08

0 0 0
                                    

Happy Reading 

   Bahasa tubuhku mudah dikenali karena setiap aku bosan pasti bawaannya rebahan terus. Sudah berapa lama aku di berada di Garut, mungkin hampir setengah tahun dan aku masih jadi pengangguran di sini. Dulu, aku berpikir paling lama sekitar dua bulan aku sudah dapat pekerjaan di sini. Nyatanya hampir setengah tahun aku disini kerjaanku hanya rebahan saja. 

   Waktu sekolah dulu aku pengen buru-buru terbebas dari sekolah tapi setelah bebas dari sekolah malah aku jadi rindu. Biasanya di sekolah aku bisa bercerita pada Sinta juga Feli. Tapi setelah kami lulus, hubungan kami mulai berjarak. Entah itu perasaanku saja atau yang lainnya. Karena setiap aku mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp mereka hanya membacanya saja tanpa membalas isi pesanku. 

   Temanku di masa SMA hanya beberapa orang dan itu pun bisa dihitung dengan jari. Aku selalu merasa kurang akrab dengan yang lainnya karena pembicaraan mereka selalu tak nyambung denganku. Mereka pada mengidolakan film Korea sedangkan aku lebih suka dengan film India. Perbedaan itulah yang membuatku menjauh dari mereka. Aku takut kejadian semasa SMP kembali terulang. 

Flashback 

   Pada saat itu kami sekelas akan mengadakan pratikum. Di masa itu aku ditunjuk sebagai ketua oleh guru yang bertugas mencatat laporan nama-nama siswa yang bekerja dan tidak bekerja di kelas kami. 

Aku yang selalu amanah, melakukan perintah guru dengan jujur tanpa sepengetahuan yang lain lalu memberikan kertas yang telah berisikan laporan mengenai para siswa pada guru bersangkutan. 

   Besoknya para siswa yang tidak bekerja di panggil oleh guru dan mereka dihukum membersihkan seluruh bagian sekolah. Jika sampai pulang sekolah pekerjaan mereka belum selesai juga maka hukuman mereka akan diperpanjang sampai minggu depan. Dan itu pun terjadi, mereka mengira itu hanya gertakan semata oleh para guru agar mereka menyelesaikan hukumannya. Nyatanya itu bukan gertakan semata, dan hukuman mereka pun diperpanjang. 

   Setelah masa hukuman mereka selesai. Seluruh teman-teman di kelasku menatapku dengan pandangan penuh permusuhan.

   “Gara-gara kamu kami dihukum. Kamu gak bisa diajak kompromi. Pada hal ketua sebelum-sebelumnya juga sadar banyak yang gak bekerja di pratikum. Tapi kamu saja, yang repot-repot melaporkan kami. Kamu dendam sama kami yah? Jika benar, bilang aja biar kita selesaikan sekarang juga.” 

***

   Tubuhku menggigil pada waktu itu, yang mengakibatkan aku sakit selama seminggu sehingga aku tidak masuk kelas. Tidak ada satu temanku yang menjengukku pada masa itu. Bahkan, teman sebangku ku pun ikut memusuhiku. 

   Akibat peristiwa itu, aku suka menyendiri dan menyampaikan isi hatiku lewat tulisan tangan. Aku menjadi orang yang pendiam, susah bergaul, juga membatasi diriku dari hal-hal yang menurutku kurang penting menurutku.

TBC

Mengejar Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang