48 - BABAT TUNTAS

4.4K 170 8
                                    

Selamat hari kemerdekaan!

48. BABAT TUNTAS

Alvaska melihat Aksara yang masih menghajar Elang. Namun, tiba-tiba sebuah belati berhasil menusuk tangan kiri nya. Ini bukan sekedar goresan, tapi tusukan. Alvaska yang terkejut, refleks menahan tangan lawan nya agar tidak menekan belati itu semakin dalam.

"Bangsat!" pekik Alvaska lalu menendang kaki lawan nya. Hal itu membuat lawan tersungkur.

Tak ingin membuang waktu, Alvaska menarik belati itu dari tangan kiri nya. Sontak membuat darah mengalir cukup banyak. Alvaska membuang belati itu asal, amarah nya memuncak. Ia menarik kerah jaket orang yang menancapkan belati itu.

"So banget mau nusuk gue, di tendang aja jatoh!" ujar cowok itu. Meski rasa sakit menjalar di tangan kiri nya, dia masih kuat untuk menghabisi beberapa orang lagi.

Alvaska meninju rahang lawan nya tanpa ampun. Berkali-kali dia menendang dan memukul dengan tangan kosong. Tak butuh waktu lama, lawan berhasil di tumbangkan.

"Badan doang sangar, mental nya yupi. Gak bisa apa-apa tanpa senjata," cetus Alvaska lalu pergi meninggalkan lawan itu.

Tidak dapat di pungkiri, tangan kiri nya berdenyut nyeri. Darah yang tidak henti keluar, berhasil membuat kepala nya pening.

"Al lo gak papa?" Bara mendatangi Alvaska, dia melihat bagaimana ketua Belvaro itu di tusuk.

"Santai," jawab Alvaska meski wajah nya tidak santai, semua orang bisa melihat Alvaska memang kesakitan.

"Lawan berhasil tumbang, Al," lapor Ronald.

Benar saja, semua anggota Arvalos saat ini sudah terkapar di jalan. Mereka merintih kesakitan.

"Anggota yang luka gimana?" tanya Alvaska.

"Udah masuk mobil," ujar Ronald.

Tak lama, Aksara juga sudah selesai dengan aksi nya. Cowok itu berhasil menumbangkan Elang dan beberapa pasukan nya.

"Udah ah, capek gue," ujar Aksara dengan napas tersengal.

"Mantap, Sa!"

"Balik kanan?" tanya Alvaska.

"Lo luka, Al," seru Devano yang baru datang. Hal itu membuat semua orang menatap Alvaska.

Alvaska memang memakai jaket kebesaran Belvaro, warna nya hitam. Hal itu membuat darah nya tidak terlalu terlihat.

"Dikit doang,"

"Mana gue lihat," Aksara memeriksa lengan Alvaska. Cowok itu membuka slayer hitam yang sedari tadi dia pakai, lalu mengikatkan nya di lengan Alvaska.

"Kita beresin anggota yang luka," intruksi Aksara setelah selesai memberikan pertolongan pertama untuk luka Alvaska.

"SEMUA BALIK KANAN!"

Semua anggota yang masih kuat, membawa motor nya masing-masing. Lalu yang tumbang, di arahkan ke mobil Daniel dan Bara.

Aksara dan Alvaska sudah bertengger di atas motornya, begitupun dengan para anggota.

"ARVALOS BUBAR!" pekik Aksara yang langsung di balas sorakan oleh pasukan nya.

Elang dan beberapa anggota nya yang masih sadar, bisa mendengar itu. Dia mengepalkan tangan nya kuat.

"Lo yakin bisa bawa motor?" tanya Aksara pada Alvaska.

"Lo ngeremehin gue?"

Aksara terkekeh pelan, cowok itu menepuk pundak Alvaska pelan. "Thanks, bang,"

AKSARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang