27 - CINTA DAN BENCI

5.2K 166 13
                                    

HAI SELAMAT DATANGGG!!


SELEMAT MEMBACA~


27. CINTA DAN BENCI

Alvaska meninju rahang Aksara membuat cowok itu tersungkur. Dengan kilatan amarah di mata nya, Alvaska menarik kerah seragam Aksara membuat cowok itu berdiri lagi. Aksara tidak melawan, dia hanya diam. Aksara tahu, diri nya memang pantas mendapat kan ini.

"Berhenti, Sa" ujar Alvaska.

"Dia yang nggak mau berhenti!" balas Aksara.

"Gue bakal buat dia berhenti," ucap Alvaska.

"Nggak!" sahut Aksara. "Lo nggak berhak," cowok itu menatap Alvaska tajam. Entah mengapa, Aksara tidak benar-benar ingin kehilangan Naya.

"Lo egois bego!"

"Tolong jangan buat dia menyerah atas gue,"

Alvaska melepaskan cengkraman nya kasar, "tapi lo sendiri yang akan buat dia nyerah atas lo!"

"Gue cinta sama dia!" cowok itu mengacak rambut nya frustasi. "Tapi gue gak bisa nerima dia," sambung nya pelan.

Aksara sendiri tidak bisa mengetahui apa mau hati nya. Dia bimbang. Saat ini, cowok sedang mencintai dan membenci dalam satu waktu. Dia memang pengecut.

Lagi-lagi Alvaska memberikan bogeman tepat di wajah tampan Aksara. "Kalo lo nggak bisa bahagiain dia, seenggak nya jangan nyakitin. Gue bakal ngomong sama Naya buat ninggalin lo."

Aksara menyeka sudut bibir nya yang berdarah. "Oke! Gue bakal buat dia bahagia. Gue bakal balik sama dia, gue janji. Tapi, tolong kasih gue waktu,"

"Gue pegang janji lo, kalo sekali lagi gue denger dia nangis karna lo. Gue bakal buat Naya pergi selama nya dari hidup lo," peringat Alvaska lalu pergi dari sana.

Alvaska percaya dengan Aksara. Itu sebab nya dia memutuskan untuk memberi satu kesempatan lagi pada adik nya itu. Alvaska tahu, Aksara memang mencintai Naya dengan tulus. Hanya saja, cowok itu sedang bertarung dengan keadaan dan dirinya sendiri.

Sedangkan Aksara, cowok itu menghela napas kasar. Aksara meninju tembok yang ada di sana. Dia terlihat frustasi. Aksara merogoh saku nya, mengambil sebatang rokok lalu menaruh nya di mulut.

Saat hendak menghidupkan rokok itu, seseorang mencekal tangan nya. Naya. Gadis itu meraih rokok yang Aksara jepit di antara mulut nya.

Aksara menatap Naya datar, "ngapain lo kesini?"

Naya tersenyum tipis, "aku kira kamu bakal ribut sama Alva,"

"Gara-gara lo juga kan?"

Bukan nya sakit hati, Naya malah terkekeh pelan mendengar penuturan Aksara. 

AKSARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang