16 - SEBUAH PERTANYAAN

5.6K 197 0
                                    

SUDAH SIAP KIRIM KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF?

SIAP KETEMU AKSARA SAMA NAYA?

KLIK VOTE DULU YUK SEBELUM BACA

OKE SELAMAT MEMBACA!

...

16. SEBUAH PERTANYAAN

"Alva lo kenapa?!" panik Naya saat Ben dan Jovan membopong Alvaska yang keadaan nya terlihat sangat buruk.

Untungnya saat Alvaska pulang, Naya sudah di rumah. Gadis itu juga baru pulang di antar Aksara beberapa menit yang lalu.

Alvaska di bawa ke kamar nya, cowok itu terlihat sangat memprihatinkan. Darah segar dari luka yang ada di kepala cowok itu pun menetes di lantai, wajah nya penuh lebam sampai membuat yang lain ngilu melihat keadaan nya.

"Ben, abang gue kenapa?" tanya Naya dengan air mata yang luruh. Gadis itu merasa bersalah karna marah pada Alvaska tadi pagi.

"Tenang, Nay. Kita bakal cari pelaku nya," ujar Ben.

"Alva bangun, gue nggak marah lagi deh janji," ujar Naya menggenggam tangan Alvaska.

Alvaska membuka mata nya perlahan, dia tidak pingsan. Dia hanya menutup mata, karna menahan nyeri di sekujur tubuh. Anggota yang lain sudah menyaran kan untuk membawa nya ke rumah sakit, namun cowok itu menolak.

Alvaska tersenyum tipis, lalu mengusap surai kecoklatan milik adik nya. "Beneran udah nggak marah?"

"Bang gue takut," ujar Naya terisak.

Gadis itu khawatir. Dia sangat khawatir jika kakak nya pulang dengan keadaan seperti ini. Alvaska memang sering pulang dengan lebam di wajah nya. Namun kali ini sangat parah, Alvaska tidak pernah seperti ini sebelum nya.

Alvaska terkekeh pelan, "Jangan nangis. Tolong ambilin minum, bisa?" kata Alvaska pelan lalu langsung di laksanakan oleh Naya.

Alvaska bangkit dari tidur nya, setelah Naya menutup pintu. Sedari tadi inti Belvaro sudah menahan amarah nya. Mereka tidak akan segan-segan menghabisi siapapun yang berani mengancam ketuanya.

"Siapa Al?" tanya Ronald. Dia benar-benar geram melihat keadaan Alvaska saat ini.

Alvaska menggeleng pelan, "Gue nggak tahu. Identitas nya nggak terlihat, tapi mereka ngasih ini ke gue," cowok itu mengeluarkan surat yang berisi ancaman tadi.

Surat itu membuat pasukan inti semakin marah. Tidak boleh ada yang menyentuh ratu nya Belvaro atau mereka akan habis. Berani sekali mereka bermain-main dengan Naya. Sepertinya, mereka tidak tahu ada berapa ratus orang yang melindungi gadis itu.

"Bangsat!" umpat Arba.

"Perketat pengawasan buat Naya, Al. Jangan sampe dia keluar sendiri," ujar Daniel lalu mendapat anggukan setuju dari semuanya.

"Gue bakal cari mereka," sahut Jovan.

"Nggak mungkin Ravlos kan?" pertanyaan Jovan sontak membuat semua orang menatap nya. Ravlos memang musuh mereka, tapi Aksara tidak mungkin sepengecut itu.

"Aksara hari ini jalan sama Naya," ujar Alvaska. Mereka tidak akan kaget dengan penuturan Alvaska. Mereka tahu Naya dan Aksara memang dekat.

"Lo percaya sama dia?"

"Gue yakin bukan Ravlos,"

Tak lama, pintu kamar Alvaska terbuka menampilkan sosok Naya dengan segelas air putih dan Rania dengan wajah panik nya. Kedatangan kedua perempuan itu membuat pasukan inti menghentikkan obrolan nya.

AKSARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang