TF || Bagian Sebelas

418 48 3
                                    

Masih SMA, Kelas 3.

...

𓃬 trapped friendzone 𓃬


Tak terasa dua minggu berlalu atas kejadian yang menimpa gueㅡ dilabrak sama Liyan. Akhirnya gue kembali menjalani sekolah gue yang tinggal 1 setengah semester lagi ini dengan tenang. Kabar teman-teman gue juga baik. Satu kelas makin akrab bahkan sering bolos bareng buat skip bimbel. Iya, bimbel udah berjalan dua hari setelah kejadian gue disiram air mineral itu. dan kelas gue yang notabene ambil mata pelajaran ujian nasional pilihan itu banyak yang nggak sama. Contohnya gue, gue ambil fisika, Huda, Febri, Haidar, Ardi, ambil biologi. Viska sama Renaldy ambil kimia. Iya, jadi beda-beda. Bahkan satu kelas gue yang ambil fisika aja cuma gue doang. Yang lainnya melipir biologi sama kimia.

"Cabut nggak nih kita?" Celetuk Ardi yang duduk di samping gue sejenak menghentikan aktivitas ngegamenya.

"Muka lo cabut mulu. Gue kena omel Pak Mahmud bego."

"Lah, lo laporan emang?"

Gue menggeleng cepat, "gue dikasih tau Felci, anak sebelah. Ada yang nyepuin kita ke Pak Mahmud."

"Felci? Sobat lo dari jaman baheula itu?"

"Yaiya, siapa lagi?"

"Gue kira dia nggak demen gosip-gosip. Kok dia bisa tau gitu ye."

Huda menggeser kursinya biar deket ke meja gue, "ya kan Felci punya telinga, Ar. Mau dia nggak mau ngegosip tapi telinganya berfungsi ya, yaudah."

Ardi bergumam kemudian mematikan ponselnya, "lo kenal Felci dari kelas sepuluh kan?"

Gue ngangguk, tapi Huda lebih dulu menjawab, "sekelas sama gue juga, pas kelas sebelas dulu."

"Lo berdua keknya sobat forever deh, Rey. Lo dulu sekelas sama Felci pas kelas sepuluh. Terus kelas sebelas, lo tetanggaan. Dia ipa tujuh, lo ipa delapan. Sekarang lo ipa 5, dia ipa 4."

"Ngaco anjing. Dia ipa 2. Sekelas sama yang ngelabrak gue waktu itu."

Fyi, Satu kelas udah tau penyebab gue kenapa gue pakai baju bebas tempo lalu. Nggak, bukan Huda yang mulutnya ember. Tapi Febri sama Viska ngaduin ke Pak Mahmud yang berakhir dua anak itu di proses di BK. BK awalnya nggak percaya karena cuma cerita belaka. Namun begitu gue diseret ke BK dan dipaksa menunjukkan video itu, gue nurut.

Dan yeah, Liyan dan Pristin kena sanksi. Nggak diskor, cuma ada poinnya gitu di sekolah. Buat Niken sama beberapa anak yang ikut kemarin, gue nggak tau gimana kabarnya. Toh, gue pengin ngelupain aja. Udah lah, biarin. Nggak penting juga menurut gue.

"Gimana jadi cabut nggak ntar? Mumpung Reya nggak ada jadwal fisika nih." Teriak Ardi lagi sembari pandangannya berpendar ke anak-anak kelas.

"GASSSSS."

Gue merasa terharu. Menurut gue setelah kejadian itu, temen-temen gue merasa welcome dan nggak pada canggung lagi. Bahkan kita semua udah kayak keluarga. Gue sayang banget sama kelas gue yang kompaknya bukan main. Love you, guys. 12 IPA 5.




𓃬 trapped friendzone 𓃬




Kita semua berkumpul di rumah Sashi. Sebenarnya rencana cabut ini udah dirancang jauh hari. Itulah sebabnya, dihadapan gue ada berjejer-jejer makanan. Menu utama bakso ceker. Menu ini request-an anak-anak, termasuk gue juga. Karena tiap jamkos, Sashi sering cerita perihal bakso ceker yang super nikmat buatannya.

TRAPPED FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang