Chapter 21- Berharga

257 39 7
                                    

-Tidak ada yang lebih menyakitkan dari penghianatan-

______

Lima hari kemudian.

Hari demi hari telah berlalu, tak ada yang menyangka bahwa permasalahan yang menimpa hubungan 2 insan ini begitu besar. Entah apa yang terjadi dikehidupan selanjutnya, dan entah bagaimana mereka melanjutkan ini semua.

Sehari setelah Cia mengirimkan video tersebut ke Rey, pria itu segera menemui gadis yang mengirimkan video. Membicarakan apa yang seharusnya dibicarakan, tentang masalah yang menimpanya. Namun, tepat apa yang difikirkan Rey bahwa Cia meminta pertanggung jawaban jika ada hal yang tidak diinginkan nya terjadi. Hal ini membuat Rey tak tau harus bagaimana.

Bahkan Naya sudah mengetahui hal ini tepat dihari itu, dan sudah 5  hari pula ia tidak ingin menemui laki-laki itu sama sekali. Walaupun Pria itu selalu datang kerumah Naya setiap harinya, menunggunya dengan begitu sabar.

Seperti hari ini, pukul 5 sore ia kembali datang kerumah Naya. Walaupun beberapa hari kemarin ia gagal tapi usahanya tidak pernah berhenti begitu saja. Ia ingin menyelesaikan masalah ini dengan hati kepala yang dingin.

Tin tin tin

Rey mengklakson satpam penjaga rumah Naya menggunakan motornya, berharap pintu nya segera dibuka. Tak selang berapa lama, satpam pun membukakan pintu gerbangnya.

"Maaf den, cari Non Naya?." Tanya satpam.

Rey mengangguk mengiyakan dengan senyum ramah yang terpampang jelas di wajahnya. "Naya nya ada ?" Tanya Rey kembali.

Satpam tersebut menggeleng, sebelum menjawab pertanyaan dari Rey "Non Naya nya belum pulang sampai sekarang." Jawabnya.

Rey menghembuskan nafasnya kasar, bahkan chat darinya tidak dibalas Naya sama sekali. Gadis itu mengabaikannya. Sudah pukul 5, dimana gadis itu berada? Rey khawatir, sangat khawatir.

Laki-laki itu mengangguk pelan, bukannya ia tidak ingin menunggu Naya pulang. Tapi, mama nya gadis itu pun sudah terlihat tidak suka dengannya akibat kasus yang menimpa hubungannya.

🌸🌸🌸🌸🌸

Disisi lain yang bersamaan, Naya bersama 2 sahabatnya sedang berada di sebuah mall yang tak jauh dari sekolah SMA Nusa Indah, sekolah Naya. Mereka sudah berada ditempat ini selama kurang lebih 2 jam, menikmati kesenangan di Time Zone. Bukan mereka ber 3 tetapi hanya 2 orang saja, Naya terpaksa mengikuti sahabatnya karena ingin merefresh fikirannya.

Ia sangat ingin melupakan masalah ini dan mengiklaskannya. Keterpurukannya, kesedihannya, air mata nya sudah terkuras beberapa hari lalu. Gadis itu tidak mengingkan masalah ini membuat orang terdekatnya bersedih.

"Nay, Capek nih. Udah sore banget, pulang  yuk." Ajak Aleta.

Naya menganggukkan kepalanya, sudut bibirnya melengkung sedikit keatas. Walaupun masalah percintaannya selalu berujung seperti ini, ia masih beruntung memiliki sahabat yang sangat menyayangi dan peduli dengannya.

"Makan dulu, kalian nggak laper? pengen makan seafood,  gue yang traktir." Kata Naya dengan tulus. Elin dan Aleta mengangguk menanggapinya.

Tringgg tringgg

Ponsel Naya berdering cukup keras, gadis itu segera mengambil handphone di saku dan melihat siapa yang menelfonnya.

"Mamah." Gumamnya. Ia segera menekan tombol hijau untuk mengangkatnya.

Call

"Halo ma? Ada apa?"

"Kamu dimana sayang, udah sore kok belum pulang." Ujar mamanya khawatir.

NAYARA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang