Tak banyak hal yang aku lakukan selama weekend kemarin selain menjaga Inara karena Kak Diandra belum diperbolehkan pulang bersama sang baby boy. Inara sangatlah pencemburu pada adik barunya, terutama saat papanya menggendong bayi gembul itu. Namun ia akan tetap tenang saat Kak Diandra yang menggendongnya, lucu bukan? Ya memang sedekat itulah Inara dengan Kak Marcell. Bahkan Kak Diandra merasa tak adil kala banyak yang mengatakan kalau bayi yang belum dinamai itu sangat mirip dengan Kak Marcell. Lalu mereka akan berdebat kecil hingga Kak Marcell mengalah dan mengatakan jika bayinya mirip dengan sang mama.
Keluarga Kak Diandra menjadi hiburan sebenarnya untuk kondisi perasaanku yang akhir-akhir ini tak menentu. Dengan Edward yang sibuk mengurusi Angel, aku memilih untuk tak muncul. Namun kenyataannya aku merasa tak nyaman melihat kedekatan mereka yang notabene pernah menjalin hubungan. Aku hanya akan mengiriminya pesan sekedar mengingatkan untuk makan, karena dia tipe orang yang lengah akan dirinya sediri saat tengah mengurus orang lain. Namun disisi lain aku penasaran dengan keberadaan suami Angel saat istrinya terpuruk seperti sekarang? Ingin aku bertanya pada Edward namun aku tak ingin terlihat mencampuri urusan rumah tangga orang lain.
Weekend berakhir, tentu saja aku harus kembali ke kantor di hari Senin ini. Dengan lesu aku dan yang lainnya memasuki ruang meeting seperti biasanya untuk briefing dengan ketua tim kami, Josh. Tak banyak yang dibahas sebenarnya hanya saja dia ingin menyampaikan hal penting, tak lain mengenai tugas keluar kota selama 3 hari. Tentu saja Josh sebagai pemimpin yang adil selalu menawarkan pada siapa saja yang ingin mengajukan diri, namun bisa ditebak jika pada akhirnya tak ada yang suka rela berkorban.
"Tak mungkin kan jika diriku sendiri yang ke sana?" Ujar Josh ditengah keterdiaman anak buahnya. Lalu entah kenapa mereka menatapku secara bersamaan. Beberapa detik kemudian aku menyadari arti tatapan mereka.
Dengan berat hati aku mengangkat tanganku yang artinya bersedia untuk tugas keluar kota. Karena jika dipikir kembali hanya akulah disini yang tak punya tanggung jawab dalam artian anak ataupun suami. Josh yang melihatku mengangguk tanpa memberikan pendapatnya dan menutup briefing pagi ini. Aku segera menyusul Josh yang sudah meninggalkan ruang meeting.
"Dengan siapa aku harus pergi?" Tanyaku berusaha menyamai langkah pria yang memakai kacamata itu.
"Tak mungkin kan aku pergi sendiri?" Desakku saat Josh tak menjawabku.
"Denganku, jika tak ada hal yang mendadak" jawabnya yang membuatku merasa tak benar. Karena selama ini dia sebagai ketua tim tak akan mau jika harus bertugas keluar kota. Namun belum sempat meminta penjelasannya dia sudah berjalan cepat dengan ponsel menempel di telinganya. Aku pun langsung kembali ke kubikel-ku untuk menyambut pekerjaan di awal minggu yang selalu menyesakkan pikiran. Yang membuat ku sering ke toilet hanya untuk sekedar meregangkan badan.
Sekembalinya dari toilet yang entah sudah ke berapa, aku mendapat email dari Josh, isinya detail mengenai editor yang akan kami-berdua temui di Newcastle lusa. File selanjutnya berisi bookingan hotel tempat menginap, tentu saja dua kamar.
Aku tak keberatan dengan tugas keluar kota, tapi terkadang dengan tugas tersebut tak membuat pekerjaan utama kita diringankan atau dilimpahkan ke orang lain. Dalam artian aku harus memadatkan pekerjaan untuk hari rabu hingga jumat pada hari selasa. Nikmat bukan? Tentu saja, hingga membuatku ingin menangis rasanya.
"Semangat Anneth. You can do it" ujarku menyemangati diri sendiri.
Aku yang terlalu fokus dengan pekerjaan membuatku lupa waktu hingga tak menyadari waktu break untuk makan siang telah tiba. Ku lihat orang-orang se-ruanganku telah meninggalkan mejanya, tersisa aku saja. Tak ingin membuang waktu, aku segera mengambil ponsel dan dompetku lalu berjalan cepat ke food court yang ada sisi kiri lantai 10 ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By A Pervert
Romance[ONGOING] Anneth Andira Pramudya adalah seorang mahasiswa tingkat tiga yang tinggal bersama papanya di Sydney. Mereka pindah sejak Anneth berusia 13 tahun. Kedua orang tuanya bercerai dan Anneth lebih memilih mengikuti sang papa dan harus rela berpi...