TF || Bagian Tigabelas

405 49 6
                                    

Masih SMA, Kelas 3.
toomuch jeno. yg kngen jeno, sok mangga.
anddddd, kapal jeno x reya berlayar????

...




𓃬 trapped friendzone 𓃬






Gue meninggalkan perpustakaan bareng Huda setelah kita cerita banyak hal. Tentang bagaimana orang tuanya yang menuntut dia masuk STAN, PTN bagus, dan juga jurusan yang bagus. Tapi untungnya dia tidak terbebani soal itu. Masalah Niken, gue nggak berani nanya lebih jauh. Jawaban yang gue dapat dari Huda lebih dari cukup. Iya, Niken nggak dapat kuota SNM.

"Mampir kantin nggak?"

"Nggak ah. Langsung kelas aja."

Setelah memakai sepatu, gue berjalan berdampingan dengan Huda menuju kelas. Fyi, perpustakaan sekolah kalau masuk sepatunya dilepas, biar bersih. Dan itulah kenapa gue lebih suka pake sepatu yang nggak ada talinya, alias biar langsung masuk gitu.

Tapi bodohnya gue hari ini, gue pakai sepatu bertali. Yang ngebuat gue nggak memakai sepatu dengan benar, alias belakangnya gue injek.

Huda yang mendengar langkah kaki gue yang aneh, sontak menghentikan langkahnya.

"Lo ngapain?" Gue mengerutkan kening heran ketika Huda jongkok di depan gue dengan pandangannya tertuju ke arah kaki gue.

"Siniin kaki lo."

"Nggak. Lo apa-apaan sih! Berdiri nggak?"

"Ck! Lama."

Kaki gue hendak ditarik oleh Huda, namun terhenti ketika sosok Jeno mengambil alih.

"Minggir. Cewek lo daritadi merhatiin lo asal lo tau." Bisik Jeno ke arah Huda dengan pelan, tapi gue masih bisa dengar.

Huda kemudian berdiri dan natap sekitar. Netra gue menangkapnya tersenyum tipis ke arah belakang gue.

"Lo balik dulu ya, Rey. Gue ke Niken." Gue mengangguk dan dapat gue lihat Huda berjalan ke belakang gue.

Mampus, baru sadar gue di depan kelas IPA 7.

Gue segera mengalihkan pandangan ke bawah, terlihat Jeno memasangkan sepatu gue dengan baik. Tak lupa dengan menyimpulkan tali sepatu gue dengan baik juga.

"Gue bisa sendiri anjir."

"Satunya."

"Lo nggak dengerin gue ya?"

"Nah udah." Serunya kemudian bangkit dari posisi jongkoknya.

"Mau balik kelas?"

Gue menatap Jeno sangsi, kemudian menatap sekitar lagi yang ternyata ditatap oleh beberapa pasang mata.

Dengan cepat gue mengangguk mengiyakan agar segera sampai di kelas.

Begitu sampai di depan kelas gue, Jeno mendekat dan mengusak surai gue pelan.

"Masuk sana." Selepasnya ia segera pergi namun berhasil gue tahan.

"Explain."

"Nggak biasanya lo pake sepatu bertali. Ntar jatuh gimana? Udah bagus gue pasangin, gue taliin."

"Makasih, tapi gue nggak minta."

Seakan tahu apa yang akan terjadi, Jeno meredam emosinya dan menatap mata gue dalam, "gue nggak mau berantem sama lo. Udah ya? Sama-sama. Masuk sana."

TRAPPED FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang