22. The end of everything

160 5 0
                                    

Please ini endingnya gak keren-keren amat. Tapi semoga suka. Gak tau kenapa dari enam cerita aku cuma ini yang aku binggung endingnya.

Happy reading!

Selamat atas Jeno dan Jaemin. Mereka sudah sepantasnya bersama mau dari dunia manapun.



Pagi itu Jesa menghadiri pemakaman Jaemin dan Jeno, ia masih tidak tau jelas alasan kematian mereka sebab Jesa sendiri sudah tidak sanggup.

Gadis itu berdiri dengan sisi kiri terdapat perkumpulan Sinner. Dan Jaehyun masih berduka dengan kepergian sang adik. Jujur Jesa tidak ingin ikut, tapi Chenle menghubunginya untuk jangan biarkan Jaehyun sendiri. Lelaki itu merasa sedih.

Selepas semuannya selesai Jesa memberanikan diri mendekati Aru yang diam dengan tatapan dingin.

Ia masih tidak percaya atas jebakan yang Jaemin lakukan dan berakhir rela mati sebab renacananya selesai. Yuta tertangkap dan yang lain menderita. Dohwan akan selamanya sekarat, dan Ayah Jaehyun serta Ayah Jaemin sendiri sudah tiada.

Dan pada akhirnya Jeno adalah sahabat yang lelaki itu banggakan.

"Aru?"

Aru menatap Jesa, gadis itu tidak benci siapapun. Hanya saja ia terlalu sakit dan mengharapakan kasih sayang yang besar terhadap Ayahnya, Dohwan akan memperlakukan dirinya dengan baik jika ia menurut. Namun ia tidak ingin orang lain menghalang.

"Jika kau izinkan aku, aku ingin melihat cincin mu."

Aru melirik tangan Jesa yang terdapat cincin tunangan Jaehyun.

Gadis itu tidak ingin, tapi terpaksa megangkatnya dan membuat hati Jesa merosot.

"Apa yang kau inginkan?" Jesa menatap Aru teduh, walau penuh keberanian menatapnya.

"Kasih sayang."

"Ayah ku." Lanjut gadis itu menunduk.

"Aru?"

"Aku tau ini menyakiti hati mu, tapi aku hanya bisa bersikap egois untuk mendapatkan perhatian Ayah ku. Aku tidak bisa membatalkannya. Aku-"

"Aku akan melepaskan Jaehyun untuk mu." Aru mengangkat wajahnya, ia tidak mungkin salah mendengar.

"Aku sudah tidak yakin lagi. Aku hanya tidak sanggup untuk percaya. Tapi ku minta pada mu, untuk jaga Jaehyun. Mencobalah untuk mencintainya, jangan jadikan pernikahan kalian sebagai proposal."

"Aku percaya pada mu..."

Dan selepasnya Jesa pergi, ia menundukkan pandangannya sebab mendapati kehadiran Jaehyun dari kejauhan. Lelaki itu mendengar semuannya. Dan itu cukup berat. Jesa sepenuhnya menaruh hati pada Jaehyun. Hubungan mereka berjalan cukup lama, tapi semuanya tidak bisa ia lanjutkan.

-
-
-

Waktu terus berlalu. Jesa memutuskan untuk tinggal di Jeju dan bekerja sebisanya. Ia sering menghampiri Chenle namun tidak menemui Jaehyun selepas pembicaraannya dengan Aru.

Jesa sudah lepas dari traumanya, ia mencoba melawan saat mengikuti kerja sosial di setiap komunitas panti asuhan atau sekedar berbincang pada masyarakat.

Jesa tidak lagi mengonsumsi obat-obatan, sebab ada dokter yang baik hati membantunya untuk sembuh. Rim Ceatha, gadis dengan perawakan lembut dan manis.

Pagi itu Jesa tiba di Seoul. Ia mendudukkan dirinya di depan universitas Korea menunggu kelulusan Chenle yang berjalan lebih cepat.

"Kakak!" Jesa terkejut melihat lelaki itu melangkah riang. Jesa memeluknya begitu erat.

"Aku lulus menjadi pengacara!" Soraknya penuh bahagia.

"Kau hebat," sentak Jesa membuat Chenle melebarkan birainya. Dan sekilas menatap arah belakang yang membuat tangannya merenggang.

"Jesa?" Jesa membalikkan tubuhnya, ia mendapati lelaki yang tersenyum tipis. Jesa diam, dia canggung, tapi semuannya sudah selesai.

Jaehyun mendekat, kaki lelaki itu dengan hentakan tangan menggenggam bunga.

"Happy Graduation, Chenle." Chenle tersenyum dan mengangguk. Jesa sempat melirik cincin di tangan Jaehyun yang terpandang jelas.

"Selamat atas pernikahan mu." Jesa memberanikan diri membuka suaranya, sebab ia tau semuannya tidak akan berjalan lancar jika dirinya tidak lebih dulu memulai. Walaupun ia cukup ragu mengatakannya di waktu yang sudah berlalu.

"Yah, selamat juga untuk hubungan mu dengan Taeyong." Jesa tersenyum. Yah, waktu yang ia habiskan di Jeju berhasil mempertahankan ia kembali dengan Taeyong.

Tangan gadis itu terangk mengharapkan atensi lelaki itu melihatnya. Taeyong yang melihat segera menghampiri. Lelaki itu tersenyum pada Jaehyun yang hanya sendiri.

"Kau akan kemana nantinya?" Yah, kehilangan Taeyong sebab lelaki itu diasingkan Jeno untuk dilindungi, dan syukurnya semuanya selesai dan Jaehyun merasa bukanlah kesalahan yang besar jika suatu rahasia terungkap.

Pada dasarnya akan selalu tercium mau cepat atau lambat.

"Aku akan menjenguk Sera dan Johnny di Gusra. Mereka merayakan dua tahun pernikahan." Taeyong mengangguk, ia juga diundang, tapi tidak ingin hadir sebab tidak nyaman saja.

Kini ia menatap Chenle dan melebarkan tangannya. Pelukan hangat kembali lelaki itu dapatkan."

"Happy graduation, my younger sister-in-law." Semuannya terkekeh dan seakan kebahagiaan Chenle mengalir begitu jelas.

Inilah akhirnya, mereka punya kehidupan masing-masing yang jauh berbeda dari awal kisah mereka. Tidak selamanya akan menetap, hanya saja kita akan lebih tau dan sadar jika dia bukalah yang tepat.

Sera merelakan Jaehyun bukan karena sakit hati dan tidak mampu merebut dari gadis manapun, hanya saja Johnny menyadarkan dirinya jika lelaki yang mencintai dan menunggu adalah tempat yang terbaik. Dan merelakan adalah jalan mencintai yang paling benar.

Dan pada akhirnya Jeno dan Jaemin bahagia di dunia lain. Mereka akan selalu bersama layaknya kupu-kupu dengan kedua sisi sayap masing-masing.

Dan Yuta akan terus sendiri merenungi kebodohannya atas kehilangan sosok Aru yang spesial. Tiga tahun lalu gadis itu dinyatakan meninggal sebab sang Ayah tidak lagi selamat dalam pengobatan.

Mereka hadir dan pergi, atau mereka hadir dan menetap. Tidak jauh berbeda jika berpikir dan mencintai suatu hal yang sulit dan kasat untuk di rasa.

End

Terimakasih. Aku nggak tau ada yang bisa diambil dari cerita ini. Tapi aku mau bilang untuk tidak selamanya orang akan bersama. Aku baru aja ngerasain ditinggal sahabat sendiri demi cita-citanya. Dan aku nggak bisa ngelarang. Mereka punya hidup dan kita juga.

Intinya jangan berharap lebih untuk mereka yang tinggal lebih lama. Sebab kita sendiri di dunia ini.

Aku nggak mau sok bijak atau apa. Tapi tetap kuat. Kalian sehat terus dan bahagia.

Cek akun wattpad aku untuk baca cerita lainnya. Semoga ada cerita yang sama dengan bacaan kalian. Terimakasih untuk semuannya. Entah ada yang baca atau nggak. But i happy ini selesai.

Quite Bitter✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang