14. End of engagement rope

50 7 0
                                    

Seperti biasa, jangan lupa ramaikan vote komen. Terimakasih.

Happy reading!




Jesa sudah membagikan tugas yang Winwin pinta untuk dirinya bagikan, dia menggantikan Taeyong yang tidak tiba juga ke ruangan, padahal seingatnya lelaki itu mengekor mereka bertiga.

"Lucas, kau sudah menghubunginya bukan?"

"Yah, tidak ada jawaban. Aku cari di toilet juga tidak." Dan Jess memutuskan untuk keluar sebentar seperti yang Winwin minta. Lelaki itu ingin langsung menghadapi ketua divisi.

Maka kaki Jesa terus melangkah dan berakhir di pintu rooftop. Jeda tidak dengan cepat masuk. Ia mengelilingi tempat yang penuh dengan meja-meja. Sontak kakinya terhenti saat mendengar suara tak asing menyambut.

Spontan Jesa menarik ponsel Taeyong membuat lelaki itu terkejut.

"Siapa sebenarnya kau, Lee Taeyong?" Jesa sudah meretas air matanya yang ingin terjatuh, gadis itu menatap Taeyong dengan wajah gemetar, dan telepon juga sudah mati.

Taeyong ter-diaman sejenak dan berusaha menggambil ponselnya, tapi tidak bisa sebab gadis di depannya menghalang.

"Jawab aku, Taeyong. Kau berkerja sama dengan Jaehyun selama ini?"

"Dan apa maksud Sinner? Barang ilegal? Obat-obat? Narkoba? Taeyong kau menyembunyikan sesuatu yang besar? Kenapa tidak menjawab?!" Jeritan gadis itu membuat Taeyong mengusap wajahnya yang kaku, lelaki itu memalingkan wajahnya dari wajah Jesa yang memerah menahan tangis.

Jesa sudah mengguncang bahu Taeyong membuat lelaki itu tampak frustasi.

"Jesa dengarkan aku..."

"Kau menipuku, Jaehyun juga." tangisan gadis itu terdengar tertahan, Jesa tidak menyangka jika selama ini yang Jaehyun tutupi adalah masalah besar, masalah yang tidak pernah Jesa bayangkan dan harapkan.

"Jesa dengarkan aku-"

"Aku hanya butuh-"

"Semuannya memang benar!" Jesa tersentak, ia meneteskan air matanya untuk pertama kali. Gadis itu menarik tangan Taeyong dan meletakkan ponsel lelaki itu cukup keras.

Semuannya mengecewakan.

-
-
-

Jesa berlari sekuat tenaga dan berakhir di taman kasong yang jauh dari keramaian. Ia menundukkan kepalanya. Tangisannya yang tertahan pecah meluas. Tangannya menutup wajah yang memerah.

Jesa sudah menaruh kepercayaan yang besar pada Jaehyun, tapi kenapa lelaki itu membohonginya? Dan menyembunyikan semua pekerjaan lelaki itu.

Jesa tentu ingin kejujuran, tapi apa yang Taeyong berikan adalah sebuah fakta, fakta membuat hatinya ingin jatuh merosot. Gadis itu kembali menangis, tangisan memilukan yang mengecewakan hatinya.

Jesa tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

-
-
-

Tak jauh dari keberadaan Jesa ada yang mengekornya. Ia bersandar pada pepohonan dengan kedua tangan dilipat.

"Kasian, itu akibat kalau berhubungan denganya. Seperti tidak tau saja Jaehyun wajah pendusta. Ah, tidak ia lebih dari bajingan." Kalimat akhir berlalu dengan gumaman menyakitkan mengingat keluarganya termaksud Jaehyun yang begitu brengsek.

-
-
-

Jesa masih terus menghindar untuk sekedar bertemu Jaehyun atau lelaki itu menghubunginya. Bahkan Chenle haya menurut tidak ikut campur saat sang kakak memintanya untuk jangan katakan jika dirinya ada dirumah.

Quite Bitter✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang