Aku saat ini sedang di kampus untuk mengurus skripsiku. Ini masih tahun ketiga-ku kuliah, namun aku ingin menyelesaikannya lebih cepat agar bisa fokus bekerja. Aku berniat menemui Mr. Yuta untuk mendiskusikan beberapa judul yang ingin aku teliti.
Setengah jam aku dan Mr. Yuta berdiskusi dan beliau memberiku saran untuk mengambil judul tentang bisnis start-up yang saat ini tengah berkembang pesat. Aku pun setuju.
Tak ada urusan lain, aku langsung menuju ke kafe. Tidak untuk bekerja namun untuk mengurus pengunduran diriku. Bukan pengunduran diri sebenarnya, lebih tepatnya kontrak kerja paruh waktuku sudah berakhir. Karena waktu itu aku sebagai pengganti salah satu karyawan tetap disana. Sepertinya aku harus mencari pekerjaan lain setelah ini. Tentu, aku tak bisa berdiam diri.
"Anneth..." panggil seseorang saat aku keluar dari kafe.
"Hai Cin, long time no see. Kemana saja?" Tanyaku saat Cindy berjalan mendekat ke arahku.
"Aku mengambil cuti kemarin" jawabnya.
"Apa terjadi sesuatu?" Tanyaku sembari mengajak Cindy duduk di bangku taman.
"Tidak. Hanya hal kecil yang harus aku selesaikan" jelasnya. Aku mengangguk paham.
"Masih bekerja di kafe tadi?"
"Tidak. Kontrakku habis hari ini. Tadi hanya menyelesaikan urusan disana. Sepertinya aku harus mencari pekerjaan lain" tukasku.
"Aku bekerja di toko bunga, dan saat ini pemiliknya tengah mencari seorang karyawan. Kalau kau mau datang saja ke sana, nanti aku kirimkan alamatnya" mataku berbinar mendengar tawaran Cindy.
"Tentu aku sangat mau Cin. Kau membantuku sekali" ujarku benar-benar senang. Setidaknya aku tak harus mencari pekerjaan lain. Toko bunga? Sepertinya menarik.
"Kalau begitu, traktir aku makan siang" ujarnya membuatku mengangguk setuju. Lalu kami beranjak mencari tempat makan.
***
Terlalu sibuk dengan skripsiku, aku lupa akan masalahku dengan Lauren yang berlarut-larut. Bahkan setelah kejadian di rumah sakit kami tak pernah bertemu lagi. Hanya saja kami tetap bertukar kabar. Dia beberapa kali mengirim pesan kalau dia saat ini ingin fokus pada kesehatan sang mama. Aku pun mendukungnya penuh.
Kadang kami akan bertelpon di tengah malam, saling bercerita dan berkeluh kesah. Aku tidak akan munafik kalau aku masih menginginkan Lauren bahkan setelah kejadian di mobil waktu itu. Memang belum ada titik terang dari hubungan ku dan Lauren, tapi nyatanya kami belum bisa untuk saling mengabaikan dan menjauh.
Bagaimana dengan Edward? Dia menghilang dua minggu ini. Membuatku lega karena aku bisa menata hatiku dengan Lauren tanpa terganggu kehadiran pria lain yang terkadang tak baik untuk jantungku.
Di sabtu siang ini aku hanya bersantai di sofa ruang tengah dengan memangku cemilanku menikmati tayangan kartun dilayar datar di hadapanku. Sementara papa sedang beristirahat di kamarnya.
Namun aku mengernyitkan dahiku saat sebuah breaking news menyela acara sponge kuning kesayanganku. Aku beranjak dari sofa berniat mengambil air minum, namun langkahku terhenti saat mendengar nama yang tak asing bagiku disebutkan oleh news anchor.
Aku mengurungkan niatku dan mengambil remote untuk menambah volume suara telivisi. Aku cukup terkejut dengan headline yang tertera di sana.
Pengusaha muda McCharter mengalami kecelakaan maut, mobil tak terbentuk
Aku tercengang saat mengenali sebuah mobil yang saat ini mereka tayangkan. Lalu tayangan berganti dengan suara sirene ambulan yang bersautan. Ini siaran langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By A Pervert
Romance[ONGOING] Anneth Andira Pramudya adalah seorang mahasiswa tingkat tiga yang tinggal bersama papanya di Sydney. Mereka pindah sejak Anneth berusia 13 tahun. Kedua orang tuanya bercerai dan Anneth lebih memilih mengikuti sang papa dan harus rela berpi...