Aku belum revisi lagi. Tapi besok udah ending. Sorry if nothing special. So, vote komen.
Happy reading!
•
•
•"
Yuta anda ditangkap atas perencanaan pembunuhan di Gangnam lima tahun lalu."
Yuta menunduk dengan tatapan tajam. Ia menatap tangannya yang terikat. Aru yang berada di sudut ruangan terkejut, namun ia hanya mampu bungkam.
Akhir-akhir ini Chanyeol memutuskan untuk tidak berkumpul dalam bekerja. Tapi ia malah mendapatkan bukti mengejutkan dari kiriman tidak di kenal. Bahkan Email itu sulit dilacak selepasnya.
Jaehyun menarik Yuta atas pembunuh orang tuannya. Ia angkat celana Yuta dan benar saja, tembakan ada serta luka bakar di punggung lelaki itu.
Jaehyun menendang dan memukul Yuta beruntal, tak di pungkiri seberapa marah dirinya. Jaehyun jelas tidak menyangka, bahkan rencananya pernah ia bangun sendiri bersama sosok pembunuh itu.
Jaemin mengeratkan tangannya. Walau posisinya di ganti sebagai anak yang punya hak dan sah Jaemin jelas terkejut atas terbukanya kasus yang selama ini tersembunyi.
Jeno saja tidak percaya, padahal perkiraannya pelaku adalah Johnny tapi lelaki itu ternyata korban.
Sedangkan Jesa, gadis itu hanya diam dengan dada yang bergerumu. Itu orang yang sama dan kalbu Jesa tidak berbohong jika ia menepatkan pada orang yang benar. Gadis itu membalikkan tubuhnya membuat Sejeong memeluk bahunya.
"Tenangkan dirimu. Ini sudah berakhir. Walau kau tidak ada niatan mengungkapnya tapi Jesus dengan baik hati memberikan orangnya secara langsung."
Tuntaskan mengatasi itu semuanya sebuah tamparan menyakitkan mengenai wajah Yuta.
"Aku membenci mu." Aru segera berlalu membuat Yuta mengeratkan rahangnya.
-
-
-Jaemin menatap layar ponselnya, ia balik lalu ia remas. Mata Jaemin mengibaratkan kebencian, ia benci, ia tidak suka.
Selama ini ia memang diam, tapi bukan berarti Jaemin suka dengan hasil kerjanya. Lelaki itu bangkit segera menuju rooftop saat tau keberadaan Aru dimana.
Jeno yang berada di ruang rawat menatap kepergian Jaemin, lelaki itu melirik Sera dan Johnny yang hanya diam tanpa percakapan menarik.
Mereka menjadi canggung.
-
-
-Jaemin menghentikan kakinya, ia mendapati Aru di atas rooftop menghisap rokok. Gadis itu membelakanginya, namun Aru tau aroma parfum yang mengalun terbawa angin.
Gadis itu membalikkan tubuhnya.
"Itu yang kau mau kan? Yuta, di tangkap dan kau bisa merebut cinta ku darinya." Jaemin menggeleng. Raut lelaki itu memang selalu teduh, bahkan setiap harinya dihiasi luka-luka yang membekas, seperti goresan di pelipis yang terlihat jelas siang itu.
Sedetik lelaki itu menarik tangan Aru namun gadis itu menepisnya.
"Aku tau kau cinta pada ku. Tapi aku tidak cinta pada mu. Cintaku hanya untuk Yuta, tapi sialnya Ayah mu menjadikannya orang yang jahat."
"Aku harap saat itu Yuta betul-betul tidak ikut dengan Ayah mu, tapi kau malah diam layaknya orang bodoh."
"Dia dijadikan boneka Ayah mu sedangkan kau?!"
"Aku saja rela dijadikan boneka, namun Yuta tidak bisa menoleh lagi pada ku. Dia sudah masuk kekurangan ayah mu. Apa yang bisa kau gantikan, Jae?!"
"Aku mencintaimu!!" Jerit Jaemin merasa jengga. Hatinya bergerumu, mengutarakan cinta tidak seperti membuangnya angin, tapi ia benar-benar merasakan apa itu sakit hati mendapati reaksi Aru yang sudah ia duga.
"Cinta mu itu kesialan ku!"
"Dengan kau merencanakan semuanya dan memasukkan Yuta dalam penjara itu semakin membuat ku benci. Kau bajingan Brengsek!!"
"Seharunya Yugeom mengasingkan mu tapa di bawa lagi kemari! Tuan Jaejoong benar, kau bukanlah orang yang tepat untuk memimpin Na Corp. Kau psikopat, kau gila, kau tidak waras, kau menjijikkan!"
"Aru!!" Jeno menarik Jaemin yang nyaris terjun merasakan pasrah tiap-tiap dorongan yang gadis itu berikan.
"Tidak, kau tidak boleh kasar padanya!" Jeno menatap sengit Aru, namuan gadis itu terkekeh.
"Ryu Jeno. Kau seharusnya tidak hidup. Tapi entah apa yang membuat Tuhan membiarkan mu hidup di ujung kematian. Mungkin untuk membalaskan dendam mu yang sudah membunuh ibu ku." Jeno terdiam.
"Aku tau peluru yang bersarang di kepala mu adalah tembakan ibu ku sebelum mati. Dan syukurnya kau hidup di ujung kematian. Pasti itu menyakitkan bukan?"
"Aku yang paling tersakiti disinil!!!" Jerit Jaemin membuat mereka menoleh tak percaya. Tubuh Jeno sedikit menjauh kala Jaemin menepisnya. Lelaki itu mendekat pada Aru.
"Jika bukan Jaejoong sialan itu Yuta seharusnya tidak hadir. Dan karena keadaan Yuta posisiku sebagai anak tunggal yang sah tersingkirkan."
"Kau juga meremehkan cinta ku. Dan Jesa, Chenle, dia bahkan tidak mengenal ku akibat pembunuhan Ibunya yang Yuta lakukan atas perintah Ayah mu!"
"Kau!!"
"Eun Daru!!! Aku yg paling tersakiti di sini!!!" Jaemin betul-betul frustasi, ia ingat betul bertahun-tahun tidak bertemu Ara tapi gadis itu tidak mengenalnya akibat hilang separuh ingatan karena trauma.
Dan Jaemin ingat Dohwan merencanakan kematian ibu Jesa hanya karena wanita itu tau kebusukannya saat bekerja di perusahaan Eun.
"Ayah mu, ayah Jeno, bahkan ayah ku sendiri. Mereka yang membuat ku mati seperti ini. Mereka menyakiti ku hingga ingin tewas. Dan syukurnya aku hidupnya dengan tujuan yang baik."
"Aku membalaskan dendam kalian. Dan semuannya selesai Aru."
"Jaejoong, Dohwan, dan, Yugeom. Serta orang-orang yang menyakiti ku dia akan sengsara dengan hidupnya sendiri." Dan saat itu Jeno terkejutan melihat Jaemin memundurkan langkahnya. Jeno inginkan meraih tapi tubuhnya sudah di dorong Jaemin membuat kepala Jeno terhempas.
Dan tak perduli tubuh Jaemin melayang bagaikan kapas dari lantai 40 itu. Jaehyun yang datang terlambat terkejut.
"Jeno!!" Namun Jeno mendapatkan benturan kuat yang membuat peluru dalam kepalanya tergeser begitu hebat.
Dan di bawah sana Jesa terkuat saat tubuh Jaemin terjatuh tepat di depan matanya. Sejeong saja menjerit dan benar saja semuanya drop melihat itu. Jesa terjatuh tepat saat Lucas membalik tubuhnya.
TBC
Demi apa kagak ada mainstreamnya. Semuanya normal 🫂
KAMU SEDANG MEMBACA
Quite Bitter✓
Fanfiction"Everything is just a blinding trick." And in the end they are stupid. Slightly Similar : Lost Space 2021 July²¹ ‼️𝗗𝗶𝗹𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗹𝗮𝗻𝗴𝗶𝗮𝘁! 𝗣𝗹𝗲𝗮𝘀𝗲 𝗱𝗼𝗻'𝘁 𝗰𝗼𝗺𝗺𝗶𝘁 𝗰𝗿𝗶𝗺𝗶𝗻𝗮𝗹 𝗮𝗰𝘁𝘀 𝗶𝗻 𝗰𝗼𝗽𝘆𝗿𝗶𝗴𝗵𝘁 • 𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢�...