Happy Reading
Libur kerja kuhabisi dengan rebahan di kamar. Beda dengan orang-orang yang pergi refreshing pada hari libur mereka. Aku malah lebih suka bergelayut pada selimutku tiap libur kerja.
“Risa... Bangun... Bikinin minuman dua yah. Kalau kamu gak mau sana kamu ajak tamunya ngobrol,” perintah kak Arya padaku.
‘Masuk ke kamar orang main perintah aja. Biasanya udah gak di rumah jam segini,’ batinku.
“Iya, ntar aku bikinin minuman Bang. Aku tidur dulu bentar lima menit aja,” kataku.
“Arisa Andara bangun, jika masih dikasur juga kamu dalam hitungan ketiga bakal Abang ceburin ke kolom ikan kamu,” ancaman bang Arya membuat mataku spontan terbuka. Itu bukan hanya gertakan tapi benar-benar ancaman. Masih ingat olehku waktu aku diceburin olehnya karena tidak mau membelikannya sekotak coklat saat aku menerima gaji pertamaku.
“Iya bang. Ini udah bangun,” ucapku lalu berjalan menuju dapur untuk membuat minuman.
“Tadi bang Arya gak nyebut minumannya apakan? Aku bikin teh aja dua-duanya ah,” ucapku.
Aku menghidupkan kompor untuk memanaskan air. Sambil menunggu airnya panas aku menyiapkan cangkir dan memasukan gula sebanyak dua sendok teh. Lalu setelah airnya panas aku memasukan dua bungkus teh sachet kedalamnya. Finally, aku pun memasukan air teh tersebut ke dalam cangkir dan selesai.
Aku membawa dua cangkir teh tersebut dengan nampan. Aku berjalan hati-hati dari dapur menuju ruang tamu. Terdengar suara bang Arya dan temannya dari ruang tamu lalu kedatanganku membuat ruang tamu terasa senyap.
“Kenapa diam Bang? Lanjut ngobrolnya. Aca mau tidur lagi,” ucapku tak tau malu.
“Aca ntar aja tidurnya. Nih kenalan dulu sama teman Abang!” perintah bang Arya padaku.
Aku menatap cowok yang ada didepanku lalu tersenyum padanya. “Diminum tehnya Kak,” ucapku malu.
“Gak usah malu-malu kucing Ca, biasanyakan kamu malu-maluin.” perkataan bang Arya membuatku melotot. Dia seperti tidak tau aku aja, akukan kalau belum akrab sama orangnya bakal malu tapi kalau udah akrab banget baru malu-maluin.
“Gak usah melotot gitu. Sat kenalin ini Risa adek paling cantik yang tadi aku ceritakan bisa tiga bahasa sama kayak kamu,” ledek bang Arya padaku.
“Abang,” ucapku malu.
“Duduk Ca! Kenalin ini Satria teman yang Abang ceritakan kemarin.”
“Hy, Kak. Panggil aja aku Aca,” sapaku pada kak Satria.
“Udah selesai sesi perkenalannyakan. Yuk gabung sini Ca dari pada tidur mulu kamu mending gabung kamu kita ngobrol bareng,” ajak bang Arya padaku.
“Ntar aja Bang. Mending Aca mandi dulu. Mari kak,” Kataku pada kak Satria lalu beranjak ke kamarku tanpa menunggu tanggapan dari bang Arya maupun kak Satria.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Takdir
Ficção GeralSeorang gadis yang bermimpi dapat mengangkat derajat kedua orang tuanya. Ia berharap dengan keberangkatannya ke pulau Jawa dan meninggalkan pulau Sumatera ia bisa mengubah takdir hidupnya. Jika perlu ia rela menyebrangi lautan dari negara satu ke ne...