Happy Reading
Hari-hari akan terlewati begitu cepat jika kamu menikmatinya. Namun, akan terasa berat jika kamu meratapinya.
Aku menatap cermin untuk merapikan pashmina yang aku pakai sebelum turun menemui bang Arya. Kami akan menuju pesta pertunangannan kak Satria.
“Ayo Ca. Kamu lelet amat sekarang. Hanya kenalan juga sama sepupu Satria lama amat dandannya. Lagian dandan atau gak dandan pun kamu kalau yang namanya jodoh gak bakal lari ngejauh,”
“Pedes amat sih tuh mulut Bang. Habis makan cabe-cabean ya?” candaku.
“Iya, Kenapa? Yuk berangkat! udah mulai pasti acaranya,” ucap bang Arya.
***
Aku dan bang Arya bergegas menuju lokasi pestanya. Untung saja kami dapat melihat acara tukar cincinnya. Jika enggak, udah merah pasti telingaku kena omel bang Arya.Kami menuju ke pasangan yang sedang dikerubungi para tamu untuk mengucapkan selamat.
“Sat, Nad selamat ya. Udah tunangan aja,”
“Iya, doakan saja lancar sampai akad nanti.” Ucap kak Nadia pasangan kak Satria.
“Ini pacar kamu Ya? Cantik,” ucap kak Nadia memandangiku.
“Iya dong. Masa pacar seorang Arya di bawah rata-rata. Ya, gak mungkinkan!”
“Gak, kak. Aku adek sepupunya,” jawabku cepat sebelum kak Nadia menanggapi serius tanggapan bang Arya.
“Iya sayang. Ini Risa yang mau aku kenalin ke Adrian,” ucap kak Satria.
“Cepat panggil Adrian-nya Yang! Siapa tau nanti Risa cocok sama Rian dan cepat-cepat nyusul kayak kita.” perkataan kak Nadia hanya kutanggapi senyuman tipis karena tidak tau harus bereaksi seperti apa.
Kami mengobrol banyak tentang para pria sehingga mengacuhkan bang Arya yang membuatnya ikut menyusul kak Satria. Biasa, kalau perempuan udah ketemu sama orang yang pas buat ngobrol pasti jadi lupa sama keadaan disekitarnya.
“Seru pasti Kak. Kalo seandainya cerita cinta kalian di bukukan jadi novel,” tanggapanku setelah mendengar cerita cinta kak Nadia dengan Satria yang seperti kebanyakan cerita novel.
Dari musuh jadi teman lalu terjebak friend zone dan berakhir ke pelaminan. Kalau menurut yang membaca novel cerita beginian pasti udah ngebosanin. Tapi, beda bagi yang mengalaminya langsung.
“Ca, itu pangeran kuda putihmu mau ke sini.” perkataan kak Nadia membuatku gugup.
“Risa, biasa aja sikapnya dong. Belum tentu juga jodoh,” batinku.
“Di belakang,” jawab kak Nadia cepat saat aku akan bertanya dimana orangnya.
Aku menatap ke orang yang ditunjuk kak Nadia.
“Ya Tuhan, itu dia. Apa aku sedang berhalusinasi? Dia orang yang aku kagumi di masa putih abu akan menuju padaku. Kami akan berkenalan?” pikirku tak percaya.
Aku menatap dirinya. Pria itu, yang di masa SMA selalu aku amati sekarang akan berkenalan denganku.
“Apa ini nyata atau hanya mimpi?” batinku bertanya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Takdir
Ficción GeneralSeorang gadis yang bermimpi dapat mengangkat derajat kedua orang tuanya. Ia berharap dengan keberangkatannya ke pulau Jawa dan meninggalkan pulau Sumatera ia bisa mengubah takdir hidupnya. Jika perlu ia rela menyebrangi lautan dari negara satu ke ne...