TF || BONUS CHAPTER

582 26 4
                                    

suatu cerita klo gada bonchp kek ada yg kurang gt g sie?
So here we go!


...

⚠+21 // mention malam pertama😏

.
.


𓃬 trapped friendzone 𓃬

Pada akhirnya, akhir sebuah jalan cerita gue dengan Jeno selama menempuh pendidikan berakhir menikah. Keputusan kita berdua untuk menikah merupakan ajakan pertama dari Jeno yang mengajak gue untuk ke jenjang lebib serius. Setelah dilamar di hotel salimar, gue dan Jeno semakin menempel bak surat dan perangko.


Tak jarang baik gue ataupun Jeno menjadi topik hangat untuk dibicarakan di kalangan kampus. Mulai dari adik tingkat hingga kakak tingkat. Beberapa ada yang iri, beberapa ada yang mendukung, beberapa ada yang takjub, dan beberapa lagi ada yang terang-terangan tidak suka jika Jeno harus mengencani gue. Siapa lagi jikalau bukan Jeno fansclub yang didirikan oleh anak sasing sendiri.


Namun semua itu sudah gue lewati bersama Jeno. Iya, gue berhasil melewati berbagai badai di hubungan gue dan dia. Dan tibalah ketika kita berdua sama-sama lulus, dan disitulah impian Jeno terwujud.


Ia ingin menikah muda dan segera mendapat momongan di usianya yang masih belia. Gue juga nggak keberatan. Toh, pekerjaan bisa dilakukan setelah nikah dan kata gue, nikah bukan menjadi penghalang untuk terus bekerja.


Tepat kemarin setelah melangsungkan pernikahan, gue segera menempati rumah baru. Jeno benar dengan perkataannya yang ingin berumah tangga dengan gue di tempat kita menempuh pendidikan S1, Malang.


Malam pertama pernikahan, kita berdua sama-sama capek. Sehingga malam sakral yang kata orang-orang, tidak kami lakukan saat itu. Dan Jeno pun mengerti kondisi masing-masing tubuh kita. Capek yang benar-benar capek sehingga mengabaikan malam pertama.

Hingga malam ini, yang merupakan malam kedua setelah pernikahan kita, Jeno sepertinya akan meminta haknya.


"Lama banget sih pake skincarenya?" Komentar Jeno ketika gue nggak kunjung selesai dari meja rias. Gue masih sibuk mengolesi body lotion ke leher gue.


"Sabar. Ini masih pake lotion di leher. Di tangan sama kaki belum." Timpal gue seraya mengusap lembut area leher gue.


Jeno berdecak seraya melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Kemudian merangkak turun dari ranjang. Hal berikutnya ia berjalan menghampiri gue.


"Sebenarnya kamu nggak perlu pake lotion. Toh habis ini bakal keringetan." Sambarnya sembari menjulurkan kepalanya ke arah leher gue yang terekspos total.


"Hmmh..." Tanpa sadar gue melenguh pelan lantaran bibir Jeno mulai mendarat di leher jenjang gue. Mengecup kecil berulang kali dan menggesek-gesekkan hidung mancungnya disana.


"Kelamaan yang." Ucapnya serak dengan pandangan yang sudah dilingkupi oleh gairah yang ia tahan selama ini. Ia segera menggendong gue ala bridal style kemudian langkahnya berjalan ke arah ranjang.


Semenjak di hotel salimar hingga saat ini, Jeno tidak pernah hilang kendali atas dirinya. Ia selalu bisa mengontrol nafsunya agar tidak melakukan hal di luar kendalinya sebelum kita terikat dalam suatu hubungan yang disebut pernikahan.

Dan mungkin malam inilah, Jeno akan mengeluarkan segalanya, menyerang gue hingga esok tanpa mengenal kata lelah, dan menumpahkan segala keinginannya selama ini. Gue yakin, Jeno selama ini sangat keras menahannya karena benar-benar menjaga gue dengan baik. Tak terhitung berapa kali kita hampir melakukan itu, namun lagi-lagi otak kita berdua masih berfungsi dan berakhir Jeno harus menahan semuanya. Sampai hari dimana tiba. Dan hari itulah, malam ini.

"I just wanna fucking you... Aaaaaaalll night. Mungkin sampe besok. Besoknya lagi dan besoknya lagi. Gue nggak masalah nggak kerja selama seminggu, asal i can fucking you harder and more and more aaaaand more."


Gue menyumpal mulutnya yang ada di atas gue, karena posisi Jeno yang sedang menindih tubuh gue, "lo jurusan sasing deh perasaan. Tapi bahasa lo berantakan banget."

Jeno mengecup bibir gue, "yeah, berantakan like my heart right now. Why you so adorable tonight? Gue jadinya pengin gempur lo tanpa ampun."

Bukannya takut, gue malah nantangin dengan melingkarkan tangan gue di sekitar lehernya, "oh ya?"


"Don't forget, sweetheart. I'm a strong man. Bisa lihat sendirikan badan gue? Lo sering lihat gue shirtless loh."


"Terus?" Tanya gue yang semakin menggodanya. Hal itu mengundang senyuman manis yang terbit di wajah Jeno.



"Ya isinya otot semua. Jadi sekarang i wanna fucking you... Kasar, keras, panas, dan kuat. Are you ready, sweetheart?"





Belum sempat gue menjawab, Jeno telah membungkam gue dengan ciuman panas.






𓃬 trapped friendzone 𓃬


"Ahh! Jenh... Jeno... Ahh!" Gue mendesah keras nyaris berteriak ketika Jeno menghentakkan pinggulnya tanpa ampun, memijat keras kedua dada gue secara bergantian, menyesap keras leher gue yang tidak lagi putih.




...

FULL CHAPTER ADA DI BIO. BARANGKALI MAU BACA, PENCET LINK YANG TRAKTEERNYA.
KALAU BINGUNG, DM AJA.
TERIMA KASIH!

𓃬 trapped friendzone 𓃬


.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRAPPED FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang