Purpose

296 15 1
                                    


"Setelah kita pulang, mari kita rencanakan pernikahan kita. "

APA!!!

Apa ia bercanda? Tidak ini hanya lelucon, bagaimana bisa ia mengatakan hal seperti itu padaku lagi.

"Aku tidak mengerti apa maksud dari lelucon mu itu."

"Kau bilang ini adalah sebuah lelucon? Perhatikan jika aku berbicara, agar kau bisa membedakan mana yang benar, dan mana yang salah." ia mulai serius, tapi aku bisa memahami itu . Kenapa aku tidak berpikir dulu sebelum berbicara. Aku memang bodoh."

"Apa kau masih belum paham dengan perkataan ku? Baiklah biar ku ulangi. Mari kita..." Aku pun langsung memotong pembicaraannya.

"Aku mengerti. Mungkin sudah kesekian kali kau mengatakan hal ini padaku, tapi belum ada keinginan ku untuk menikah, Taehyung-ssi." Taehyung langsung menatapku tajam.

"Dan sudah ku katakan juga, bahwa aku tidak ingin menerima penolak kan, Yeoreum-ssi."

Kenapa ia begitu mengerikan. Aku harus bagaimana? Sikapnya saja sudah membuatku lelah, bagaimana kalau nanti aku menikah dengannya.

"Kau dengar kan?" Bagaimana aku tidak mendengar, ia berbicara tepat di depan wajahku.

"Beri aku waktu untuk berpikir, jangan kau paksa aku secara sepihak Taehyung-sii."

"Sudah kuduga, kau menyukai seseorang kan?" Memangnya kenapa kalau iya, itu kan bukan urusan mu.

"Why? Apa hak mu, untuk mencampuri semua urusanku?"

"Apa kau pantas berkata seperti itu padaku? Apakah aku terlalu jahat pada mu, sehingga kau bersikap seperti ini padaku?" Matanya mulai memerah.

Sebenarnya aku sangat mencintainya, tapi aku takut ia hanya terobsesi saja pada ku. Aku harus melangakah sedikit lagi, agar aku tahu apakah ia benar-benar tulus mencintaiku.

"Jangan salah paham Taehyung-ssi. Apa kau akan menghargai pendapatku, jika aku yang menentukan keputusanku?"

ia terlihat berpikir, ia seperti ingin mengatakan sesuatu. Begitu lama ia berpikir, sampai akhirnya ia mengatakan.

"Aku tidak ingin kehilanganmu."

----

Jimin side

ia bilang akan pulang besok sore, tidak habis pikir ia menghabiskan waktu begitu lama disana, ia bilang hanya satu minggu, apakah ia menikmati liburan kedua kalinya, tanpa ku? Dasar adik yang tidak berperasaan.

Keseharian ku di rumah begitu membosankan, aku sudah membeli tiket kereta untuk pergi berlibur kerumah temanku, kami berencana untuk berkemah di illsan. Tapi sayang sekali, Yeoreum pulang besok sore. Kalau aku tidak menjemputnya , pasti ia akan marah dan mungkin kami tidak akan berbicara untuk beberapa hari.

Ibuku menyuruhku untuk membeli susu ke minimarket. Aku pun segera bergegas untuk pergi.

Diluar sangat panas. Aku sebenarnya malas sekali untuk pergi, aku tidak mungkin menolak permintaan ibuku. Dijalan aku melihat sekumpulan anak-anak remaja sedang menari, musiknya membuatku ingin menari juga.

Perlahan aku pun mulai mendekat, ternyata benar mereka sedang melakukan tarian hip hop. Itu keren sekali. Tiba-tiba mereka menoleh padaku, dan menarik ku bersama mereka. Kenapa tiba-tiba?

Dengan kebingungan aku mencoba mengikuti hentakan dari musik nya, dan tanpa sadar aku mulai menari.

Mereka bersorak dengan keras padaku, membuatku sedikit gugup tapi aku lanjutkan saja. Tak kukira semua orang bertepuk tangan padaku, aku hanya tersenyum dan salah tingkah.

Expensive ConclusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang