Postlude

45 7 0
                                    

Edgar duduk di tepi kaca sambil menyesap matcha latte nya. Suasana kota Berlin pagi ini sangat dingin. Sepertinya suhu diluar masih sekitar -2 derajat celcius padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Berliner Kaffeerosterei adalah tempat sarapan favorit Edgar. Selain karena cafe tersebut tidak jauh dari tempat tinggalnya, this place serves the best sandwiches in town (menurut Edgar).

 Selain karena cafe tersebut tidak jauh dari tempat tinggalnya, this place serves the best sandwiches in town (menurut Edgar)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edgar menyesap rokoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edgar menyesap rokoknya. Still the same cigarettes, marlboro merah. That one will always be his favorite probably.

Meskipun cafe ini sedang memutarkan musik klasik, namun ia malah sibuk mendengarkan lagu dari airpods nya. Sebuah playlist yang diberikan seseorang di hari ulang tahunnya yang ke 24 beberapa bulan yang lalu.

 Sebuah playlist yang diberikan seseorang di hari ulang tahunnya yang ke 24 beberapa bulan yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia melihat keluar jendela. Salju turun sedikit pagi ini. Namun, sisa- sisa salju bekas badai semalam masih menumpuk di sisi jalan. Orang-orang sudah mulai berlalu lalang karena jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, dimana jam kerja sudah akan dimulai.

Edgar mengaduk matcha latte nya yang tinggal sisa setengah gelas. Senyum terukir di wajahnya, this drink clearly reminds him of someone.

Ia kemudian membuka ponselnya, dan membuka aplikasi instagram. Sudah lama ia tidak membuka satu aplikasi sosial media tersebut, mungkin sudah sejak ia pergi ke Jerman?

Ia mengambil foto cafe favoritnya ini. Sharing beautiful moment with his followers is not a sin, right?

 Sharing beautiful moment with his followers is not a sin, right?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edgar menutup ponselnya dan kini ia kembali fokus pada laptopnya. Owning a travel company in such a young age has always been his dream for years. Meskipun saat ini ia masih di support oleh ayahnya karena ia baru saja menyelesaikan kuliahnya tahun lalu, setidaknya ia sudah bisa menjalankan company ini dengan baik.

As an owner, pekerjaan Edgar lebih banyak berada di belakang layar. Jarang ia turun ke lapangan langsung karena sudah ada puluhan karyawan yang kini bekerja untuknya. Seperti saat ini, ia sedang melakukan controlling terhadap beberapa rencana travel yang rencananya akan dilaksanakan di year-end season.

Sudah hampir 2 jam Edgar berkutat dengan laptopnya. Bahkan ia sudah memesan gelas kedua matcha latte nya. Ia melirik jam di tangannya, sudah hampir waktunya makan siang.

Edgar mematikan laptopnya dan menyimpannya ke dalam tasnya. Ia berencana untuk mampir sebentar ke kantornya sebelum makan siang.

Saat ia hendak bangkit dari kursinya, terlihat seorang wanita dengan mantel coklat tebal tengah berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Untuk sepersekian detik, Edgar terpaku. Sudah berapa lama? 3 tahun sepertinya?

Edgar mengangkat ujung bibirnya. After all those video calls, late night chats, and endless good morning-slash-good night greetings, she finally came, and he also kept his promise to wait for her. Here, in Germany.

"Gue dateng jauh-jauh kesini bukan cuma buat diliatin ya?" ujarnya sambil berkacak pinggang.

Edgar terkekeh dan langsung merengkuh wanita tersebut ke dalam pelukannya. Wangi buah masih menjadi wangi khas darinya. Tidak pernah berubah.

"Even heaven knows i miss you so much, Le." ujar Edgar.

Once Upon A Time in Bandung | nct jungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang