Extra Part

0 0 0
                                    

Happy Reading 

   Aku menatap pria yang ada di hadapanku dengan senyuman kecil tiap mendengar ceritanya. Dia yang tidak ada dalam mimpiku telah melamarku. Mungkin ini yang dinamakan jodoh. 

   Setelah lamaran mendadak kemarin malam, dia datang berkunjung ke rumahku sebagai awal dari pendekatan hubungan kami. Dia mengajakku berkunjung ke tempat wisata di sekitar tempat tinggal kami. 

   “Ca, lihat itu!” tunjuknya ke arah lautan dimana ada layangan lepas. 

   “Kejar sana,” candaku padanya. 

   “Iya, kalau aku kejar harus kamu terima lamaranku. Gimana?”

   “Dasar, lagian belum tentu juga bakal ketangkap sama kamu.”

   “Kalau ketangkap diterima nih?” tanyanya padaku. 

   “Hmmm... Gimana ya?” ucapku pura-pura berpikir padahal aku telah menyiapkan jawaban untuk lamarannya.

   “Ah, udah ketengah laut. Kamu kelamaan mikir sih Ca,” ucapnya. 

   “Gitu aja kesal kamu. Kalau niat pasti udah kamu kejar dari tadi,” kataku yang dibalas cengiran olehnya. 

   “Kamu tau aja. Gimana sama lamaranku kapan mau dijawab?”

   “Kamu mau nunggu sampai ada musim salju di Indonesia gak?” candaku.

   “Mau kok. Asal musim saljuya benar-benar ada nanti,” jawabnya usil. 

   “Ihhhhh kamu mah,” kesalku sambil berlari menuju tepi pantai untuk bermain ombak. 

   “Jangan jauh-jauh Ca,” teriaknya sambil berusaha mengejarku. Melihatnya mengejarku membuat jiwa kanak-kanakku muncul sehingga terjadi aksi kejar mengejar diantara kami sampai aku terjatuh diantara pasir putih. 

   “Kamu lain kali hati-hati Ca,” ucapnya sambil membantuku membersihkan pasir diantara pakaian yang kugunakan. 

   “Makasih Ga,” ucapku padanya sambil meraih tangan yang ia ulurkan untuk membantuku berdiri. Bukannya meraih tangannya aku malah menariknya hingga dia ikut terjatuh.

   Aku tertawa melihatnya wajahnya yang dipenuhi pasir. 

   “Senang kamu Ca. Tapi aku juga senang kok, melihat tawa kamu.” perkataannya membuat kedua pipiku bersemu merah diantara teriknya matahari. 

   Dia Angga teman sekolah dasarku dulu. Jangan kalian kira yang datang melamarku itu kak Adrian. Itu hanya ada di khayalanku dulu, tapi tidak sekarang aku menerima apa pun yang telah di skenariokan oleh Tuhan untukku.

   Mungkin Angga adalah jodohku dan kak Adrian hanya pelengkap di skenario itu. Jangan terlalu jauh bermimpi untuk berjodoh dengan orang yang kita kagumi karena itu hanya ada di dunia mimpimu. Lihat aku dan Angga dia adalah sahabat paling usil terhadapku, dan sekarang kami telah duduk di pelaminan bersama. Sama-sama berjanji dihadapan Tuhan.  

***

Mengejar Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang