RAHASIA PASANGAN

13 9 3
                                    

Hidup sebagai pasangan suami istri selama 20 tahun tidak menjamin untuk mengenal seseorang secara utuh.

Tadinya kupikir orang tuaku adalah pasangan paling sempurna di dunia. Ayah tidak pernah lupa mencium ibu saat hendak berangkat kerja, ayah selalu ingat memberikan hadiah bunga mawar kuning kesukaan ibu saat ibu ulang tahun, dan aku tidak pernah sekalipun melihat mereka bertengkar.

Usiaku sekarang 18 tahun, sudah cukup dewasa untuk bisa mengenal kebahagiaan di mata ibu. Mereka selalu saling menatap dengan penuh kasih. Aku bangga sekali punya orang tua seperti mereka.

Sampai suatu hari, ibu menerima kabar kalau ayah menjadi salah satu korban tabrakan beruntun di jalan tol.

Di hari pemakaman ayah, tampak seorang wanita muda, aku pikir usianya sekitar 25 tahunan, dia menggandeng seorang anak laki-laki usia 5 tahun.

Dia berjalan lurus, langsung ke tengah-tengah ruang duka, berhenti untuk menatap foto ayah yang dipajang di depan peti matinya.

Wajahnya tampak sayu dan matanya sembab. Aku tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya, bahkan ketika acara kumpul keluarga, aku rasa wanita itu tidak pernah ada di sana.

Ibuku mendekatinya dan memberinya salam, wanita itu menjawab seperti berbisik, namun sesaat kemudian kulihat wajah ibuku pucat, tangannya gemetaran menutupi mulutnya.

Aku langsung berlari ke sana menangkap ibuku yang jatuh pingsan. Para tamu menjadi heboh, beberapa orang mendekatiku dan membantuku membawa ibu ke ruang tidur di belakang tirai ruang duka.

Aku mendengar ada keributan di luar, tapi aku tidak bisa meninggalkan ibuku sendirian di sini. Akhirnya aku menunggu sampai ibu terbangun.

"Ibu tidak apa-apa?" tanyaku saat ibu mulai membuka matanya.

Ibu tidak menjawabku, dia hanya menangis, dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Setelah agak reda, ibu memelukku, "Kenapa dia lakukan itu?" masih terisak, ibu berucap pelan.

"Kenapa Bu?" tanyaku lagi.

"Wanita tadi adalah istri Ayahmu." jelas ibu sembari melepas pelukannya dan menghapus air mata yang masih menetes.

Lidahku kelu, aku bahkan tidak tahu harus merespon apa. Sesaat kami terdiam.

"Ibu, bagaimana kalau wanita itu bohong?" tanyaku.

Ibu menggeleng pelan, "Dia menunjukkan foto pernikahan mereka." Lagi-lagi ibu menutup kedua wajahnya dan menangis.

Aku segera berlari keluar, tapi wanita dan anaknya itu sudah tidak ada di sana.

"Ibumu bagaimana?" tanya tanteku cemas, saat aku bilang kalau ibu sudah sadar, dia segera masuk menemuinya.

"Kenapa bisa begini?" tanyanya kepada ibuku, tampak seperti emosi.

"Kamu tidak tahu apa-apa?" tanyanya dan ibuku hanya menggeleng.

"Mereka sudah menikah selama 6 tahun, ini gila! Bagaimana dia bisa menyembunyikannya selama ini? Dia bahkan membelikan rumah untuk mereka." ucap tante dengan geram. Dia adalah kakak perempuan ayahku.

"Wanita itu... berani sekali datang ke sini, bahkan dia sama sekali tidak sungkan ketika melihat kami. Dia begitu yakin suaminya sangat mencintainya!" terlihat amarah di mata tante. "Bahkan katanya tadi, Ayahmu sudah memberikan warisan untuk anaknya." lanjut tante menatapku serius.

Tante memijat-mijat keningnya, "Sudah gila adikku, apa yang dia pikirkan. Seperti bukan orang yang kukenal."

"Selama ini dia selalu pulang rumah kan?" tante bertanya pada ibuku.

"Tidak selalu, saya pikir itu memang bagian dari pekerjaannya. Setiap bulan ada jadwal dia untuk keluar kota. Tapi kami tidak pernah curiga, karena walaupun dia keluar kota, dia selalu menelpon kami setiap malamnya, memperlihatkan hotel tempat dia menginap, bahkan selalu membawa oleh-oleh. Kalau seperti itu, mana bisa saya mencurigainya."

"Berarti setiap dia keluar kota, wanita tadi selalu bersamanya yah? Iya itu pasti! kalau tidak, kapan lagi dia bisa bersama wanita itu!" ucap tante geram.

Kemudian tente memeluk ibuku, mengusap pelan punggungnya. "Yang tabah ya, kami semua di sini bersamamu."

Dalam pikiranku, aku menyusun ulang semua potongan kehadiran ayah, seakan ingin mencari kesalahannya. Tapi tidak ada, ayah terlalu sempurna sebagai ayah.

Kenapa ayah bisa dengan sangat mudahnya mencintai dua wanita di saat yang bersamaan?

-End-

Cerita Ketika Aku di SiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang