matai ku lagi?" Ia menarik kerah Jeno membuat lelaki itu berdesit cukup kuat.

"Aku hanya mencari kesibukan."
Dan saat itu juga Jaehyun menahan diri untuk tidak menonjok Jeno. Tangannya saja sudah tergempal di kerah baju sang adik.

Quite Bitter✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang