17. hundreds of days passed

41 5 0
                                    

Jangan lupa vote komen! Ayoo ramaikan.

Happy reading!

*Ada yang manis.



Hari ini Jesa kembali bekerja, Jesa harap tidak ada halangan lagi untuknya bekerja sebab sadar jika banyak absen yang ia miliki selama ini. Kakinya dengan high heels hitam melangkah lebih cepat, meninggalkan Jaehyun lebih dulu.

Jaehyun di belakang gadis itu merasa gemas saat Jesa tidak ingin jadi pusat perhatian.

Dan tiba di lift karyawan Jesa mengeratkan tangannya pada jemari Jaehyun, lelaki itu melirik ke arah Yuta yang tampak tidak peduli dengannya. lelaki itu pun mengubah posisi Jesa menjadi di belakangnya. Lelaki itu membiarkan Jesa sembunyi di punggung lebarnya.

"Kau tidak seharunya datang secepat ini," ujar Jaehyun yang membuat Jesa terdiam sejenak. Mau bagaimana pun Jesa yakin Jaehyun mengenal seluruh pengunjung di perusahaan Johnny.

Bahkan Jesa baru sajar jika Jaehyun setiap hari selalu berada di tempat yang sama dengannya.

"Kau tidak pantas mempertanyakan hal itu." Masih berlanjut Jesa hanya bungkam. Dan tentunya Yuta berlalu lebih dulu. Jaehyun menatap ada yang aneh dalam pergerakan lelaki itu. Dan sadar saat tepukan di bahunya. Jaehyun fokus pada Jesa.

"Tidak pa-pa. Dia orang yang baik, hanya saja memang terkesan mengerikkan."

"Hubungi aku jika butuh sesuatu. Jaehyun segerah meninggalkan Jesa dan berlalu menaiki lift lain yang terhubung dari lantai divisi ke lantai teratas, berbeda dengan lift Johnny yg terhubung dari lantai bawah hingga ke 40.

-

-

-

Seluruh anggota Sinner berkumpul dan Jaehyun hanya diam di mejanya. Beberapa anggota sudah berkumpul di sisi meja round yang besar.

"Kemana Johnny?"

"Dia ada rapat dengan perusahaan, Jeon." Dan mereka hanya mengangguk. Sekejap Jaehyun terdiam, Sera yg tidak hadir mengundang tanda tanya jaehyun.

"Kemana, Sera?"

"Ku rasa dia tidak ikut berkumpul lagi." Jaehyun menatap Jeno yang sejak tadi menaikkan kakinya di atas meja.

"Kenapa?" Jaemin yang tidak tau apa pun bertannya, sebab Jeno pasti tau semuannya.

"Dia ada penerbangan ke Dubai hari ini." Seluruh mata tertangkap tidak percaya. Jaehyun dengan segera bangkit dari duduknya, ia menghubungi gadis itu berulang kali, namun tetap tidak terjawab.

Melihat pergerakan lelaki itu berhasil menarik perhatian Aru. Aru meraih tangan Jaehyun dan menatap jari manisnya yang tidak ada cincin pertunangan mereka.

"Kau membuangnya?"

Jaehyun menepis, ia tau jika Sera menyukainya tapi bukan berarti Jaehyun terganggu atas kehadiran gadis itu. Jaehyun pun menarik ponsel Jeno dan benar saja, ternyata nomor ponselnya di blokir.

'hm.'

"Kau kembali ke dubai?" Dan helahan napas terdengar.

'Aku kembali ke rumah, kepala ku pusing.' Dan seketika tawa Jeno terdengar. lelaki itu menatap Jeno tajam.

"Kau." Jaehyun berusaha menahan amarahnya. Tuntas semuannya selesai, Aru menarik Jaehyun kembali membuat lelaki itu jenggah.

"Kemana cincinnya?!" Jaehyun memijat pangkal hidung dan seluruh atensi yang melihat berusaha untuk tidak ikut campur.

Quite Bitter✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang