TF || Bagian Enam

477 48 1
                                    

Masih SMA, Kelas 3



...

𓃬 trapped friendzone 𓃬


Pagi itu kelas 12 dihebohkan dengan berita Jeno yang jadiaan dengan Pristin. Anak IPA 2. Sebelahan dengan kelasnya. Bertahun-tahun jomblo in private akhirnya jadian juga sama cewek.

Dulu waktu SMP pernah nembak Anna, tapi kayaknya ditolak. Gue nggak tau jelasnya bagaimana, soalnya waktu SMP gue benar-benar nggak ada waktu buat ngurusin begituan. Sekarang tibalah SMA, dimana selama dua tahun ini dia nggak pacaran sama siapapun, ya cuma sering godain cewek aja, gantungin, modusin, tapi nggak sampai dijadiin pacar.

"Rey... Lo udah denger gosipnya?" Napas Jessy ngos-ngosan habis lari.

Gue manggut kemudian ngelanjutin kegiatan gue yang sibuk ngerjain soal.

"Respon lo kok gitu?"

"Ya gue harus gimana?"

"Apa kek cemburu kek, labrak kek."

"Nggak penting, Jessy. Mending lo ngambis sini bareng gue, bentar lagi SNMPTN. Perbaikan nilai cuma di semester 5 ini ya. Ntar rapot lo semester 6 udah nggak kepake loh."

Dengan lesu, Jessy menggeret kursinya dan duduk dengan tidak semangat, "ah elo mah. Nggak asik. Padahal di luar lagi heboh banget. Lo disini malah ngambis."

Gue mengetuk pensil ke arah dahi Jessy, "Justru itu. Motto gue kan ingin berbeda dari yang lain. Disaat mereka ngurusin gosip, gue ngambis. Ntar kalo mereka ngambis, gue gosip."

"Ngelucu lo?"

"Buruan sini, ngerjain soal bareng."

"Males ah, Rey. Kenapa sih lo demen banget sama fisika?"

"Pak Darma ganteng soalnya."

"Kata lo bias lo Pak Mahmud njing? Selingkuh lo?"

"Enak aja. Pak Mahmud tuh tetap number one. Udah jangan males-males gitu dong. Ini ada soal bagus nih tentang efek fotolistrik. Kesukaan lo nih."

Jessy menegakkan badannya, kemudian tangannya meraih buku lalu membenturkan ke kepala gue, "gigi lo kesukaan gue. Mana ada."

Gue nyengir kemudian Jessy bangkit dan keluar dari kelas.

"Mau kemana lagi?"

"Ikut gosip sebelah."

Ck, dasar Jessy. Masih aja.




𓃬 trapped friendzone 𓃬



Jam istirahat telah usai. Usai membereskan buku-buku fisika yang berserakan di meja dan menggantinya dengan buku biologi. Salah satu mata pelajaran yang nggak gue suka.

Sadar akan Jessy yang belum datang, gue menolehkan kepala ke arah pintu. Disana Jessy sedang berdiri dan ngobrol bersama Huda.

Akrab bener tuh anak. Batin gue kemudian membuka buku paket biologi.

"Bu Muntri datang wey." Begitu kalimat itu lolos dari mulut Ardi, semua cowok pada berdiri dan berbaris di belakang pintu. Intinya, mau ngasih sambutan ala-ala.

Gue menggeleng ketika Jessy ikut, dan beberapa cewek, yang suka begajulan juga ikut nimbrung.

Biasa, Bu Muntri emang guru favorit anak kelas gue. Gimana enggak. Tiap ngajar bahasnya gitu.

TRAPPED FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang