Fourteenth Verse

35 7 1
                                    

Ale meletakkan ponselnya dan kembali pada kerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ale meletakkan ponselnya dan kembali pada kerjaannya. Ia masih tersenyum lebar. Ia tidak menyangka sudah hampir 1 bulan ia lewati bersama Fabin dengan ldr. Tak pernah satu malam pun mereka tidak video call. Di siang hari mereka memang jarang mengirim pesan karena Fabian seringkali susah mendapat sinyal.

"Seneng banget tuh muka kayak abis menang lotre."

Ale menoleh dan mendapati Edgar tengah melongok ke kubikel nya. Sepertinya sedari tadi Edgar mengintip apa yang sedang ia lakukan.

"Sirik aja jomblo." ledek Ale. Edgar mendengus.

"Yaudah gak gue anterin balik nanti." ancam Edgar.

"Kan gue bawa mobil." jawab Ale. Edgar terdiam.

"Bener juga."

Ale hanya menggeleng. 1 jam lagi jam kantor akan selesai. Seharian ini bisa dibilang Ale hampir sama sekali tidak ada kerjaan. Tadi siang ia diajak meeting bersama kak Rendra, Edgar dan seorang client dari Jakarta. Setelah itu Ale hanya harus membuat laporan singkat dari hasil meeting bersama client tadi.

"Gar, lo sibuk ya?" Ale menggeser kursinya ke arah Edgar yang kini serius dengan layar komputernya. Tampak sebuah aplikasi yang nampak masih asing buat Ale.

"Iya lah emang kaya lo." ujar Edgar. Ale mencibir.

"Bikin apa sih?" kepo Ale.

"Pemodelan buat skripsi gue." jawab Edgar. Ale mendelik.

"Buset Gar kita masih semester berapa ini?" Ale mengingat-ingat. "Semester 6 anjir. Lagi liburan lagi."

"Ya apa salahnya sih lulus cepet?" jawab Edgar tanpa menoleh. "Hidup tuh harus punya target, Le."

"Emang target hidup lo apa?" tanya Ale yang kini semakin mendekat ke arah Edgar. Ia mulai tertarik dengan topik pembicaraan ini.

Edgar akhirnya memalingkan wajahnya dari layar dan beralih menatap Ale, "Di umur 25, gue harus udah jadi kepala keluarga yang sukses, tinggal di luar negeri bareng anak istri gue, sambil kerja dan lanjutin s2 disana." jawab Edgar dengan mata menerawang.

"Umur 25 berarti 5 tahun lagi dong?" tanya Ale. Edgar mengangguk.

"Bentar lagi kan? Makanya itu gue mau ngebut, Le. Sebelum umur 22 gue harus udah lulus biar bisa cepet dapet kerja dan ngejar target gue yang lain." jawabnya.

"Lo mah enak kan ada perusahaan bokap lo, paling lo nanti jadi kaya kak Rendra." ujar Ale. Edgar menggeleng.

"Percaya gak kalo gue bilang mimpi gue bukan jadi engineer?" tanyanya. Ale melotot.

Once Upon A Time in Bandung | nct jungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang