Chapt 1-Kesibukan

7.1K 273 4
                                    

SMA Nusa Indah, selalu di gemparkan saat kedatangan geng Queen bee. Geng wanita beranggotakan tiga orang yang memiliki kecantikan dan karisma nya masing-masing.

Naya, gadis cantik dengan wajah cuek tetapi tidak dingin dan mulut ceplas-ceplos adalah khasnya.

Elin, gadis cantik yang dingin dan mulut pedas.

Aleta, gadis cantik dengan senyum manis dan cerewet.

Sama-sama memiliki karisma masing-masing, tetapi tetap saja Naya lah yang paling banyak di puja-puja para kaum Adam layak nya seorang putri kerajaan.

Mereka bertiga sama-sama turun dari mobil Naya yang bewarna navy, warna kesukaan mereka bertiga. Memang begitulah, selalu datang disekolah dengan satu mobil secara bergantian.

"Pacar gue dateng tuh."

"Wihh, mantep tambah cantik aja tuh Naya."

"Makin hari makin cantik aja."

"Kaka cans gue."

"Kapan gue bisa foto sama mereka sih."

"Sisain buat gue satu lah."

"Samaan mulu dah."

Samaan mulu dah? Why? Apa maksud nya? Iyaps, mereka selalu membawa tas, sepatu dan jam tangan yang sama tak lupa kuncir rambut mereka sama. Warna barang mereka juga sama yaitu navy. Ajaib bukan?

Naya dan dua sahabatnya hanya menanggapi hal tersebut dengan senyuman yang terpatri di wajahnya. Karna mereka bukan gadis-gadis yang sombong apabila di bicarakan mereka hanya tersenyum tanda tak masalah jika di bicarakan, asal tidak melampaui batasnya. Dan itu sudah hampir setiap hari, walaupun mereka sering datang terlambat.

"Nay." Panggil seseorang menghentikan langkah Naya.

Naya menoleh ke sumber suara, lalu menaikkan sebelah alisnya tanda ingin tau kenapa ia di panggil.

Dafa, iya Dafa kapten basket yang telah lama menyukai Naya.

"Pagi Nay." sapa Dafa, seperti biasa Naya menanggapinya dengan senyuman.

Sedangkan Elin tidak suka dengan kedatangan Dafa yang menunda jalan mereka untuk masuk kelas.

Dafa tersenyum "Gini, gue mau ngasih tau kalau satu bulan lagi ada event pemuda cup. Lo udah tau?" Tanya Dafa.

"Satu bulan lagi? Kenapa baru bilang sekarang." Kata Naya menanggapi.

"Iya nih, harusnya nggak dadakan gitu dong. Emang gampang apa cari pemain nya, lagian kan anak kelas 10 baru masuk satu Minggu yang lalu. Ya, belum sempet buat cari orang yang mau ikutan ekstrakulikuler Voli dan yang benar-benar bisa." Bawel Aleta.

Elin memutar bola matanya malas mendengar ocehan Aleta bagai burung kenari.

"Pak Budi aja baru kemarin ngasih tau gue nya."

Naya selaku kapten Voli bingung harus bagaimana, kelas 12 pasti sudah tidak mau mengikuti lomba tersebut kalau tidak di paksa. Sedangkan anak kelas 11 hanya ada lima, dan pasti kurang satu. Lalu yang cadangan?

Hufftt, Naya menghembuskan nafasnya berat.

Drtt drtt.

Ponsel Naya tiba-tiba berbunyi, ia segera mengambil ponsel nya di saku rok nya.

Rey is calling

Seketika senyuman terpancar di wajahnya, Rey benar-benar bisa mengembalikan mood nya pagi ini.

"Siapa Nay?" Tanya Elin.

"Biasa." Ujar Naya singkat, dan dua sahabatnya paham dengan itu. Tapi, Dafa? Dia bingung siapa yang menelfon Naya sepagi ini.

NAYARA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang