Only You

415 32 2
                                    

Kemarin malam Edward tiba-tiba menyodori tawaran liburan ke Jepang. Yang tentu saja segera ku iyakan, karena itu salah satu mimpiku untuk bisa menyambangi negara sakura itu apalagi di saat musim dingin. Lalu hari ini Edward memintaku membuat reservasi mulai dari tiket sampai dengan hotel yang akan kita inapi selama di sana. Jadi kami akan berangkat beberapa hari lagi, sebelum musim dingin berganti.

Berhubung kami tinggal di Sydney yang panas, jadi jarang sekali punya pakaian tebal untuk musim dingin. Dengan semangat aku berniat berbelanja sepulang kerja nanti. Dan tak lupa mengajukan cuti yang selama setahun ini belum aku ambil. Aku pun tau diri saat mengambil cuti, yaitu saat pekerjaan kantor sudah tak banyak atau biasanya setelah proses penerbitan.

Dengan menggunakan transportasi umum, aku turun di toko khusus pakaian musim dingin yang berjarak 15 menit dari tempat kerjaku. Langsung memilih beberapa coat tebal, manset, legging, hat, baik untukku maupun Edward. Ibaratnya selelah apapun di kantor tapi kalau sudah begini semangatku terkumpul kembali saat berbelanja. Ya begitulah para wanita. Tak pernah tidak.

Satu jam kemudian aku keluar dari toko dengan beberapa tas belanjaan. Lalu memesan taxi online agar tak terlalu ribet membawa belanjaan banyak seperti ini. Tujuanku yaitu rumah Edward untuk packing barang yang tidak sedikit, terutama barang ku yang akan kami bawa. Edward pun hanya satu koper sedang untuk keperluannya sementara milikku dua kali lipat. Maklumi saja ya girls.

Di hari keberangkatan, aku hanya berpamitan singkat dengan kak diandra tanpa memberi tahu Inara karena kita sama-sama tau konsekuensinya. Akan terjadi banyak drama nantinya. Pukul 4 sore aku dan Edward sudah di bandara dan akan take off pukul 6 nanti. Kami akan menempuh kurang lebih 10 jam penerbangan.

***

Tepat pukul 05.30 waktu Tokyo, kami landing. Setelah melewati imigrasi, aku langsung memesan taxi online untuk membawa kami menuju hotel yang berjarak satu jam dari bandara. Saat berjalan keluar, udara dingin langsung menyambut kami. Sebelumnya tadi sudah dihimbau untuk mengenakan coat saat turun dari pesawat. Dan benar saja.

Menunggu 5 menit saja, aku yang setiap hari berkutat dengan hawa panas pun membuat hidung ku memerah karena kedinginan. Meskipun sudah tidak berada dalam puncak musim dingin, tapi tetap saja membuatku kedinginan dari balik coat yang aku kenakan. Aku bernafas lega kala sebuah taxi berhenti di depan kami.

"Langsung masuk saja" ujar Edward yang sepertinya paham kalau aku sudah kedinginan. Aku menurut, Edward dan si sopir memasukkan koper-koper kami ke bagasi. Peghangat di dalam mobil membuatku sedikit nyaman untuk pernafasanku. Selema perjalanan aku menikmati pemandangan luar yang masih cukup sepi karena belum banyak orang yang beraktifitas sepagi ini apalagi dengan suhu 10°C.

Sesampai di hotel, aku langsung menenggelamkan wajahku ke bantal, untuk mendapat kehangatan. Edward hanya terkekeh melihat tingkahku. Bagaimana tidak, aku selalu mengatakan sangat ingin memiliki pengalaman berlibur ke negara dingin, tapi yang ada belum apa-apa sudah kedinginan. Its ok. Aku hanya perlu beradaptasi sebentar lagi.

"Kau ingin aku menghangatkanmu?" Edward berujar dan menekati aku yang masih menyembunyikan wajahku. Aku beranjak duduk dan mengambil kedua tangan Edward dan ku letakkan di pipiku. Hangat.

"Hangat tangan mu" ujarku. Lalu muncul smirk an jail dari wajah Edward yang sangat mudah ku artikan.

"Tapi aku sangat lelah" bisikku geli.

"Biarkan aku yang bekerja" lalu dia menarik tubuhku hingga berbaring di kasur yang sudah disediakan hotel.

Diawali dengan ciuman-ciuman basahnya, dia meloloskan bawahanku hingga menyisaka g-string hitamku di sana dan langsung saja Edward memanjakanku di bawah sana. Lidah hangatnya menyentuh bibir bawahku. Menyingkap g-string yang ku kenakan, lalu membuka milikku dan dia memainkan lidah dan bibirnya di sana.

Trapped By A PervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang