TF || Bagian Sembilan

439 52 6
                                    

Masih SMA, Kelas 3.
⚠tahan amarah

...

𓃬 trapped friendzone 𓃬



Sekarang lagi istirahat kedua. Gue membuka bekal yang dibawain ibu karena nanti gue bakalan pulang sore banget. Selama gue sampai kelas tadi, perasaan gue nggak enak. Kayak bakalan ada sesuatu terjadi.

Tapi sampai sekarang nggak ada apa-apa. Gue juga bersyukur karena Jessy juga nenangin gue kalau nggak ada apa-apa. Gue takut aja pulang sore nanti nggak dapat angkot soalnya udah hampir maghrib kan itu. Kayaknya perasaan gue nggak enak gara-gara itu.

Hari ini nggak ada mata pelajaran fisika, kimia, biologi, atau pun matematika. Bisa dibilang hari merdekanya kelas gue. Makanya Huda nggak begitu banyak ngobrol sama gue. Padahal baru aja kemarin sore kita merasa dekat. Yah, gue nganggepnya gitu.

Dekat dalam artian teman ya. Gue masih waras buat nggak jadi pengambil laki orang!

Lagian Huda kan orangnya gitu, dateng kalau butuh. Emang kurang ajar banget tuh orang.

Suasana kelas gue sepi. Karena banyak yang memilih ke kantin. Di sini cuma ada gue, Viska, sama Febri yang juga lagi asik dengerin lagu pakai headset di belakang.

Gue baru menyuapkan satu sendok ke dalam mulut gue ketika ada beberapa orang datang ke kelas dengan tampangnya nggak enak.

Aduh anjir gue duduk di depan sendiri lagi. Jadi nggak enak makan sendirian. Batin gue sambil berdiri dan mengasingkan ke samping Febri, numpang makan.

"Kok lo pindah?" Tanyanya yang membuat gue mendongak ke arahnya.

Sialan, Liyan sama teman-temannya.

Hahh ada Niken?

Mampus.

Tuhkan perasaan gue bener kalau bakalan ada kejadian yang nggak enak.

Gue nggak bodoh, pasti ini mau ngelabrak gue.

"Jadi ini sifat lo yang asli?" Ujar Liyan sembari mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

Dih, belajar songong nih anak.

Gue nggak peduli dengan tatapan mereka. Yang gue lakuin cuma lanjut ngunyah dan menyuapkan makanan gue lagi dan lagi.

"Lonte juga ya lo. Pinter doang tapi otak nggak dipake. Huda tuh cowoknya Niken tau nggak lo?"

Gue masih lanjut makan dan mengunyah dengan tampang tanpa dosa.

"Rey, mereka kenapa kok marahin lo?" Bisik Febri dan juga ternyata Viska udah ada di belakang gue.

"Gue kemarin pulang sama Huda."

"Ya kan emang? Orang lo berdua yang kelar duluan."

"Oh, nggak tau diri banget ya lo jadi cewek?" Liyan mendekat dan menarik bekal gue yang masih sisa seperempat lagi.

"Udah yan, udah.. Aku nggak apa-apa kok." Niken berusaha menghentikan aksi Liyan yang kayak kakel-kakel kurang belaian, anjir.

"Lo nggak apa-apa, tapi lo nangis semaleman! Lo kalau nggak berani ngelabrak nih lonte, biar gue aja."

"Sembarangan lo ngatain sobat gue lonte, anjing." Viska langsung berdiri dan nggak nerima gue dikatain lonte.

Aduh, Viska lo nggak perlu ngelakuin itu. Biar gue aja.

TRAPPED FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang