Chapt 10-Cia

3.5K 206 49
                                    

"Hai Rey." Sapa seorang gadis.

Dia adalah CIA.

Tanpa di suruh atau berbicara Cia segera duduk di sebelah Rey yang masih kosong.

Tatapan maut Nay terus terarah ke Cia, bagaimana bisa gadis di depannya ini duduk tanpa di suruh. Dan Rey? Kenapa pria itu tak menolak lagi, ia malah asik dengan makanan nya.

Lagi, lagi dan lagi Nay harus menahan semua ini. Menahan sesak di hatinya saat melihat kedekatan Rey dengan wanita lain didepannya sendiri.

"Rey."

Rey yang tengah sibuk memakan makanannya pada akhirnya menoleh "Apa?" Tanya nya.

"Gue nggak di suruh makan nih? Gue laper lhoh." Ujar Cia.

Nay yang mendengar hal tersebut mendesah pelan, bagaimana bisa seorang wanita berbicara seperti itu di depan pria. Apa ia tidak mempunyai rasa malu, sedikit pun.

Rey tidak menanggapi ucapan Cia sama sekali, sudah susah payah ia membujuk Nay agar tak marah dengannya. Kali ini? Cia lagi.

"Nggak malu ya mbak?" Sindir Elin. Ingat, Elin adalah gadis dingin yang berbicara pedas ketika mengucapkan sebuah kalimat. "Ganjen banget." Tambahnya.

Cia menatap tajam Elin, ia tidak suka dengan gadis di depannya ini "Nggak usah asal bicara ya Lo." Ujarnya.

Alih-alih, Rey, Vano, Nay dan Aleta hanya diam saja. Inilah Elin, gadis yang selalu bicara pedas kepada orang yang tidak di sukai nya.

"Kesindir ya mbak, bagus deh. Jadi gue nggak salah omong dong. Ups." Elin menepuk bibirnya di akhir kalimat nya seakan-akan salah mengucapkan. Padahal ia sengaja melakukan hal itu.

BRAKK

Cia menggebrak meja keras, sisi lain dari Cia telah keluar. Cia yang dikenal gadis pintar dan tidak banyak omong kini berbeda.

Semua pandangan seluruh penjuru kantin terarah kepada nya. Membisikkan hal-hal yang aneh-aneh tentang gadis itu "LO SIAPA ? BERANINYA BICARA KAYAK GITU KE GUE?. MENDING PULANG DEH KALIAN BERTIGA NGERUSAK SUASANA TAU NGGAK. TERMASUK lo" Bentak Cia. Ia menunjuk Elin.

Rey dan Vano masih diam, tanpa ingin ikut campur dengan urusan wanita. Hingga....

BRAKK

Sekarang? Nay. Gadis yang sudah menahannya sedari tadi akhirnya ia meledakkan kekesalan hatinya. Untuk Rey ia masih bisa menahannya melihat kondisi hubungannya, tetapi ia tidak terima jika sahabat nya di tunjuk-tunjuk seperti itu di depan muka nya. Menghancurkan harga diri yang sudah di bangun selama ini.

"LO? NGUSIR KITA BERTIGA? NGGAK TAU KITA SIAPA HAH?" Bentak Nay.

Rey dan Vano mulai was-was ia tau bagaimana Nay. Jika ia sudah meledakkan kekesalan hatinya, pasti musuhnya tidak akan berkutik sama sekali. Dan itu akan membuat masalah bertambah rumit nantinya.

"GUE? GUE SISWA TERPOPULER DI SEKOLAH INI. JADI GUE BERHAK NGUSIR KALIAN."

Nay tersenyum sinis. Siswa terpopuler? Apa yang diandalkan dari gadis ini? Kesombongan diri? Dia sangat membenci hal itu.

"DAN KITA LEBIH POPULER DARI PADA LO." Nay membalasnya dengan berkata sombong.

"Cih, APA LO BILANG? LEBIH POPULER DARIPADA GUE. HAHAHA, JANGAN-JANGAN LO JUAL DIRI." Bentak Cia.

Plakkk

Nay menampar pipi Cia "JAGA UCAPAN LO, SEKALI LAGI LO BICARA KAYAK GITU. HIDUP LO NGGAK AKAN PERNAH TENANG, CIA."

"GUE YANG AKAN NGEHANCURIN HIDUP LO." Teriak Cia ia masih setia memegang bekas tamparan Nay. "GUE AKAN NGELAPORIN KASUS INI KE PAK IQBAL, BAHWA.. LO UDAH BIKIN MASALAH DI SINI." Tambahnya.

Nay dan kedua sahabatnya tertawa mengejek, melaporkan ke Pak Iqbal? Mustahil jika geng Queen bee di salahkan karna ia begitu dengan dengan guru itu.

"Gue tunggu Cia yang cantik jelita, dengan muka yang nggak cantik-cantik amat. Yang katanya populer di sekolah tapi masih populer kita." Bawel Aleta.

CIA yang mendengar Aleta berbicara semakin kesal, pipinya merah. Ia segera menghubungi pak Iqbal.

Nay kembali menyeruput minuman nya, untuk mengisi tenaga nya. Sudah lama geng Queen bee tidak melakukan hal seperti ini yang menurutnya sangat menyenangkan.

Tak lama, datanglah Pak Iqbal dengan tergesa-gesa. Raut wajah nya nampak begitu khawatir.

"Ada apa ini ?" Tanya Pak Iqbal, ia menatap satu persatu dari Vano, Rey, Aleta, Elin dan Nay serta yang terakhir Cia.

"Maaf saya mengganggu bapak, saya mau melaporkan kalau tiga orang ini telah membuat keributan." Ujarnya.

Pak Iqbal berkacak pinggang, menatap Nay dan dua sahabatnya. "Apa yang telah kalian lakukan?" Tanya nya.

"Itu anak bapak, bikin aku kesel. Aku tamu disini pak, masa' nggak di hargain sama sekali." Ucap Nay santai.

CIA melongo, ia salah melaporkan kasus ini kepada Pak Iqbal. Mendengar cara bicara Naya yang begitu santai tanpa ada beban.

"Benar Cia?" Tanya Pak Iqbal.

"Dia tadi ngusir kita pak." Ceplos Aleta.

"Pak, bapak percaya kan sama saya? Saya nggak mungkin ngelakuin hal itu." Ujar Cia.

"Bohong, biar aku tunjukkin nih pak sesuatu yang menyenangkan." Ujar Nay.

Masih sama tempat nya di kantin, seorang gadis berjalan menghampiri mereka dengan senyuman sinisnya. "Nih, Nay." Arin.

Arin adalah tim voli dari SMA Rey, gadis itu juga pernah membenci geng Queen bee. Dan juga pernah hampir baku hantam, tetapi pada akhirnya Arin mengaku kalah dan sekarang mereka jadi teman baik.

Nay menatap Cia sinis "Gue puter nih video apa Lo ngaku sendiri Cia." Ujar Nay.

Pak Iqbal hanya menggelengkan kepala nya "Saya kira di sini yang salah kamu Cia. Jangan macam-macam lagi, kalau masih ada kejadian seperti ini. Bapak akan merasa kecewa dengan apa yang sudah kamu lakukan." Pak Iqbal menghela nafasnya pelan "Nay, silahkan kamu kalau mau lihat-lihat lagi." Setelah berbicara ia berlalu pergi.

Nay dan kedua sahabatnya tersenyum bangga, masih belum ada yang bisa menjatuhkan reputasi yang sudah mereka bangun lama. Queen bee adalah geng wanita yang terkenal di kalangan siswa Jakarta.

Nay mencengkram dagu Cia "Masih mau berurusan sama gue? Lo akan nanggung akibatnya. Dan gue suka kalau Lo bilang 'kita musuhan'." Nay menghempaskan dagu Cia keras "Gue suka punya banyak musuh, daripada Lo bilang ke gue 'kita temenan' karena ALESAN Lo mau temenan sama gue adalah LO MAU CARI SENSASI."

"Gue tau akal busuk Lo." Nay berlalu pergi.

"Yuhu, mbak nya salah cari orang." Ujar Elin terakhir kali lalu menyusul Nay dan Aleta.








Jangan lupa Voment ❤
Please selalu suport author

NAYARA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang