Bab 33

89 3 0
                                    

Andre sudah sampai di tempat itu. Tempat di mana ia berjanji dengan Clarissa hari ini. Ia akan menjelaskan semuanya pada gadis itu setelah dia datang, tujuannya hanya satu. Agar Clarissa tidak menghantui Bayu lagi, karena Bayu harus fokus menjaga Sarah.

Tak lama setelah itu, Clarissa datang. Matanya sudah berkaca-kaca saat ia melihat lagi rupa Andre. Pria yang selama ini ia sanjung, pria yang terus memujinya saat mereka bertemu. Tapi, sekarang? Pria itu terlihat biasa saja saat bertemu Clarissa.

Clarisa segera memeluk Andre erat. Dia sudah sangat rindu dengan pelukan ini. Andre langsung melepaskan pelukan itu, ia tidak ingin kembali mengingat Clarissa. Gadis itu mengerutkan bibirnya, ia tidak suka Andre melepaskan pelukannya begitu cepat.

"Duduk, Cla!" suruh Andre, ia sudah merapihkan pakaiannya yang tadi sedikit berantakan karena pelukan spontan dari Clarissa.

Clarissa tidak ingin merusak pertemuannya. Ia segera duduk mengikuti perintah Andre. Andre memesankan makanan untuk Clarissa.

"Aku rindu kamu. Apa kamu gak sedikitpun rindu sama aku?" tanya Clarissa, setelah beberapa detik terjadi kesunyian diantara mereka.

Andre menghela nafas pendek. "Kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi, Cla. Gak pantes nanya pertanyaan itu lagi!" jawab Andre dingin.

Jawaban yang sangat dingin dan tak enak didengar itu mampu menusuk hati Clarissa yang paling dalam. Setelah bertahun-tahun bersama, dia dengan sangat mudah mengatakan 'tidak ada hubungan apa-apa'.

"Apa gak ada lagi sedikit rasa cinta kamu buat aku?" tanya Clarissa, suaranya terdengar serak. "Ke mana sih cinta buat aku, kamu buang? Apa yang udah aku lakuin, sehingga kamu melupakan semuanya dengan sangat cepat!" tanyanya dengan nada bergetar.

Andre memalingkan wajahnya ke lain arah, ia tidak sanggup untuk menatap Clarissa sekarang. Gadis itu tidak salah, tidak sepantasnya dia menangis seolah-olah dia yang melakukan kesalahan.

"Beritahu aku, Ndre. Bicarain semuanya baik-baik, kita selesaikan masalah kita dengan kepala dingin." Clarissa semakin sakit, saat Andre tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Jawab aku! Kesalahan apa yang udah aku buat, Andre! Tolong kasih tahu, biar aku bisa introspeksi diri. Supaya aku bisa membayar semuanya!"

Terdengar isakan-isakan dari Clarissa. "Aku salah? Aku minta maaf, kalau emang kesalahan aku sangat fatal sehingga tidak bisa kamu jelaskan dengan kata-kata. Aku minta maaf dengan sepenuh hati." Clarissa menengkupkan kedua tangannya. "A-aku minta maaf!" ucapnya dengan suara bergetar. Tangisnya sudah pecah.

Andre terlihat frustasi sekarang. Ia memegang tangan Clarissa yang menengkup. "Ini bukan salah kamu, Cla."

"Lalu siapa yang salah? Kamu gak akan bermain asap, jika tidak ada api sebelumnya. Aku 'kan yang salah? Aku minta maaf."

"Nggak, Cla! Ini bukan salah kamu, ini murni kesalahan saya!"

"Kalau ini kesalahan kamu, kenapa aku yang kamu hukum, huh? Kenapa, Ndre! Kenapa?" tanya Clarissa cepat, dengan nada yang sedikit tinggi.

Andre menggeleng, ia tidak tahu harus menjawab apa sekarang. Karena, Clarissa benar, mengapa dia yang harus dihukum atas kesalahan yang Andre lakukan?

"Kamu udah bosan sama aku?"

Andre menggeleng cepat, ia tidak sama sekali berpikir seperti itu.

"Iya? Kamu bosan?" tanya Clarissa sekali lagi.

Andre menggeleng. "Nggak, Cla. Bukan itu!"

"Lalu apa?! Jelasin sama aku. Apa alasan kamu ninggalin aku kayak gini, gak ada kabar, menghindar dari aku. Aku minta alasan yang logis! Jelasin sejelas-jelasnya sama aku. Biar aku paham, dan aku bisa lupain kamu untuk selama-lamanya," pinta Clarissa dengan nada yang kian merendah.

Andre lagi-lagi menghela nafas panjang. Apakah dia harus jujur, atau? Tidak-tidak, berbohong tidak akan menyelesaikan masalah. Andre menatap Clarissa dalam, gadis ini terlalu baik hingga Andre enggan untuk jujur. Saat-saat seperti inilah, ucapan Bayu tentang gadis ini terus berterbangan di benaknya. Clarissa adalah anak baik, dia bisa menerima kenyataan dengan lapang dada. Sepertinya hanya bayangan Andre saja yang terlalu jauh.

"Jelasin, Ndre!"

"Oke saya jelasin. Tapi, saya mohon setelah saya menjelaskan semuanya, tidak ada dendam di hati kamu," kata Andre. Ucapannya langsung dijawab anggukan oleh Clarissa. "Kamu tahu 'kan Omah Rani?"

Clarissa mengangguk cepat, ia tahu betul dengan Omah Rani itu.

"Kamu tahu 'kan seberapa besar peran Omah dalam hidup saya? Apa kamu mengingatnya? Kamu ingat, dulu saya pernah mengatakan, bahwa Omah Rani tidak pernah meminta imbalan apapun atas jasanya?" tanya Andre. 

Clarissa lagi-lagi mengangguk, ia masih ingat betul dengan cerita Andre dulu tentang Omah Rani itu. Lalu apa hubungannya Omah Rani dengan perpisahan mereka? Tidak mungkinkan Omah Rani yang meminta Andre untuk memutuskannya.

"Omah Rani punya satu permintaan untuk saya. Saya harus kabulkan itu, itu yang saya tunggu-tunggu, permintaan dari Omah."

Clarissa semakin tidak enak hati. Apakah Omah Rani yang menyuruh Andre untuk memutuskan hubungannya.

"Permintaan Omah adalah .... "

"Stop!" Clarissa menghentikan ucapan Andre. "Jangan bilang, Omah Rani yang nyuruh kamu buat mutusin aku? Itu pasti gak mungkin, 'kan?!" tanya Cla. Jika, pertanyaannya benar, ia tidak akan percaya.

Andre menggeleng. "Kurang tepat."

Clarissa mengerutkan keningnya bingung. "Maksud, kamu?"

"Omah Rani gak nyuruh saya buat mutusin kamu. Tapi .... "

"Tapi? Tapi, apa?"

Andre menatap Clarissa sendu. Sanggup atau tidak? Andre tidak ingin membuat dua wanita yang tidak saling kenal, harus mengenal karena perseteruan ini.

"Tapi apa sih, Ndre! Lanjutin ucapan kamu, aku mau denger yang sebenarnya terjadi. Aku tahu kamu laki-laki yang sangat baik, kamu gak mungkin nyakitin perasaan aku kayak gini tanpa alasan. Ayo, cerita!" titah Clarissa.

"Tapi, kamu harus janji. Janji jika saya jelasin semuanya, kamu gak akan dendam atau benci sama siapapun. Karena di sini saya yang salah, kalau kamu benci, benci saya," kata Andre. Andre benar-benar takut jika Clarissa akan membenci dan dendam pada Sarah untuk masalah ini.

"Kamu tahu siapa aku, tiga tahun bukan waktu yang singkat. Aku yakin kamu tahu sikap aku," jawab Cla.

"Iya saya tahu, saya hanya ingin memastikannya saja."

"Memastikan apa?"

"Memastikan bahwa kamu, tidak akan membenci siapapun setelah saya menjelaskan semuanya," jawab Andre.

"Aku bukan wanita pembenci dan pendendam, Ndre. Memangnya hal apa yang harus membuat aku membenci seseorang. Kenapa kamu bersikap kayak gini? Kamu gak buat kesalahan yang besar 'kan? Iya, kan Ndre?"

"Ini kesalahan besar, Cla. Sangat besar, harusnya memang kamu tidak memaafkan saya atas tindakan ini."

Clarissa menggeleng tidak percaya. Apa maksudnya, Clarissa tidak ingin mendengar jika Andre sudah selingkuh di belakangnya. Jika itu terjadi, Clarissa tidak akan memaafkannya.

Clarissa memegang tangan Andre lemas. "Jawab, kamu gak selingkuh 'kan di belakang aku? Aku mohon jangan jawab iya, please." Dengan suara yang bergetar, Clarissa meminta.

Andre menggeleng. Clarissa sangat lega saat Andre menggelengkan kepalanya.

"Jadi, apa masalah besar itu?"

"Saya tidak pernah selingkuh dari kamu. Tapi ...."

Pilihan Omah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang