BAB 44

71 5 0
                                    

Rian dan Clarissa semakin akur, mereka mengobrol dengan bumbu tawaan. Mereka juga sudah saling menukar nomor telepon masing-masing. Clarissa meminta maaf pada Rian karena sempat bersikap dingin dan acuh, Rian mengerti karena memang mereka baru bertemu.

"By the way, tadi aku sempet denger, kalau kamu baru sampe di Jakarta? Emang kamu dari mana?" tanya Clarissa.

"Saya dari Bogor."

"Bogor?"

Rian mengangguk sebagai jawabannya.

"Kok dateng ke Jakarta? Setahu aku Andre kan lagi di Bandung," ucap Clarissa.

"Biasalah, lagi ngurusin urusan Andre, yang belum selesai di sini," jawab Rian.

"Urusan apa?"

Rian tersenyum. "Kamu gak perlu tahu. Ini urusan pribadi."

Clarissa hanya ber-oh panjang, dia tidak bertanya lebih banyak karena Rian sudah berkata jika itu urusan pribadi. Walaupun sebenarnya sangat kepo sekali. Namun, dia harus menjaga attitude dengan cara pura-pura tidak ingin tahu.

Seperkian detik, ponsel milik Rian berbunyi lagi. Kali ini penelpon beda orang, Rian menerima panggilan itu. Entah apa yang dibicarakan oleh Rian dan penelepon tersebut, yang Clarissa dengar hanya jawaban dari Rian saja.

Setelah selesai, Rian menyimpan ponsel miliknya ke dalam saku. "Cla, saya harus pergi," ucap Rian.

Clarissa memberikan ekspresi terkejut yang tidak berlebihan. "Pergi?"

Rian mengangguk. "Iya," jawab Rian.

"Aku ikut ke luar, soalnya mau pulang juga," kata Clarissa.

"Baiklah, mari!" ajak Rian.

Clarissa ikut beranjak dengan dibantu oleh Rian. Keduanya berjalan ke luar hingga sampai di tempat parkiran.

"Kamu bawa kendaraan?" tanya Rian.

Clarissa mengangguk. "Iya, aku bawa mobil kok," jawab Clarissa.

"Oh gitu, tadinya mau diajak bareng," ucap Rian, sedikit menggoda.

Clarissa hanya tersenyum. "Yaudah, aku duluan ya. Supir aku udah nunggu," pamit Clarissa.

"Iya, silakan!"

Clarissa segera pergi dari sana mendekati tempat mobilnya terparkir. Merasa penasaran, Clarissa tidak langsung pulang, dia menunggu sampai Rian yang terlebih dahulu berjalan.

Setelah Rian menjalankan mobilnya, Clarissa menyuruh supir untuk mengikuti Rian, tapi dalam jarak yang cukup jauh agar Rian tidak curiga. Tak jauh dari restauran tadi, mobil yang dikendarai oleh Rian berhenti di sebuah Cafe. Rian tidak memasuki cafe itu, mobilnya hanya diam tidak melaju lagi, itu semakin membuat Clarissa penasaran.

Clarissa membulatkan matanya melihat orang yang baru saja datang menghampiri mobil Rian. Bayu adalah orang yang datang menghampiri mobil milik laki-laki yang berkenalan dengannya di restauran. Rian turun dari mobil dan mendekat pada Bayu. Tidak terdengar mereka membicarakan apa, tidak berapa lama kemudian, Bayu masuk kembali ke area cafe, sedangkan Rian kembali masuk ke dalam mobilnya.

Beberapa menit kemudian, mobil yang Clarissa ingat milik Bayu itu keluar dari area cafe, diikuti oleh mobil Rian. Dengan segera Clarissa menyuruh supir untuk mengikuti Rian dan juga Bayu. Ke mana mereka akan pergi? Clarissa yakin, Bayu mengetahui di mana keberadaan wanita tunangan Andre itu, tapi Bayu menyembunyikan semuanya dari Clarissa. Jika itu semua benar, Clarissa akan benar-benar kecewa pada Bayu.

Di sebuah hotel yang letaknya tak jauh dari perusahaan milik Andre, kedua mobil yang sedari Clarissa ikuti berhenti di sana. Sepertinya Rian akan tinggal di hotel itu, tidak ingin membuat mereka curiga, Clarissa memutuskan untuk pulang dan mencari informasi lain lewat Rian nantinya.

Pilihan Omah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang