46 - ARVALOS DAN API

4.3K 164 7
                                    

46. ARVALOS DAN API

"Sa! Basecamp kebakaran!" seru Bara. Hal itu sontak membuat semua orang yang ada di kelas membelalakan mata nya.

Inti Ravlos pun dengan tergesa-geda dan bergerombol, pergi menuju basecamp mereka, tidak peduli dengan bel masuk yang sudah berbunyi. Pikiran mereka saat ini hanya pada Bu Sari dan warung nya.

Sampai di basecamp, di sana sudah ramai dengan anggota yang sedang memadamkan api. Kebakaran tidak cukup parah, api hanya menyebar di warung bagian depan. Namun berhasil melahap bangku dan meja yang ada di luar.

"Ger! Kenapa bisa gini?!" tanya Aksara pada Gery yang sibuk menyiram kan air ke arah warung.

"Gue gak tahu, Sa,"

"Bu Sari mana?"

"Udah pulang, Sa. Di anter Lintang, gue suruh dia pulang," jelas Gery.

Aksara mengedarkan pandangan nya, cowok itu mengepalkan tangan nya kuat saat melihat botol minyak tanah ada di dekat basecamp. Aksara yakin, ada yang sengaja membakar basecamp nya.

"Gimana, Sa?" tanya Bima.

"Padamin dulu, malam ini kerahin semua anggota buat rapat,"

...

Sudah empat hari, Naya masih belum di perbolehkan untuk pulang. Meski Aksara tiap hari datang, tetap saja ia selalu merasa bosan. Bagaimana tidak? Kerjaan nya hanya makan, rebahan, dan ke kamar mandi saja. Naya merindukan hari-hari nya di sekolah.

"Sa, bosen bangettt," adu Naya pada Aksara yang saat ini duduk di samping nya.

"Lo mau apa?"

Naya menghela napas pelan, "kapan sih aku pulang nya? Padahal kan udah sehat,"

Aksara terdiam, cowok itu tahu keadaan Naya yang mungkin tidak bisa pulang sebelum dapat donor. Sampai saat ini, Lina mengerahkan seluruh kemampuan nya untuk mencari donor jantung. Sayang nya, masih belum mendapatkan apapun.

"Iya sabar ya,"

Mendengar respon Aksara, gadis itu hanya mengerucutkan bibir nya.

"Gue keluar dulu ya?" pamit Aksara.

Naya berdecak, "cewek nya lagi bosen malah di tinggal,"

Aksara hanya tersenyum, lalu melangkah keluar. Itu membuat Naya semakin kesal. Kenapa pacar nya sangat tidak peka?!

"Kok ngeselin sih?!" monolog nya.

Tak butuh waktu lama, Aksara kembali dengan sebuah kursi roda. "Mau jalan-jalan gak?" ajak nya.

Senyum Naya mengembang, lalu mengangguk dengan cepat. Akhirnya, setelah empat hari ia tidak menghirup udara luar.

Naya bergerak untuk turun dari brankar, namun dengan sigap Aksara menggendong tubuh nya. Meski Naya bisa jalan sendiri, ia mau memberikan yang terbaik untuk gadis itu.

Setelah sekiranya Naya sudah nyaman duduk di atas kursi roda, Aksara mendorong nya keluar. Menuju taman.

Saat ini keduanya sudah ada di taman. Laki-laki itu memberhentikan kursi roda nya di depankolam ikan. Dia berjongkok di hadapan Naya. "Seneng gak?"

"Senang bangettt,"

Aksara tersenyum seraya menatap lekat manik mata indah gadis nya. Wajah yang pucat, sama sekali tidak menghilangkan kecantikan alami yang ia miliki. Aura positif pun masih terpancar. Menurut Aksara, tidak ada perempuan yang lebih sempurna dari kekasih nya.

"Sa, aku denger Ravlos lagi ada problem?" pertanyaan itu membuat senyum Aksara pudar.

"Gak ada, lo tahu dari mana?"

AKSARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang