Bab 18

211 3 0
                                    

Sarah Pov

Sekarang Aku baru saja menginjakkan kakiku lagi ke kantor ini, setelah mengantar Mbak Designer tadi. Aku mengeluh, tidak tahan lagi menahan pipis, segeraku berlari semampuku untuk ke kamar mandi. Untung saja kamar mandi sekarang sedang kosong, jadi Aku tidak perlu mengantri dan semakin menahan lagi.

Saat Aku keluar dari kamar mandi wanita, Aku bersamprokan dengan seseorang dari balik kamar mandi pria. Aku mendudukkan kepalaku melihat siapa yang datang. Pak Bayu! Ya, orang itu adalah Pak Bayu. Pak Bayu tersenyum-senyum melihat ku.

Karena tidak mau kepedean, Aku langsung melanjutkan langkahku yang tertunda. Tanganku dicegah olehnya. Aku langsung membalikkan badan menatapnya.

"Kamu? Pernah bertemu saya?" tanyanya. Aku diam mematung, sepertinya Pak Bayu juga merasakan apa yang Aku rasakan.

Aku ber-hmm panjang sembari mengingat, tapi tidak ingat. Pak Bayu mengangguk-angguk sembari berpikir juga sepertinya.

"Nama kamu siapa?" Aku langsung menjawab pertanyaannya dengan menyebutkan nama lengkapku. Mendengar namaku, dia semakin mengerutkan kening, semakin ingat mungkin.

Pak Bayu menarik nafasnya lumayan dalam, baru saja akan mengucapkan sesuatu, suara yang familiar di telinga ku terdengar memanggil nama Pak Bayu. Kak Marvel terlihat sekarang, dia membawa tumpukan kertas yang disatukan ke dalam map snail hector berwarna merah, sepertinya penting.

"Eh, Sarah. Ngapain di sini?" tanya Kak Marvel padaku. Aku menjawab seadanya tanpa ada rekayasa sedikitpun. Kak Marvel mengangguk-angguk, dan Aku segera berpamitan untuk pergi. Sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu Aku sedikit mendengar dialog antara Kak Marvel dan Pak Bayu yang membuat kakiku tak mampu untuk berjalan lagi.

"Lo abis ngapain sih di sini?" tanya Kak Marvel, menyelediki. Bukan karena Aku 'kan? Aish! Kenapa Aku kepedean sekali? Untuk apa Pak Bayu ke kamar mandi hanya karena ku? Tidak masuk akal!

Pak Bayu berdecak. "Ish! Apaan sih. Gue ke sini lagi ngurusin urusan pribadi, gara-gara toilet yang biasa gue pake airnya gak keluar, tahu gak? Kenapa gitu sih? Kenapa gak dibenerin coba? Udah tahu rusak tapi gak dibenerin. Ulah si Andre pasti, nih." kata Pak Bayu menyimpulkan.

Mendengar penjelasan Pak Bayu, Aku jadi mengerutkan bibir, kecewa? Eh, kecewa karena apa? Karena, Pak Bayu datang ke toilet bukan karena ku? Ish! Mengapa Aku berharap setinggi itu?

"Eh, jangan salahin Andre. Salah gue salah gue! Nanti gue panggil petugas buat benerin keran di kamar mandi itu," ucap Kak Marvel, yang masih kudengar.

Mendengar langkah mereka yang akan keluar, membuat ku gelagapan tak karuan, Aku berlari sekuat mungkin agar menghilang sebelum mereka keluar. Kalau ketahuan menguping, sudah aku pastikan Kak Marvel tidak akan mengizinkan Aku bekerja di sini lagi.

Aku menghembuskan nafas setelah sampai di ruang kerjaku. Banyak orang-orang yang memperhatikan ku, uuuuh jadi malu begini. Aku langsung saja duduk di kursi milikku, teringat lagi dengan Mbak Designer. Siapa yang akan menjawab pertanyaan ku lagi sekarang? Lalu, siapa yang akan membuat baju? Aku tidak tahu, aku pusing sekarang. Boleh 'kan?

Wajah Pak Bayu tiba-tiba muncul di benakku, tampan, tinggi, berwibawa, argh! Mengapa aku memikirkan Pak Bayu? Sepertinya Aku suka dengan Pak Bayu. Hah? Apa? Suka? Tidak-tidak, jangan sampai Aku suka pada Pak Bayu, tidak baik suka pada atasan sendiri. Nanti, Kak Marvel akan marah jika tahu bahwa Aku menyukai atasannya.

Argh! Wajahnya selalu terbayang indah di mataku. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Sial-sial!

"Sarah." Aku menoleh pada seseorang yang memanggil ku. "Sarah, kamu disuruh ke ruangan Pak Bayu, sekarang."

Deg! Apa katanya? Ya ampun, untuk apa Aku dipanggil oleh Pak Bayu? Aduh, hati ini sudah berdebar sebelum bertemu, jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya. Hei, Sarah! Baru dipanggil belum bertemu, tidak usah lebay!

Aku mengangguk, dan segera bangkit dari dudukku, dan langsung berjalan keluar menuju ruangan Pak Bayu, seperti apa yang dikatakan oleh orang itu. Sepanjang jalan banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Mau apa Pak Bayu memanggil ku? Apakah Aku akan ditanyai sesuatu? Ataukah Pak Bayu suka padaku, juga? Aish! Sial, itu tidak mungkin terjadi. Ayolah, tidak usah halu! Tapi, tidak menutup kemungkinan juga jika dia suka padaku, karenakan Aku cantik, Aku tidak kepedean karena memang Aku cantik.

Hati ku kini benar-benar sedang tidak baik sekarang, apalagi sekarang Aku sudah berada di pintu bernamakan BAYU ANDREAN. Kakiku bergetar, jantungku berdetak lebih lebih kencang dari biasanya. Kuketuk atau tidak? Hmm, bingung sekali. Oke baiklah, dia yang memintaku ke sini, jadi Aku tidak perlu gugup, bukan Aku yang berkeperluan jadi Aku akan berbicara jika dibutuhkan saja.

Baru saja akan ku ketuk pintu itu, tangan seseorang menahan ku dari belakang. Pemilik tangan itu, berjalan ke hadapanku dan menarik tanganku sedikit menjauh.

"Mau ngapain?" tanyanya. Aku menjawab apa yang akan aku lakukan di sini pada orang yang tak lain adalah Kak Marvel itu. Aku mengatakan jika Aku disuruh ke sini oleh Pak Bayu, untuk membicarakan apa, Aku tidak tahu, yang aku tahu hanya disuruh ke mari, sudah itu saja. Setelah itu Kak Marvel membiarkan ku masuk.

Aku mengetuk pintu itu, kali ini benar-benar ku ketuk. Sambil mengetuk pintu, tatapan ku masih pada Kak Marvel yang masih berdiri di sana.

"Masuk!"

Mendengar suara itu, Aku berpamitan untuk masuk pada Kak Marvel. Kak Marvel memberi izin, Aku langsung masuk ke dalam, tak lupa ku tutup kembali pintu itu.

Setelah masuk, Aku menghela napas panjang saat melihat Pak Bayu yang terlihat sangat tampan, yang tengah melihat ke layar laptopnya. Aku mendekati laki-laki itu dan berdiri di samping kursi. Aku tidak akan duduk sebelum Pak Bayu yang menyuruhnya.

"Duduk!" katanya dengan sedikit menatap ku, cuma sebentar tidak lama. Aku mengikuti perintahnya untuk duduk.

Aku kesal sekali dianggurin. Untuk apa dia menyuruhku ke sini jika hanya didiamkan seperti ini. Hei, Pak! Aku sudah di sini apakah kamu tidak melihat? Aku mengetuk-ngetuk meja dengan kuku agar dia peka. Dan benar! Dia menatap ku yang saat ini sedang ku alihkan pandangan ke arah lain.

"Sarah." Yap! Dia peka sekali, Aku menatapnya dengan senyuman.

"Bapak ada apa ya manggil saya ke sini?" tanyaku. Sudah bosan tahu di sini, tapi seneng juga sih, bisa berduaan sama Pak Bayu. Ish! Apa yang ada di kepalaku ini. Tidak Sarah, jangan gila seperti ini, ini atasan mu, jangan sampai Aku suka padanya, tapi tatapannya selalu membuat ku lupa diri. Astaga.

Pilihan Omah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang