kakek Zu

12.1K 1.1K 67
                                    

Hari ini zia akan pergi bersama aby,katanya aby akan mengajak zia ke suatu tempat,di sepanjang jalan zia  terus bertanya kepada aby,namun aby hanya diam dan tersenyum saja membuat zia kesal

Aby mengajak zia ke sebuah rumah,rumah itu seperti rumah kuno dan seperti nya sangat sepi

"Aby kita ngapain kesini" bisik zia

Aby tidak menjawab pertanyaan zia,aby menarik tangan zia masuk kedalam rumah itu

Aby dan zia duduk di sebuah meja makan yang disana,di rumah itu penuh dengan lukisan lukisan dari berbagai negara

Zia yang melihat itu melongo tak percaya,sungguh baru pertama kalinya zia melihat lukisan seindah ini,dan disitu juga ada lukisan langka, walaupun banyak yang ingin membelinya,sang penjual tetap tidak menjualnya

"Wah gila si ini keren banget" zia kagum dengan apa yang di lihat nya

Zia menginginkan sekali bisa melihat lukisan itu,zia hanya bisa menyaksikan lukisan itu si televisi,saat ini zia benar benar melihat nya

"Aby ini sebenarnya rumah siapa si,kok agak kuno gitu,trus juga banyak banget lukisan langka" zia duduk di sebelah aby

Tiba tiba ada seorang kakek tua mendekati mereka dan membawa sebuah nampan berisi minuman

Kakek itu memberikan minuman kepada aby dan zia ,zia terus menatap kakek itu dan mengingat ngingatnya

"Bentar deh kayanya gue pernah liat tapi dimana ya" zia terus menatap kakek itu, membuat kakek itu tertawa

"Kita pernah bertemu nona muda,di sebuah museum lukis" ucap kakek itu membuat zia terkejut, ternyata kakek itu bisa berbahasa Indonesia

"Wah iya iya,kita pernah ketemu,kakek tua yang nyebelin itu kan"

"Tapi kok dia bisa bahasa Indonesia?" Pertanyaan zia tidak di jawab oleh zu maupun aby membuat dirinya jengkel karena pertanyaan tidak di jawab

Zu terus tertawa ketika melihat wajah zia yang kesal,aby pun sama dirinya juga terkekeh kecil

"Silahkan minum teh nya" ucap zu

"Em btw kek ini rumah kakek?" Tanya zia dan di angguki oleh zu

"Kok banyak lukisan langka nya si?"

"Dia seniman" zia terus terkejut membolakan matanya,zia tak menyangka jika akan bertemu dengan seorang seniman

Zu hanya terkekeh

Sepulang mereka dari rumah zu,kini zia akan pulang ke apartemen nya, semenjak berteman dengan aby mereka sangat dekat,bahkan terkadang aby sering mengantar pulang zia,maupun mengajaknya pergi berjalan jalan

----

Sore ini nea akan pergi ke restoran, zio sudah kuliah, makanya dirinya tinggal sendiri, terkadang pergi ke rumah Erick guna melihat ponakannya

Nea sedang menunggu pesanannya,namun tiba tiba ada seorang wanita yang menghampiri nya

"Nea" ucap wanita itu duduk di depannya

Nea pun menatap wanita itu,wajah nya sangat familiar baginya

"Siapa ya?" Tanya nea

"Saya zara ibu zea" zara meneteskan air matanya ketika mengingat ingat tentang zea

"Z-zara?ibunya zoey?" Nea menatap zara dan di angguki oleh zara

Nea menghembuskan nafasnya,nea hendak pergi namun zara mencegahnya

"Saya ingin berbicara kepada kamu" nea yang melihat zara menangis tidak tega meninggalkannya,dan duduk kembali

"Silahkan"

"Saya ingin tahu dimana keberadaan zea"

"Kenapa ingin tahu sekali?"

"Karena saya ibunya zea,saat itu saya amnesia,saya tidak ingat jika saya mempunyai putri,dan zoey itu sebenarnya bukan anak kandung saya" zara terus menangis

Nea terdiam ketika mendengar perkataan zara,sungguh dirinya sangat bingung sekarang,zea memang anak zara,namun nea juga tidak mau kehilangan putri nya untuk kedua kalinya

Nea terus berfikir apakah dirinya harus memberi tahu atau tidak,nea mengerti perasaan zara,mungkin dirinya sangat merindukan zea,nea memang sudah di ceritakan semuanya oleh zea,tentang keluarganya dan kehidupannya setelah ayahnya meninggal

Namun nea tidak boleh egois, walaupun dirinya tidak tega meninggalkan zia(zea),nea harus bisa melepaskan nya,sudah sangat lama jiwa zea membantu dirinya,dan mungkin ini saatnya zea di kembalikan kepada ibunya

"Aku masih belum siap kehilangan zea" batin nea

Nea menghembuskan nafasnya,lalu menceritakan tentang keberadaan zia saat ini,dan zara pun berjanji tidak akan memberi tahu kepada siapapun

Nea meneteskan air matanya ketika menceritakan tentang zia kepada zara,jujur saja rasanya sangat berat namun nea harus melakukannya dengan berat hati.

--

Sepulang dari restoran nea hendak pergi namun mata nea tertuju kepada seorang pemuda yang sedang duduk di pinggir jalan dengan kondisi yang mengenaskan

Nea menghampiri pemuda itu

"Hai,apa kamu lapar?" Tanya nea

Pemuda itu terus diam meringkuk dan mengangguk sebagai jawabannya

Nea mengambil makanan yang di beli nya tadi,niatnya sih mau di kasih ke ponakannya namun melihat kondisi pemuda itu sepertinya sangat membutuhkan

"Dimakan yang banyak ya" nea tersenyum ramah,pemuda itu menegakan badannya dan segera memakannya dengan lahap,nea yang melihat itu pun tersenyum,ia teringat dengan putra kembar nya

"Terim kasih ya bu" pemuda itu menatap nea

Nea pun menatap erat pemuda itu,pemuda itu hendak pergi namun nea dengan sigap mencegahnya dan memeluknya

Perlahan nea menangis,pemuda itu pun sama,dirinya menangis terisak

"Sayang kamu kenapa kaya gini si?" Nea mengusap air matanya

"Mah" pemuda itu terus menangis

"Udah sayang,kamu jangan nangis,kita pulang yuk" pemuda itu menggeleng namun nea tetap memaksanya dan akhirnya pemuda itu pun menuruti nya.






hayo siapa ya pemuda itu?,jangan lupa seperti biasanya buat komen,vote dan follow,karena membaca komentar kalian adalah mood ku huhu,makasii.

Transmigration Zea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang