16. Same past

46 6 0
                                    

Akhir-akhir ini banyak jeda yah buat update. Aku punya kesibukan di rl jadi nggak bisa mastikan kapan aku punya waktu luang. So aku update lebih awal. Jangan lupa vote komen seperti biasa.

Happy reading!



"Jaehyun?"

Jesa terkejut melihat lelaki itu terikat di depannya dengan birai yang terangkat. Sejujurnya ada segumpal benci, tapi lelaki itu datang menolongnya, bahkan bibirnya menampilkan senyuman tulus. Gadis itu mengeratkan tangannya di balik punggung yang terikat.

"Kau harus tenang. Ingat semua kebahagian yang pernah kau kalui. Semuannya akan baik-baik saja. Percaya pada ku." Lelaki itu tersenyum dengan kedua tangan yang bergerak gelisah di balik punggung. Jaehyun berusaha melepaskan ikatannya.

Jesa menundukkan kepalannya. "Ini musuh kamu?"

Jaehyun megangkat kepalannya mengeleng. "Aku nggak tau mereka, Sa."

"Lantas kedatangan mu karena apa?" Gumamnya, gadis itu memperlihatkan Jaehyun yang kembali menunduk.

"Semuannya terasa percuma, Jae."

Lelaki itu memejamkan matanya merasakan sakit di tangan dan Jesa yang sadar melihat cairan yang mengalir. Jesa kembali megangkat kepalanya melihat Jaehyun yang berhasil melepaskan ikatan tangannya.

"Jaehyun tangan mu..."

"I'm okey." Jesa tidak yakin, namun dengan cepat menerima tangan Jaehyun yang membuka lilitan di tangannya dengan pisau lipat.

Tangannya yang terasa bebas ia bawa tepat pada ujung rok, lalu merobeknya. Dengan segerah ia mengikatkannya kuat di tangan Jaehyun membuat lelaki itu meringis dalam diam, ia tersenyum tipis.

"Ikut aku, jangan pergi." Dan keduanya pergi dengan tangan Jaehyun yang tercekat lebut di tangan kirinya.

Di depan ruangan yang mereka tempati terdapat sekumpulan orang yang terlelap, Jess yang merasa takut mengetakan jemarinya dan sesekali Jaehyun mengusap telapak tangan gadis itu dengan ibu jarinya.

"Pelan-pelan, Sa."

Namun orang-orang itu terbangun saat satu dari mereka berdiri di ambang pintu dengan bangganya.

Jaehyun mengeratkan tangan Jesa di balik pungung. Gadis itu ia pegang untuk tidak di tarik siapa-pun.

"Ryu Jaehyun? Anak Ryu Jaejoong pemilik Ryu Corporation pemegang saham terbesar. Tapi berhasil bangkrut hanya karena tidak ingin pindah ke Dubai sebab punya kekasih yang tidak ingin di tinggalkan? Bukankah itu terdengar romantis, Nona Jung?"

"Dia merelakan kekayaannya hanya untuk mu." Jesa takut, tapi telinganya menangkap jelas tiap-tiap kata yang lelaki itu ucapakan.

"Jaehyun ingin bermain api?" Lelaki itu menunjuk tangan Jaehyun yang megerat di depan. Jesa hanya diam dia terkejut, semuannya terungkap dan semuannya terlihat dari sikap Jaehyun, tangan lelaki itu terasa dingin dan bergetar.

Secepat mungkin Jaehyun menarik Jesa kedepan tubuh lelaki itu, mereka berhadapan.

"Maaf, Sa, aku harus melakukannya di sini." Dan tak lama Jaehyun melawan mereka, ia berusaha menahan yang ingin meraih Jesa. Gadis itu tidak tau harus berbuat apa. tiba-tiba Jess merasa sakit dan Jaehyun bersusah paya mengatakan semuannya di sela-sela perkelahian.

"Jesa tetap sadar. Kau harus ingat semuannya dengan baik!"

"Kita sama-sama, Jesa, Chenle senang jika kita bersama-sama. Jesa ingat semuannya!" Jaehyun yang tidak fokus terjatuh saat satu pukulan mengenai kepala belakangnya. Tubuh lelaki itu terhempas.

Quite Bitter✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang