Chapt 7-Menginap

3.7K 191 12
                                    

Nay masih terus menggerutu di dalam hatinya, tatkala melihat Rey yang duduk bersebelahan dengan Cia. Gadis yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di sebelah Rey menggeser Vano.

Rey hanya berekspresi biasa saja, tanpa merasa bersalah. Nay ingin sekali melempari Rey dengan sepatunya. Bisa-bisa nya dia tidak merasa bersalah sama sekali.

Satu jam dengan posisi yang masih sama, Pak Iqbal dan Pak Budi yang terus memberikan pengarahan kepada anak didiknya.

"Naya, jangan bengong. Kamu paham atau tidak?" Tanya Pak Budi tiba-tiba.

Naya masih belum mendengar ucapan Pak Budi hingga Aleta menyenggolnya.

"Eh-eh apasih." Kaget Naya.

Pak Budi dan Pak Iqbal menggeleng-gelengkan kepalanya. Ternyata sedari tadi Nay sama sekali tidak mendengar.

"Kamu lagi ada masalah Nay? Nggak seperti biasa nya lhoh kamu gini." Kata Pak Budi.

"Nggak pak, aku cuma pengen ketoilet bentar." Ujarnya.

Semua orang yang tak tau sama sekali tak mempercayai Naya, alasan macam apa itu?

"Ya sudah, kamu ke toilet sana. Toiletnya ada di ujung." Kata Pak Budi.

Nay mengangguk, sebelum ia beranjak berdiri, Elin memegang tangannya "Mau gue anterin?" Tawarnya.

Nay menggeleng, Elin melepas tangan Nay dan gadis itu pun beranjak pergi menuju toilet.

~~NAYARA'~~

Sampailah Naya di toilet, menatap wajahnya di cermin menahan emosi yang sedari tadi ingin ia Ledakkan.

"Arghhh, kenapa sih Rey? Kenapa Lo seakan-akan baik-baik aja."

"Gue benci, benci."

Tubuh Naya merosot ke lantai, memeluk kakinya. Sungguh, ia benar-benar tidak bisa menahan semua ini. Sekuat apapun ia menahan tapi ini lebih sakit. Hatinya sakit. Air matanya lolos begitu saja tanpa di suruh nya.

Mana mungkin seseorang wanita bisa menahan, kalau saja kekasihnya bermesraan dengan wanita lain didepan matanya sendiri. Seolah-olah dia tidak menganggap Naya sama sekali?

Hingga suara deringan ponsel miliknya membuatnya mengusap semua air mata nya.

Mami is calling

Lagi-lagi Mama Rey menelfon nya.

"Halo Mi."

"Halo sayang, kamu kenapa? Suara kamu kok serak gitu?"

"Eh nggak mi, nggak papa kok. Cuma batuk dikit aja."

"Oh gitu ya, gimana kamu masih belum pulang dari rumah guru kamu ya?"

"Belum pulang mi, nanti kalau udah pulang. Nay kabarin."

"Iya sayang, hati-hati ya mami tunggu kamu."

Tut

Sambungan telepon di putus oleh mama Rey.

Nay harus bagaimana? Memang saat Mama Rey menelfon tadi, wanita itu menyuruh nya untuk mampir kerumah. Entah dari mana Mama Rey tau kalau Nay ada di Jakarta Selatan.

NAYARA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang