Twenty-second Verse

32 7 0
                                    

"Le?"

Terdengar suara ketukan di pintu kamar Ale. Ale yang baru saja selesai mandi pun membukakan pintu dengan handuk yang masih berada di kepalanya.

"Apa?"

Erwin langsung menyerbu masuk ke kamar Ale segera setelah pintu dibukakan. Ale mengernyit melihat saudara kembarnya itu kini tengah memasang wajah yang menyedihkan.

"Kenapa Win?" tanya Ale sambil menutup pintu kamarnya.

"Vania." jawab Erwin singkat.

Ale mendekat untuk duduk di sebelah Erwin, "Iya Vania kenapa?"

Erwin menoleh dan menatap Ale, "Besok dia berangkat ke Jerman."

Ale tersenyum geli. Melihat Erwin galau seperti ini mungkin hanya akan terjadi sekali seumur hidupnya.

"Terus?" tanya Ale.

Erwin mengernyit, "Kok terus sih, Le? Ya gue sedih lah."

Ale terkekeh, "Iya gue tau, terus emangnya kalo dia besok berangkat lo harus gimana? Lo mau nahan dia berangkat?" Erwin menggeleng.

"I'm getting more scared." ujar Erwin.

"Why?"

"Karna lo." jawabnya. "Gue ogah banget ngejalanin ldr kalo harus kayak lo."

"Loh kenapa emangnya? I'm good kok with Fabian."

"Which part of it still feels 'good' to you, Le? Boong banget kalo lo bilang you're not dead inside." ujarnya.

Ale mencibir, "The whole thing still feels good buat gue. It really depends on the person, Win."

Erwin menghela napas, "Mau sampe kapan sih lo pretending kalo lo dan Fabian tuh masih sama kayak dulu?"

"Maksud lo?"

Erwin memutar duduknya agar lebih jelas menghadap Ale, "Gue tanya sekarang, kapan terakhir kali lo video call sama Fabian?"

"Hmmm 3 hari yang lalu kayaknya?"

"Kapan terakhir dia ngechat lo duluan?" tanya Erwin lagi.

"Hmm...." Ale terdiam. "Hampir seminggu yang lalu."

Erwin mendengus, "Itu yang lo bilang masih baik-baik aja?"

Ale terdiam sebelum beberapa saat kemudian ia melontarkan pembelaannya, "Tapi kan emang kita sama-sama sibuk, Win."

"Klise banget."

Ale mengernyit, "Lo kalo pagi-pagi cuma mau bikin gue kesel doang mending keluar deh, Win." ujar Ale dengan suara meninggi.

"Loh i'm just stating the facts, that ldr never really works for EVERYONE. Lo gausah denial terus, Le." balas Erwin.

"Denial apa sih Win? I'm just trying to be positive. Gue percaya sama dia karna dia percaya sama gue. Kalo lo bilang alesan kita sama-sama sibuk tuh klise, justru elo yang terlalu negatif." ujar Ale.

Erwin mengusap wajahnya kasar, "Le, I've been wanting to tell you this since a month ago."

"Apa?"

"Fabian tuh bukannya sibuk. He just doesn't want to reach you anymore." kata Erwin.

"Hah maksud lo?"

"Lo gatau karna lo gapernah buka instagram akhir-akhir ini. Saat dia ga ngehubungin lo atau bahkan sekedar ngechat lo, he posts his stories regularly literally everyday. Gue baru tau sih kalo orang sibuk masih sempet-sempetnya bikin story lagi jalan-jalan naik kapal." ujar Erwin.

Once Upon A Time in Bandung | nct jungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang