Wina meringkuk menahan sakit di sudut kamarnya. Sesekali tangannya bergetar menghapus sisa darah di bibirnya yang sobek.
“Berhenti memukulku, Bu...” ucapnya lirih tanpa menoleh ke belakang.
Dia tahu, ibu tirinya masih berdiri di belakangnya. Wina dapat mendengar hembusan nafas ibu tirinya yang seperti diburu iblis.
Tangan wanita paruh baya yang menggenggam rotan itu bergetar. Matanya tajam menatap punggung wina yang kurus.
Gadis yang berusia 13 tahun itu tumbuh lebih kecil dari usia seharusnya, bahkan warna kulitnya pucat karena selalu dikurung di dalam kamar.
“Bagaimana cara aku membunuhmu?” guman ibu tirinya pelan.
Wina bergidik, buru-buru dia menutup kedua telinganya.
“Kau iblis bahkan saat kau lemah seperti ini, aku takut untuk mendekatimu.” lanjut ibu tirinya.
Akhirnya perlahan wanita itu mundur, berjalan mendekati pintu dan keluar dari sana. Dia mengunci Wina seperti biasanya. Anak itu diperlakukan demikian sudah selama setahun terakhir ini.
Ayahnya sudah meninggal, sekarang Wina hanya hidup berdua dengan ibu tirinya. Wina hanya bisa menangis meratapi nasib malangnya.
Cerita hidup Wina seharusnya bahagia, bahkan saat ayahnya membawa pulang seorang wanita yang menjadi ibu tirinya sekarang, hidup Wina baik-baik saja.
Wanita itu sayang padanya, selalu memperlakukan dia dengan baik dan normal. Tak ada pukulan atau amarah.
Mimpi buruk Wina bermula saat ibu tirinya bertemu seorang peramal empat tahun lalu, peramal itu sungguh hebat, dia bisa menceritakan tentang masa depan.
Peramal itu mengatakan kalau masa depan Wina penuh darah, dia terlahir sebagai anak pembawa maut. Bahkan kematian ibu kandung Wina adalah akibat dari dosa yang Wina bawa.
Awalnya baik ayah ataupun ibu tiri Wina tidak ada yang percaya. Mereka marah dan mengusir peramal itu.
Sebelum pergi, peramal itu mengucapkan sebuah pesan, “Kalau kalian tidak percaya padaku tidak apa-apa. Tapi, kalian bisa membuktikannya sendiri.”
Dia menyerahkan sebuah buku kecil, “Berikan binatang peliharan ini kepada Wina dan lihatlah apakah kematian mendatangi semua binatang ini.”
Dia menatap serius kepada kedua orang tua malang itu. Ibu tiri Wina perlahan mengambil buku itu dan membukanya.
Ternyata si peramal membuatkan catatan binatang apa saja yang perlu mereka beli untuk dipelihara Wina. Di mulai dari kucing, kemudian anak anjing, kelinci, hamster, burung, ikan, kembali lagi ke kucing lalu anak anjing dan seterusnya.
Selama dua tahun, binatang-binatang itu selalu mati setelah Wina memelihara mereka selama 3 bulan.
Mereka kembali mencari peramal tadi, mereka yakin itu semua hanya kebetulan. Tapi, bukannya pembenaran yang mereka dapatkan justru ramalan buruk yang di dengar mereka.
Peramal itu mengatakan kalau kali ini ayah Wina lah yang akan meninggal.
Mereka ketakutan, hanya ayah Wina yang mati-matian menolak semua pernyataan itu. Perlahan pandangan ibu tiri Wina sudah berubah, bak menatap iblis, tak ada lagi rasa sayang di sana. Dia bahkan ketakutan setiap ditinggal berdua dengan Wina di rumah.
Ibu tiri Wina ingat, peramal itu pernah berpesan ada cara untuk menahan aura gelap Wina. Anak itu harus dihindarkan dari cahaya matahari, itulah mengapa Wina mulai di kurung kalau suaminya sedang pergi keluar kota.
Lalu makanan untuk Wina tidak boleh dari yang bernyawa yang artinya dia hanya boleh makan sayur-sayuran.
Di hari yang diramalkan, ayah Wina meninggal saat keluar main bersama Wina. Dia menjauhkan Wina dari sebuah tabrakan yang akhirnya malah merengut nyawanya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/272553144-288-k936059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Ketika Aku di Sini
FantasyKumpulan cerpen ini saya buat selama 30 hari ke depan dalam memenuhi tantangan menulis #30harikonsistenmenulis Semua cerita yang ada adalah bagian dari kerajaan khayalku yang ingin kubagikan kepada semuanya. Btw, judul mana yang paling kalian suka d...