TF || Bagian Duapuluh Tiga

426 41 14
                                    

Aduh, warn dikit🙏

.
.

𓃬 trapped friendzone 𓃬





Sudah terhitung satu minggu sejak percakapan di telfon saat itu, gue sama Jeno nggak ada tukar kabar hingga detik ini. Gue sedikit sedih dengan kisah cinta gue kali ini. Ya beruntung aja sih gue belum cinta sama Jeno. Jadi ketika dia bilang mau dijodohin, gue biasa aja walaupun hati gue ketar ketir sebenarnya.

Malam ini gue ada private class di daerah Karang. Gue ngeprivate-in anak yang punya bimbel, sejam doang dan udah dapat bayaran gocap. Kalau misal, anaknya minta tambah jam, jadi dua jam misalnya. Otomatis gue dapat bayaran cepek. Bagi gue itu udah banyak banget apalagi gue cuma ngeprivate-in dua jam. Bisa buat hedon dua kali lah kalau kata gue mah. Jajan novel dapat 1.

Gue biasanya berangkat sendiri pakai gojek, alias gue udah terbiasa banget sama aplikasi transportasi online satu ini. Selain nggak merepotkan, kalau kata gue mah nggak ribet. Tinggal pesen, terus ntar drivernya datang, terus yaudah beres.

“Halo… gimana kamu hari ini?” Sapa gue kepada Karina. Anak yang gue tutorin, alias anak yang punya bimbel private ini. Oh iya, temen-temen gue juga banyak yang nge-private-in disini. Ngajar anak SD, matematika, TK, biologi, geografi, dan masih banyak lagi dah pokoknya.

“Lancar kak. Tapi aku sedikit sedih.” Jawab Karina dengan muka lesunya.

"Kenapa kenapa.. Boleh cerita sini sama Kak Reya."

Karina terdiam sejenak, menimbang antara ia harus bercerita kepada gue apa enggak. Gue pun tersenyum ketika melihat rautnya yang nampak ragu-ragu.

"Kalau nggak mau cerita ya nggak apa-apa. Kak Reya nggak maksa kok."

Karina sempat menggeleng sejenak, "aku iri sama kakak aku. Dia hidupnya mulus banget kak. Masa dia dijodohin mama sama cowok ganteng. Aku kan juga mau kak."

"Hei hei, Karina kan masih kelas sepuluh, kok bisa punya pikiran mau juga." Gue berusaha menahan tawa gue yang siap membludak.

"Ya gitu kak. Gemes banget lihat cerita-cerita di twitter. Jadi pengen nikah."

Gue sontak menepuk jidat pelan, lalu menggeleng kepala berulang kali. "Hadeh, saran Kak Reya mah jangan kebanyakan baca gituan deh serius. Nanti bisa gila." Ucapan gue, gue akhiri dengan tawa.

Tak disangka, Karina pun menyetujui ucapan gue. Dan tanpa aba-aba, dia memberikan ponselnya dan menunjukkan foto seseorang.

"Ini kak cowoknya. Cowok yang mau dijodohin sama kakak aku."

Gue hampir tercekat begitu nama Jeno tertera di ponsel gue yang tergeletak beberapa senti dari buku gue.

"Halo?" Suara Jeno terdengar dari sambungan begitu gue langsung mengangkat panggilan darinya.

"Hm."

"Share loc." Titah Jeno yang membuat gue mengerukan alis bingung.

"Buat apa?"

"Buruan ah share loc."

"Nggak mau. Lo nggak jelas, udah semingguan nggak ada kabar terus tiba-tiba minta share loc. Cari tuh gue di kosan kalo ada."

"Cie kangㅡ "


Tut!

Gue jadi badmood sendiri deh...









TRAPPED FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang