02

22.3K 2.3K 189
                                    

Semoga suka!!

Dan

Selamat membaca!!!









Sarapan pagi di rumah Jaemin terasa sedikit berbeda hari ini, sang ibu Na Minhee lebih banyak diam, membuat Jaemin heran. Sang ibu tak biasanya seperti ini, pasti ada masalah.

"Eomma, ada apa? apa ada masalah?" tanya Jaemin. 

"Siapa yang mengantar mu semalam Jaemin-ah?" bukannya menjawab, sang ibu malah balik bertanya kepada nya.

"Itu paman Yuta, dan aunty Winwin, anak mereka itu salah satu sahabat ku eomma, dan mereka itu sahabat dari orang tua Jeno, sahabat ku." jawab Jaemin.

"Lalu bagaimana bisa kau pulang bersama mereka?" tanya Minhee.

"Mereka juga akan pulang, dan mereka mengantarkan ku" jawab Jaemin. "Memangnya ada apa Eomma?" tanya Jaemin.

"Ah tidak, tidak ada, cepat habiskan sarapan mu dan berangkat!" kata Minhee.

Jaemin mengangguk, walaupun ia masih sedikit penasaran, bukan tanpa alasan. Ibunya jadi bersikap aneh ketika melihat dirinya di antar pulang oleh Yuta dan Winwin, terlihat takut dan gelisah?.

***


Bel istirahat berbunyi satu menit yang lalu, tapi Jaemin enggan keluar dari kelasnya, mengabaikan teman teman nya yang mengajak dirinya ke kantin.

"Apa yang eomma sembunyikan dariku? kenapa eomma terlihat gelisah?" batin Jaemin menatap lurus ke depan.

Tuk

Sebuah minuman dingin rasa jeruk ada di hadapannya, melihat pelaku yang memberikannya membuat Jaemin mendengus.

"Kau tak perlu repot-repot Jen" kata Jaemin.

Jeno masih tersenyum lalu duduk di samping Jaemin, tempat duduknya sendiri.

"Kau tidak bilang terimakasih?"

"Terima kasih" ucap Jaemin cuek.

"Kau manis Na" ucap Jeno.

Jaemin menghela nafas, ia mengambil minuman jeruk itu dan meminumnya. Ia menggenggam erat botol minuman itu lalu menatap Jeno.

"Jeno kau itu—"

"Aku mencintaimu" potong Jeno cepat dengan raut wajah serius.

Seseorang yang baru akan masuk kelas mengurungkan niatnya. Renjun, hatinya sakit mendengar Jeno dengan tegas berkata bahwa ia mencintai Jaemin.

"Kau—"

"Aku.hanya.mencintaimu.Na Jaemin" lagi, ucapan Jaemin di potong oleh Jeno.

"Aku tahu kau juga mencintai ku, kau tidak bisa berbohong" kata Jeno.

"Tidak, aku hanya menyayangi mu, dalam konteks sahabat tidak lebih" ucap Jaemin.

Bohong.

Hati Jaemin sebenarnya sangat sakit mengatakan itu, ia sangat sangat mencintai Jeno, mencintai pemuda bermata sipit ini. Tapi takdir tak membuat mereka bersatu, karena Jeno adalah King Alpha yang mate nya di tentukan oleh takdir yaitu Queen Omega, Renjun.

"Jen, aku itu Beta, Beta, seorang Beta laki-laki, dan kau adalah Alpha Dominan, King Alpha, kau sudah memiliki takdir mu sendiri yaitu Renjun sang Queen Omega" tegas Jaemin dengan sorot mata kesedihan.

"Aku tidak mencintai nya, aku mencintaimu, persetan dengan takdir, aku mau dirimu bukan Renjun atau yang lain" Jeno memegang kedua bahu Jaemin.

Membuat keduanya berhadapan dan saling menatap.

King and Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang