Sixteenth Verse

29 7 0
                                    

"Lo mau sampe kapan puasa sosmed?" tanya Erwin.

Kini mereka hendak makan malam di meja makan. Ayah nya masih di kamar mandi sementara bunda nya masih menyiapkan makanan di dapur.

"Sampe......kapanpun yang gue mau? jawab Ale. "Sosmed tuh toxic banget, Win. Gue jadi insecure mulu setiap liat temen-temen gue udah pada ngepost story abis sempro."

Erwin mengangkat alisnya. Ia sebenarnya setuju dengan pernyataan Ale barusan.

"Iya sih, yaudah deh gue juga ikutan lo." ujar Erwin.

Ale mengernyit, "Kahim mana boleh puasa sosmed? Mau jadi apatis?" tanyanya.

Erwin melotot, "Bener juga ya."

Ale mendengus. Sudah hampir 2 minggu ini ia tidak membuka sosial media apapun selain aplikasi pesan. Alasannya simpel, ia merasa insecur karena akhir-akhir ini banyak teman-teman nya yang sudah selesai seminar proposal. Ya, ada beberapa kampus yang melaksanakan seminar proposal di akhir semester.

Ayahnya keluar dari kamar mandi dan bergabung dengan mereka di meja makn. Begitu pula bunda nya yang kembali dari dapur dengan sepiring dendeng balado di tangannya.

"Abang sama adek besok pulang?" tanya ayahnya.

Erwin mengangguk, "Iya soalnya adek hari senen masuk kantor."

Ayahnya mengangguk, "Gimana adek magangnya? Enak tempatnya?"

Ale mengacungkan jempolnya, "Banget yah! Atasan aku juara banget gaada dua nya."

"Anaknya tante Mira ya, bang?" tanya bundanya. Erwin mengangguk.

"Loh bunda kenal juga?" tanya Ale. Bunda nya tertawa.

"Mama nya Bima satu kantor sama bunda. Cuma beda departemen aja." jawab bunda nya.

Ale menepuk dahinya, "Kenapa semua nya kenal keluarga Edgar sih? Jangan-jangan ayah temenan juga sama ayahnya Edgar."

"Mungkin aja, siapa emang namanya?" tanya ayahnya.

"Om Rudi Bimantara, owner nya Bimantara Corp." jawab Ale.

"Oh perusahaan maintenance alat drilling kan? Kalo gasalah dulu perusahaan ayah pernah jadi client nya deh." jawab ayahnya.

Ale mendengus, "See? Sempit banget kan dunia ini."

Bunda nya tersenyum. Ia mengelus kepala anak gadisnya yang kini tengah makan dengan lahap.

"Abang gimana kuliahnya? Lancar?" tanya ayahnya lagi.

Erwin mengangguk, "Lancar aja sih, yah."

"Abang sibuk banget di himpunan, yah." sambung Ale.

Bunda nya menoleh, "Abang kapan lengser nya sih? Kok lama banget kayanya."

"3 bulan lagi, bund. Nunggu kader selesai dulu ini." jawab Erwin.

Bundanya menghela napas, "Yaudah, jangan terlalu capek. Adek kalo abangnya begadang mulu diomelin ya." Ale mengacungkan jempolnya.

Keluarga Prakasa pun melanjutkan makan malamnya dengan hangat. Ayah dan Bunda nya selalu menanyakan cerita anak-anaknya, dan mereka berdua pun dengan antusias menceritakan semua kepada orangtuanya. Selalu seperti itu sejak mereka masih sekolah karena mereka percaya, komunikasi yang baik adalah hal paling mendasar dari suatu hubungan.

"Fabian kapan dek main kesini lagi? Udah lama kayanya." tanya ayahnya. Erwin langsung menoleh ke arah Ale.

"Fabian lagi magang di Kalimantan. Baru pulang 3 bulan lagi." jawab Ale.

Once Upon A Time in Bandung | nct jungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang